Temukan Alat Penentu Kelamin Penyu, Mahasiswa Unibraw Raih Penghargaan

8 Desember 2017 4:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alat penentu kelamin penyu mahasiswa Unibraw, (Foto: Aji Surya)
zoom-in-whitePerbesar
Alat penentu kelamin penyu mahasiswa Unibraw, (Foto: Aji Surya)
ADVERTISEMENT
Tim Maticgator Universitas Brawijaya (Unibraw) berhasil mematik perhatian setelah mendapatkan 'Special Award Arca Medal' dari Union Croatian Innovator pada Seoul International Invention Fair (SIIF 2017). Sebagai salah satu peserta pameran inovasi internasional terbesar di dunia, SIIF diikuti delegasi dari 30 negara selama 4 hari, dimulai pada 30 November 2017 sampai 3 Desember 2017.
ADVERTISEMENT
Empat mahasiswa Unibraw, yakni Muhammad Husni Mubarok (Teknik Mesin 2015), Nicky Putra Pradana (Teknik Mesin 2015), Vani Dwi Febrian (Vokasi Pariwisata 2016), dan Yudha Akbar Budi Wijaya (Vokasi Pariwisata 2016), berhasil menciptakan 'Maticgator' (Automatic Turtle Egg Incubator). Mereka dibimbing oleh Dr. Eng. Nurkholis Hamidi, ST., M.Eng dan Vian Dedi Pratama, S.Pi mulai proses administrasi, persiapan perlengkapan kompetisi, hingga penyelesaian alat.
Selang diberikan penghargaan, Ivan Bračić, selaku presiden dari Union of Croation Innovators tertarik melakukan pendalaman. Dijelaskan oleh tim bahwa inkubator ini merupakan penetas telur penyu pertama yang telah dikembangkan dengan menggunakan panel surya sebagai sumber energi utama yang dapat mengendalikan jenis kelamin tukiknya berdasarkan pengaturan temperatur dan kelembaban. Pengoperasiannya pun sangat sederhana, tinggal klik tombol opsi gender antara jantan atau betina.
Alat penentu kelamin penyu mahasiswa Unibraw. (Foto: Aji Surya)
zoom-in-whitePerbesar
Alat penentu kelamin penyu mahasiswa Unibraw. (Foto: Aji Surya)
Maticgator telah mendaftarkan hak patennya di LPPM Universitas Brawijaya dan telah dibeli antara lain di beberapa daerah di Indonesia, antara lain Banyuwangi, Jember, Malang, Trenggalek, Pacitan, dan Tulungagung. Ke depannya, Maticgator akan terus mengembangkannya untuk meningkatkan portabilitas dan pengoperasian dari jarak jauh dengan rencana akan dipasangi kamera CCTV yang diintegrasikan dengan perangkat smartphone agar penggunaanya semakin efektif dan efisien baik dari segi waktu instalasi dan pemantauan perkembangan telur.
Alat penentu kelamin penyu mahasiswa Unibraw. (Foto: Aji Surya)
zoom-in-whitePerbesar
Alat penentu kelamin penyu mahasiswa Unibraw. (Foto: Aji Surya)
“Awalnya kami menggigil dan harus menyesuaikan suhu musim dingin di Korea, tetapi kami excited sekali bisa bertemu dengan ratusan inventor dari 30 negara dengan berbagai latar belakang ilmu memamerkan inovasinya di ajang bergengsi ini,” ujar Nicky saat dihubungi langsung dari Seoul, Korea Selatan, Kamis (7/12).
ADVERTISEMENT
“Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah memberikan support, kepada dosen pembimbing, dan terutama kepada orang tua yang selalu mendoakan dengan ikhlas. Semoga semakin banyak penemuan-penemuan anak bangsa yang masuk ke pasar Internasional,” tuturnya.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, SIIF 2017 diselenggarakan oleh Korea Invention Promotion Association (KIPA) di bawah naungan World Intellectual Property Organization (WIPO) dan International Federation of Inventors’ Associations (IFIA).
SIIF 2017 mewadahi 630 penemuan dari kalangan SMA, universitas, dosen, peneliti, perusahaan, dan umum dari 30 negara peserta, termasuk diantaranya Polandia, Malaysia, Prancis, Amerika Serikat, Bosnia, Herzegovina, Yaman, Ghana, Jepang, Lebanon, China, Mesir, Jerman, Vietnam, Singapura, Rusia, Kroasia, India, Iran, Taiwan, Arab Saudi, Thailand, Indonesia, Meksiko, dan Uzbekistan.
ADVERTISEMENT
Peserta SIIF 2017 diberi kesempatan untuk masuk ke pasar internasional, transfer teknologi, dan memiliki akses ke crowdfunding, atau pertemuan bisnis untuk pembelian, atau investasi. Sebagai sebuah ajang yang memamerkan teknologi canggih dari seluruh dunia, bekerja sama dengan organisasi internasional dan kelompok penemuan terkait dari masing-masing negara, SIIF bertekad untuk membantu para peserta menemukan jalan ke pasar dunia.
Laporan Aji Surya