news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Gus Yahya Diundang Jadi Pembicara Israel, PBNU Angkat Bicara

9 Juni 2018 17:38 WIB
Katib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf (Foto: Facebook/Yahya Cholil Staquf)
zoom-in-whitePerbesar
Katib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf (Foto: Facebook/Yahya Cholil Staquf)
ADVERTISEMENT
Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf, atau yang biasa disapa Gus Yahya, dikabarkan mendapat undangan dari Israel. Dalam surat undangan yang tengah viral di media sosial, disebutkan bahwa Gus Yahya diundang sebagai pembicara oleh Israel Council on Foreign Relations.
ADVERTISEMENT
Dalam surat undangan itu, tertulis bahwa Gus Yahya yang saat ini menjabat sebagai Anggota Dewan Perimbangan Presiden (Wantimpres) diundang dalam kapasitasnya sebagai perwakilan ulama dari PBNU. Dia diharapkan menjadi pembicara pada 13 Juni mendatang. Adapun tema yang diangkat adalah soal upaya penyelesaian konflik global. Materi yang dibawakan berjudul 'Shitfing the Geopolitical Calculus: From Conflict to Cooperation'.
Ketua Pengurus Besar Nadlatul Ulama (PBNU) Bidang Hukum Robikin Emhas tak menampik adanya undangan tersebut. Meski demikian, dia menegaskan bahwa undangan tersebut ditujukan ke Gus Yahya secara pribadi.
"Kehadiran Gus Yahya Staquf adalah selaku pribadi, bukan dalam kapasitas sebagai Katib Aam PBNU, apalagi mewakili PBNU," ujar Robikin seperti dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Sabtu (9/6).
ADVERTISEMENT
Selain itu, Robikin juga meminta masyarakat agar tak salah paham dengan undangan tersebut. Dirinya meyakini bahwa apa yang akan dibawa Gus Yahya pada 13 Juni itu merupakan merupakan upaya dari penyelesaian konflik Palestina-Israel.
"Saya yakin kehadiran Gus Yahya tersebut untuk memberi dukungan dan menegaskan kepada dunia, khususnya Israel bahwa Palestina adalah negara merdeka. Bukan sebaliknya," tegas Robikin.
Masjid Al Aqsa, Yerusalem (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Masjid Al Aqsa, Yerusalem (Foto: Wikimedia Commons)
Robikin juga menjelaskan, selama ini PBNU tak memiliki kerjasama apapun dengan Israel. Namun itu bukan berarti PBNU menutup ruang diskusi bagi upaya penyelesaian konflik. Terlebih, kata dia, setiap insan yang mencintai perdamaian pasti akan mendambakan penyesesaian menyeluruh dan tuntas atas konflik Israel-Palestina.
"Boleh jadi Gus Yahya Staquf memenuhi undangan dimaksud untuk menawarkan gagasan yang memberi harapan bagi terwujudkan perdamaian di Palestina dan dunia pada umumnya," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Surat undangan itu sendiri datang di tengah memanasnya hubungan pariwisata antara Israel dan Indonesia. Seperti diketahui, Israel rencananya akan melarang WNI untuk datang ke negaranya per 26 Juni mendatang. Alasannya, Israel tak terima dengan larangan pemberian visa yang dilakukan pemerintah Indonesia baru-baru ini.
Hingga saat ini, Indonesia tak memiliki hubungan diplomatik apapun dengan Israel. Sebagai negara yang mendukung kemerdekaan Palestina, Indonesia konsisten untuk mengutuk segala tindakan Israel terhadap rakyat Palestina.