Persingkat Waktu Jadi Alasan Warga Tebet Potong Jalur Kereta

13 Januari 2018 19:06 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Palang pintu swadaya masyarakat di Cawang. (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Palang pintu swadaya masyarakat di Cawang. (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perlintasan sebidang di jalur kereta api Jalan Cikoko Timur RT 003/RW 01, Tebet, Jakarta Selatan, menjadi jalur pintas alternatif bagi warga Pancoran dan Tebet menuju Stasiun Cawang dan Tebet. Meski kecil, perlintasan ini terbilang ramai dilintasi pejalan kaki dan sepeda motor, khususnya pada pagi dan sore hari.
ADVERTISEMENT
Meski sempit dan tak resmi, warga sekitar membuat portal sekaligus penjaga palang pintu yang siap siaga.
Pantauan kumparan (kumparan.com) di perlintasan KA Jalan Cikoko, Sabtu (13/1), setiap 5 menit sekali penjaga palang pintu berteriak-teriak memberi peringatan pada pengemudi dan pejalan kaki yang hendak menyeberang untuk waspada.
Kumis (52) penjaga palang pintu di kawasan tersebut mengatakan perlintasan ini sudah dibangun sejak lama.
"Sudah lebih dari 10 tahun, intinya kami jaga keamanan ini jalur motong motor, supaya lebih dekat," kata Kumis kepada kumparan.
Palang pintu swadaya masyarakat di Cawang. (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Palang pintu swadaya masyarakat di Cawang. (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
Pembangunan palang pintu kereta api ini merupakan inisiatif warga untuk mempersingkat waktu mobilitas. Kumis mengklaim perlintasan tersebut dijaga bergiliran secara teratur.
"Ada yang jagain, kalau Senin-Jumat 6 orang, pagi siang malam. Kalau Sabtu Minggu ya siapa aja yang jaga," jelas Kumis.
ADVERTISEMENT
Kumis mengatakan, dalam satu shift, penjaga perlintasan mampu mengumpulkan Rp 200 ribu.
"Sebagian masuk kas (untuk merawat portal), sebagian masuk kantong," jelas Kumis.
Karena terjadwal dengan baik, Kumis mengaku tak pernah ada kecelakaan di perlintasan tersebut.
"Kalau di jalur enggak ada, paling orang yang lewat 50 meter dari sini (menyusuri rel), pernah kecelakaan," ungkap kumis.
Kumis berharap pemerintah memberikan perhatian terhadap perlintasan tersebut, seperti memberi lampu penerangan supaya masyarakat dapat melintas dengan aman.
"Kalau untuk KAI ya bantuan kayak gini aja, kalau penerangan harus ditambah, portal diperbagus. Tapi susah kalau kayak gini, kan ini inisiatif warga," tandasnya.