Bertemu Putin, Abbas Sampaikan Kekecewaannya pada AS

14 Februari 2018 0:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Vladimir Putin Bertemu Mahmoud Abbas. (Foto: REUTERS/Maxim Shipenkov)
zoom-in-whitePerbesar
Vladimir Putin Bertemu Mahmoud Abbas. (Foto: REUTERS/Maxim Shipenkov)
ADVERTISEMENT
Presiden Palestina Mahmoud Abbas bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin (12/2) kemarin. Pertemuan itu membahas tentang konflik Palestina dengan Amerika Serikat yang tidak kunjung usai.
ADVERTISEMENT
Melalui pertemuan di Kremlin, Abbas mengatakan pada Putin bahwa ia tak lagi dapat menerima peran AS sebagai mediator antara Palestina dengan Israel.
"Kami menyatakan bahwa sejak sekarang kami menolak bekerja sama dalam bentuk apapun dengan AS, karena kami menentang sikap-sikapnya," tandas Abbas kepada Putin, dilansir Reuters, Selasa (13/2).
Abbas menyebutkan sejumlah kekecewaan Palestina yang disebabkan oleh sikap AS. Di antaranya yakni, Presiden AS Donald Trump menjanjikan adanya kesepakatan yang dapat menyelesaikan konfrontasi Arab Saudi-Israel.
"Selama ini kami menunggu solusi itu. Tapi kami malah merasa tertekan ketika pemerintah AS memutuskan untuk menutup misi Organisasi Pembebasan Palestina di Washington beberapa bulan lalu," tuturnya.
Kekecewaan Abbas bertambah ketika Trump mengumumkan pemindahan Kedubes AS ke Yerusalem, sekaligus mengakuinya sebagai ibu kota Israel. Abbas mengaku ia merasa 'tertampar' mendengar kabar tersebut.
Vladimir Putin Bertemu Mahmoud Abbas (Foto: REUTERS/Maxim Shipenkov)
zoom-in-whitePerbesar
Vladimir Putin Bertemu Mahmoud Abbas (Foto: REUTERS/Maxim Shipenkov)
Vladimir Putin Bertemu Mahmoud Abbas. (Foto: REUTERS/Maxim Shipenkov)
zoom-in-whitePerbesar
Vladimir Putin Bertemu Mahmoud Abbas. (Foto: REUTERS/Maxim Shipenkov)
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Presiden Palestina sejak 2008 itu menyampaikan keinginannya terkait mekanisme mediasi baru untuk menggantikan Kuartet Timur Tengah --perkumpulan antarbangsa yang terlibat dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina.
"Misalnya, 'kuartet' ditambah beberapa negara lain, seperti yang digunakan untuk mencapai kesepakatan mengenai Iran," imbuhnya.
Dalam pertemuan tersebut, Abbas juga menyampaikan ucapan bela sungkawa terkait insiden jatuhnya pesawat Saratov Airlines yang menewaskan 71 orang.