Luar Angkasa Ubah DNA Astronaut Kembar NASA

14 Maret 2018 7:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mark Kelly dan Scott Kelly (Foto: NASA)
zoom-in-whitePerbesar
Mark Kelly dan Scott Kelly (Foto: NASA)
ADVERTISEMENT
Tak hanya tinggi badan, DNA seorang astronaut pun bisa berubah setelah ia lama berada di luar angkasa. Hal inilah yang dialami oleh Scott Kelly, astronaut NASA yang pernah bertugas di Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station/ISS) selama 340 hari pada dua tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Perubahan DNA dalam tubuh Scott Kelly ini ditemukan oleh para penelitian NASA yang menggarap proyek Twins Study. Proyek penelitian ini bertujuan untuk mengungkap efek perjalanan ke luar angkasa pada badan dan pikiran manusia.
Penelitian ini melibatkan Scott Kelly dan saudara kembar identiknya, Mark Kelly. Mark adalah pensiunan astronaut. Ia pensiun sejak 1 Oktober 2011 lalu. Dalam penelitian ini, Mark menjadi subjek kontrol di Bumi.
Scott dan Mark terpilih karena mereka adalah saudara kembar identik. Mereka berdua adalah astronaut kembar pertama dalam sejarah.
Karena terlahir dengan memiliki DNA yang identik, perubahan yang terjadi pada DNA mereka dapat menjadi perbandingan yang ideal dalam penelitian ini.
Mark Kelly dan Scott Kelly (Foto: NASA)
zoom-in-whitePerbesar
Mark Kelly dan Scott Kelly (Foto: NASA)
Proses Penelitian
NASA menerbangkan Scott Kelly ke ISS pada 27 Maret 2015. Sebelum diterbangkan ke luar angkasa, kondisi kesehatan fisik dan mental Scott diperiksa lebih dulu, bahkan termasuk kondisi DNA-nya.
ADVERTISEMENT
Selama berada di luar angkasa dan setelah pulang ke Bumi pada 29 Februari 2016, kondisi kesehatan Scott juga terus dipantau dan diperiksa. Hal yang sama juga dilakukan pada Mark, kondisi kesehatan tubuhnya diperiksa mengikuti waktu yang hampir bersamaan dengan pemeriksaan Scott.
Kebanyakan astronaut hanya berada di ISS selama sekitar enam bulan. Akan tetapi hal ini berbeda pada Scott Kelly. Ia berada di luar angkasa selama hampir setahun karena menjalani penelitian khusus tersebut.
Mark Kelly dan Scott Kelly (Foto: NASA)
zoom-in-whitePerbesar
Mark Kelly dan Scott Kelly (Foto: NASA)
Hasil Penelitian
Ketika Scott kembali ke Bumi, tercatat tubuhnya bertambah tinggi sekitar 2 inci atau 5 sentimeter dibanding sebelum ia pergi ke luar angkasa. Selain itu, massa tubuhnya juga mengalami penyusutan, bakteri dalam ususnya jadi sangat berbeda, dan kode genetik tubuhnya berubah secara signifikan.
ADVERTISEMENT
Kode genetik sendiri adalah urutan DNA dan RNA yang mengkode rantai asam amino dalam protein.
Dalam pernyataan tertulis, NASA menyampaikan bahwa tekanan fisik dan mental yang dialami Scott selama berada di orbit Bumi mungkin telah mengaktifkan ratusan ‘gen luar angkasa’ yang mengubah sistem kekebalan tubuh, pembentukan tulang, penglihatan dan proses lain dalam tubuh sang astronaut.
Perubahan pada tinggi badan Scott misalnya, kata NASA, merupakan bentuk respons tubuh si astronaut terhadap minimnya gravitasi serta minimnya oksigen di lingkungan luar angkasa sana.
Ketika Scott sudah kembali ke Bumi, tak lama kemudian tinggi tubuhnya berubah kembali menjadi semula. Selain itu, sebagian besar perubahan genetik pada tubuh Scott pun kembali normal setelah ia berada di Bumi.
ADVERTISEMENT
Namun begitu, ada sekitar 7 persen dari kode genetik Scott yang belum kembali normal dan bisa jadi luar angkasa telah membuat kode-kode genetik tersebut berubah secara permanen.
NASA melaporkan gen-gen yang masih belum kembali normal ini terkait dengan fungsi pembentukan tulang, kekurangan oksigen, sistem kekebalan tubuh, dan perbaikan DNA.
Alasan Perubahan DNA
Dalam pernyataan tertulis, NASA menyebut bahwa perubahan-perubahan itu “dianggap berasal dari tekanan selama perjalanan luar angkasa, yang dapat menyebabkan perubahan jalur biologis sel."
Respons tubuh terhadap tekanan luar angkasa itu bisa memicu perakitan molekul baru, seperti lemak atau protein, degradasi seluler, dan dapat menghidupkan dan mematikan gen, yang mengubah fungsi seluler dalam tubuh.
“Seringkali, ketika tubuh menghadapi sesuatu yang asing, respons sistem kekebalan menjadi aktif,” kata Christopher, peneliti Twins Study dan profesor di Weil Cornell Medical College kepada Business Insider, dilansir Live Science.
ADVERTISEMENT
Memahami mengapa dan bagaimana ‘gen-gen luar angkasa’ dalam tubuh seseorang bisa aktif sangatlah penting untuk merencanakan misi luar angkasa yang lebih lama. NASA menganggap, hasil eksperimen yang dilakukan Scott Kelly selama setahun di luar angkasa merupakan batu loncatan yang penting untuk rencana misi tiga tahun perjalanan ke Mars.
Lebih dari 200 peneliti berpartisipasi dalam Twins Study ini. NASA menyatakan akan mempublikasikan hasil penelitian ini secara lengkap pada akhir 2018. Hasil penelitian ini tentunya patut kita tunggu dan simak bersama.