Kenaikan Harga Beras Bisa Dorong Laju Inflasi

13 Januari 2018 10:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja di gudang beras Bulog. (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja di gudang beras Bulog. (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kenaikan harga beras secara terus-menerus dikhawatirkan dapat memicu laju inflasi. Apalagi beras merupakan komponen utama penyebab inflasi.
ADVERTISEMENT
Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Adriyanto mengatakan, jika pasokan beras tak mencukupi kebutuhan hingga Februari nanti, maka berpotensi mendorong inflasi.
Meski demikian, pemerintah berharap laju inflasi masih tetap terkendali selama tahun ini, yakni 2,5% hingga 4,5% year on year (yoy).
Apalagi pada Maret nanti merupakan waktu panen, sehingga diharapkan pasokan beras melimpah di seluruh wilayah.
"Beras memang punya potensi mendorong inflasi kalau tidak dapat mencukupi kebutuhan Januari-Februari. Tapi Maret kami harapkan sudah ada panen," ujar Adriyanto kepada kumparan (kumparan.com), Sabtu (13/1).
Selain itu, operasi pasar yang dilakukan Bulog juga diharapkan dapat menekan inflasi. Khususnya untuk menjaga harga beras medium di pasar.
ADVERTISEMENT
"Kami harapkan operasi Bulog dapat membantu menjaga harga beras medium khususnya," jelasnya.
Untuk diketahui, pemerintah akhirnya membuka keran impor beras khusus sebanyak 500 ribu ton pada akhir Januari 2018. Hal ini dilakukan untuk mengatasi kelangkaan pasokan beras yang berdampak pada naiknya harga jual beras di tingkat pengecer.
Kepastian kebijakan impor beras di tahun ini juga telah dikuatkan melalui payung hukum Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 1 tahun 2018 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor Beras.