Matinya Internet Selama Nyepi Tak Ganggu Pemantauan Gunung Agung

13 Maret 2018 21:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung Agung Meletus (Foto: Dok. BNPB)
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Agung Meletus (Foto: Dok. BNPB)
ADVERTISEMENT
Selama berlangsungnya prosesi Nyepi di Bali pada tahun ini, layanan internet selular akan dimatikan. Namun, kebijakan memutuskan akses internet di Bali tidak akan mengganggu pemantauan aktivitas Gunung Agung.
ADVERTISEMENT
Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Pos Pantau Rendang, Karangasem, Bali, menyatakan tetap bisa melakukan proses pemantauan Gunung Agung selama Nyepi pada 17 Maret 2018 mendatang. Pasalnya, PVMBG punya satelit sendiri untuk transmisi data.
"Untuk sistem kami itu ada satelit sendiri, transmisi data ada satelit jadi tidak ada pengaruh. Mungkin terpengaruh jika mengirimkan laporan yang butuh internet, juga berkomunikasi via WA (Whatsapp) yang mungkin tidak bisa kalau memang paket data dimatikan. Tapi kalau di posnya sendiri kami tetap bisa lakukan pemantauan," ujar Kepala Bidang Mitigasi PVMBG Pos Pengamatan Rendang, Gede Suantika, saat dihubungi kumparan (kumparan.com), Selasa (13/3).
Gede Suantika menyampaikan untuk pemantauan Gunung Agung tetap berjalan selama 24 jam, meski ada prosesi Nyepi. Apalagi setelah letusan beberapa waktu yang lalu, yang diindikasikan ada pengaruh dari gempa tektonik yang sempat terjadi dari daerah sekitar Gunung Agung, seperti gempa di Karangasem dan daerah lain di dekat Bali.
ADVERTISEMENT
"Kami selalu online 24 jam. Gunung setelah meletus kemarin ini, letusan kecil dengan asap setinggi 800 meter, tapi sekarang sudah membaik dan masih dalam status siaga. Kami curiga aktivitas ini terkait gempa tektonik di beberapa daerah lain, karena keadaan kawah kan belum stabil," ujarnya.
Sedangkan Kepala Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik (Diskominfos) Provinsi Bali I Nyoman Sujaya menyebutkan, lembaga-lembaga strategis seperti BPBDdan badan mitigasi kebencanaan lainnya tidak perlu mengkhawatirkan bagaimana operasional terkait penonaktifan internet saat Nyepi. Kebijakan memutus akses internet hanya untuk paket internet smartphone. Sementara untuk jaringan internet fiber optic masih bisa digunakan.
"Ini kan memang kesepakatan FKUB bersama lembaga lain termasuk Gubernur dan Polda Bali. Yang berkaitan dengan internet jaringan fiber optic akan tetap menyala. Khususnya untuk di lembaga strategis dan sifatnya emergency seperti kebencanaan dan yang lainnya, internet fiber optic tetap bisa diakses," jelas Sujaya.
ADVERTISEMENT
Sementara terkait sosialisasi penonaktifan internet baik pada masyarakat maupun turis di Bali akan dilakukan oleh Kemenkominfo melalui SMS blast, bahwa di Bali tidak menggunakan paket data internet selama Nyepi.
Hingga saat ini pihak Kemenkominfo masih berkoordinasi dengan para provider di Jakarta untuk teknis penonaktifan paket data seluler untuk khusus di Bali saat Nyepi.
"Nanti sosialisasi via SMS blast, diatur oleh Kementerian Kominfo. Saat ini di Jakarta, Kementerian masih koordinasi dengan para provider untuk teknisnya," tambahnya.
Hindari Provokasi Medsos
Ketua FKUB Bali, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet, menyampaikan imbauan terkait penonaktifan internet selama Nyepi ini sesungguhnya menyasar media sosial. Meski Bali melakukan Catur Brata Penyepian, ternyata di hari tersebut, masih ada yang melakukan aktivitas di media sosial.
ADVERTISEMENT
"Ternyata masih ramai di medsos, itu tidak bagus. Di medsos justru ajang provokasi, sehingga tidak kondusif saat Nyepi," kata Sukahet.
Ia menegaskan, Hari Raya Nyepi ini berbeda dengan hari raya keagamaan Hindu lainnya. Saat Nyepi adalah menetralisir kekuatan alam sehingga jika mereka yang masih kontra dengan imbauan ini, menurut Sukahet adalah yang tidak paham tentang pemaknaan Nyepi yang memiliki karakter tersendiri.
"Alam ini yang harus sepi. Umat Hindu harus mengikuti alam yang harus sepi. Maka seluruh masyarakat harus mendukung alam Bali ini, agar sepi, bagaimana menetralisir alam," jelasnya.