Begadang Membuatmu Jadi Pelupa, Benarkah?

ALYSSA VALASANDRA WIRAWAN
Mahasiswa semester 1 jurusan psikologi UB
Konten dari Pengguna
11 Desember 2023 14:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ALYSSA VALASANDRA WIRAWAN tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar perempuan yang sedang tidur. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Gambar perempuan yang sedang tidur. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tidur memilki peran yang penting dalam menjaga kestabilan kondisi tubuh kita baik itu dilihat dari fisik maupun mental. Jam tidur yang tidak cukup seperti yang kerap terjadi ketika kita begdang, dapat mempengaruhi kestabilan tersebut. Banyak studi yang telah dilakukan mengenai kaitan antara tidur dan ingatan dengan konsensus bahwa tidur memiliki peran penting dalam menyimpan memori jangka Panjang (Capello, 2020). Selain itu, kekurangan tidur memiliki pengaruh pada kerja memori pula.
ADVERTISEMENT
Tidur dan ingatan memiliki hubungan yang kompleks. Istirahat yang cukup dapat membantu kita memproses informasi baru setelah kita bangun, dan tidur setelah belajar dapat mengkonsolidasikan informasi ini ke dalam ingatan, memungkinkan kita untuk menyimpannya di otak sebagai memori atau ingatan jangka panjang. Siklus tidur orang dewasa yang sehat terdiri dari empat tahap berbeda. Dua tahap pertama dianggap sebagai tidur NREM (non-rapid eye movement) ringan, dan tahap ketiga adalah tidur NREM(non rapid eye movement). Tahap keempat adalah tidur REM (rapid eye movementI), yaitu saat sebagian besar mimpi terjadi. Kualitas tidur cenderung tidak baik jika tidak mencapai tahap REM (U.S. Department of Health and Human Services, 2017).
Tahapan tidur NREM diperkirakan terjadi sebagai persiapan otak untuk pembelajaran yang akan datang pada keesokan harinya. Jika kita tidak tidur, kemampuan kita mempelajari hal baru bisa turun hingga 40%. Kurang tidur mempengaruhi bagian otak yang disebut hipokampus, yang merupakan kunci untuk membuat ingatan baru. Kita mengumpulkan banyak kenangan melalui ingatan sementara yang disimpan di hipokampus. Sebagian besar dari ingatan sementara tersebut akan dilupakan pada siang hari. Namun, ketika kita tertidur, “Tidur tampaknya menjadi waktu yang istimewa ketika otak mengingat kembali kenangan-kenangan baru dan memutuskan mana yang harus disimpan dan mana yang harus dibuang,” kata pakar tidur Dr. Robert Stickgold dari Harvard Medical School.
ADVERTISEMENT
Dalam aktivitas sehari-hari, banyak informasi yang kita serap, baik itu materi pembelajaran maupun pekerjaan dan hal-hal lainnya. Informasi tersebut menjadi memori sementara dan disimpan di bagian hipokampus dalam otak. Beberapa ilmuwan berhipotesis bahwa, seperti kebanyakan pusat penyimpanan, hipokampus memiliki kapasitas penyimpanan yang terbatas. Artinya, jika hipokampus sudah penuh, dan kita mencoba mempelajari lebih banyak informasi, kita tidak akan menyimpan informasi tersebut. Untungnya, banyak ilmuwan juga berhipotesis bahwa tidur, khususnya fase tidur menuju rapid eye movement (REM) dan dalam fase REM berperan dalam memulihkan kemampuan kita untuk belajar (Cappello,2020). Saat tertidur lelap, kita akan menyerap memori dan informasi sementara tersebut menjadi memori jangka Panjang. Namun, fase tidur REM hanya terjadi setelah periode tidur yang cukup lama, sehingga perilaku begadang dapat mempengaruhi kerja otak dalam penyimpanan memori jangka panjang tersebut (Klemm, 2011). Hal ini dapat dikarenakan perubahan yang terjadi pada korteks prefrontal otak yang mengatur komponen eksekutif pusar dari kerja memori (Gracia et al, 2021). Kerja memori sendiri mengatur informasi yang menopang kapasitas untuk berpikir, sehingga kurangnya tidur menyebabkan fokus dan daya ingat yang menurun.
ADVERTISEMENT
Kurang tidur dapat merusak memori jangka pendek dan jangka panjang. Ini juga merupakan bagian integral dari konsolidasi memori, yang terjadi selama siklus tidur. Tanpa tidur yang cukup, kerja otak kita tidak akan optimal, yang menyebabkan tidak fokus dan gampang lupa.
Seorang wanita yang kesulitan dalam bekerja. Foto: Pexels
Para peneliti percaya bahwa tidur mempengaruhi pembelajaran dan ingatan dalam dua cara: kurang tidur mengganggu kemampuan seseorang untuk fokus dan belajar secara efisien, dan mengingat informasi di kemudian hari. Para peneliti percaya bahwa tidur diperlukan untuk konsolidasi memori, apa pun jenis memorinya. Tanpa tidur yang cukup, otak kita akan kesulitan menyerap dan mengingat informasi baru.
Beberapa studi penelitian menemukan bahwa tidur yang cukup dapat meningkatkan performa baik itu performa otak dan memori maupun performa fisik. Contoh lainnya ditemukan dalam beberapa penelitian yang menemukan bahwa peserta ujian tidak fokus menjawab pertanyaan, mengakibatkan mereka menjawab secara keliru.
Seorang bayi yang sedang tertidur. Foto: Pexels
Tidak hanya bagi orang dewasa, anak-anak usia balita sangat membutuhkan tidur. Walaupun bentuk tidur yang dipelajari berbeda pada dewasa dan balita, beberapa penelitian mengatakan bahwa perbedaan individual dalam tidur dalam usia balita dapat diasosiasikan dengan perkembangan kognitif dan ingatan (e.g., Dearing, McCartney, Marshall, & Warner, 2001; Scher, 2005; Touchette et al., 2007). Dikatakan pula bahwa tidur merupakan hal yang penting bagi balita dikarenakan membantu aspek aspek seperti penyerapan informasi baru serta penyimpanan memori jangka-panjang. Dalam kata lain, tidur bagi balita diperlukan untuk mengubah memori-memori baru menjadi memori jangka panjang yang sangat bermanfaat bagi perkembangan plastisitas otak balita.
ADVERTISEMENT
Maka, dapat dikatakan bahwa tidur memiliki peran penting dalam pembentukan dan penyimpanan ingatan jangka panjang. Berbagai jenis ingatan akan diproses di wilayah otak yang berbeda selama tahap-tahap tidur tertentu. Kurang tidur dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk fokus dan belajar secara efisien, serta mengganggu kemampuan mengingat suatu memori baru di masa depan. Baik akuisisi maupun penarikan kembali adalah fungsi yang terjadi saat kita terjaga. Namun, para peneliti percaya bahwa tidur diperlukan untuk konsolidasi memori, apa pun jenis memorinya. Dalam kata lain, tidur diperlukan untuk mengubah memori sementara menjadi memori jangka panjang. Tanpa tidur yang cukup, otak kita akan kesulitan menyerap dan mengingat informasi baru. Oleh karena itu, penting untuk memprioritaskan tidur dan memastikan kita mendapatkan istirahat yang cukup untuk mendukung daya ingat dan kesehatan secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka
Carolin Konrad a, a, b, AbstractDuring the first year of life, Barr, R., Berger, S. E., Weerd, A. W. de, Dearing, E., Diekelmann, S., Durrant, S. J., Ellingson, R. J., Gomez, R. L., Hayne, H., Henderson, J. M. T., Herbert, J., Hildreth, K., Horger, M. N., Huber, R., Konrad, C., … Harrison, Y. (2020, September 23). The effect of napping and nighttime sleep on memory in infants. Advances in Child Development and Behavior. https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0065240720300525
Eric Dearing a, a, b, c, AbstractAssociations between parental reports (N = 62) of children’s sleep and wakefulness at 7, Hastings, M. H., Meijer, J. H., Mirmiran, M., Als, H., Anders, T. F., Bakeman, R., Bayley, N., Becker, P. T., Beckwith, L., Bertini, M., Borghese, I. F., Bryk, A. S., Carey, W. B., Cohen, R. A., … Roquefeuil, G. de. (2002, January 13). Parental reports of children’s sleep and wakefulness: Longitudinal associations with cognitive and language outcomes. Infant Behavior and Development. https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0163638301000741
ADVERTISEMENT
Cappello, K. (n.d.). The impact of sleep on learning and memory: Chronobiology and Sleep Institute: Perelman School of Medicine at the University of Pennsylvania. The Impact of Sleep on Learning and Memory | Chronobiology and Sleep Institute | Perelman School of Medicine at the University of Pennsylvania. https://www.med.upenn.edu/csi/the-impact-of-sleep-on-learning-and-memory.html
Down syndrome Dan Working memory. PSIBK USD Yogyakarta. (n.d.). https://www.usd.ac.id/pusat/psibk/2023/04/14/down-syndrome-dan-working-memory/
García, A., Angel, J. D., Borrani, J., Ramirez, C., & Valdez, P. (2021). Sleep deprivation effects on basic cognitive processes: Which components of attention, working memory, and executive functions are more susceptible to the lack of sleep? Sleep science (Sao Paulo, Brazil). https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8340886/
Klemm, Dr. W. R. (2011, August 8). Why does REM sleep occur? A wake-up hypothesis1. Frontiers. https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fnsys.2011.00073/full
ADVERTISEMENT
U.S. Department of Health and Human Services. (2017, July 13). Sleep on it. National Institutes of Health. https://newsinhealth.nih.gov/2013/04/sleep-it
WebMD. (n.d.). Sleep deprivation and memory loss. WebMD. https://www.webmd.com/sleep-disorders/sleep-deprivation-effects-on-memory