Penyelenggara Pemilu Berpotensi Alami Tindak Kekerasan Saat Pilkada

13 Januari 2018 16:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Arief Budiman, komisioner KPU. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Arief Budiman, komisioner KPU. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Konflik disertai kekerasan sering terjadi saat penyelenggaraan pemilihan umum. Ketua KPU Arief Budiman mengatakan, aksi kekerasan bahkan juga sering menimpa petugas penyelenggara pemilu.
ADVERTISEMENT
Selama penyelenggaraan pemilu tahun 2015-2017, kata dia, sejumlah laporan kekerasaan di berbagai daerah diterima KPU. Namun untuk penyelenggaraan Pilkada 2018 ini, Arief mengatakan belum ada laporan terkait kekerasan terhadap petugas penyelenggara pemilu.
"Iya banyak, kalau sekarang kami belum terima laporan, kecuali kantor KPU yang di Jayawijaya itu (pernah) dilempari orang, dirusak," kata Arief di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (13/1).
Dia membeberkan, kekerasan yang pernah dialami petugas penyelenggara pemilu atara lain adalah pemukulan dan penusukan. Menurutnya, kekerasan ini berpotensi dapat terulang di tahun ini.
"Pengalaman 2015 dan 2017 itu ada kekerasan fisik kepada penyelenggara pemilu, anggota KPU ada yang dipukul, disabet pisau juga ada. Nah, kami harap kepolisian lebih tanggap antisipasi kemungkinan terjadinya kekerasan ini," kata Arief.
ADVERTISEMENT
Untuk mengantisipasi kekerasan, Arief meminta pada seluruh petugas penyelenggara pemilu untuk bekerja profesional. Dia meminta seluruh petugas menjaga netralitasnya dengan tidak memihak kepada salah satu pasangan calon saat pemilu.
"Yang bisa selamatkan KPU itu hanya dia (petugas), (dengan) bekerja secara profesional dan mandiri. Kalau dia sudah cenderung ke kiri dan ke kanan gitu, ya itu akan merusak banyak hal," ujarnya.