Bakso Sebagai Tradisi Pemersatu Keluarga Saat Lebaran

Amanda Amelya
Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
Konten dari Pengguna
15 April 2024 12:55 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Amanda Amelya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Warung mie kocok dan bakso "Mang Alit", Pangalengan, Kabupaten Bandung.
zoom-in-whitePerbesar
Warung mie kocok dan bakso "Mang Alit", Pangalengan, Kabupaten Bandung.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Suasana Idulfitri di siang hari masih memancarkan kehangatan. Meskipun suara takbir yang semalaman berkumandang telah meredup, masyarakat muslim masih melakukan rangkaian tradisi lebaran, mulai dari berziarah kubur hingga bersilaturahmi ke rumah saudara. Namun, ada satu kebiasaan yang turut memeriahkan suasana khas Idulfitri di tiap tahunnya: menikmati bakso bersama keluarga.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari Kimbo.id, bakso telah ada di Tiongkok sejak masa akhir Dinasti Ming. Dahulu, seorang pemuda bernama Meng Bo ingin memasakkan ibunya yang sudah lanjut usia daging yang lembut dan empuk supaya ibunya dapat makan dengan mudah. Ia kemudian menumbuk daging yang alot dan dibuatnya menjadi bulatan-bulatan kecil yang disajikan bersama kaldu hangat. Dikarenakan cita rasanya yang lezat, resep bakso ini mulai menyebar di Tiongkok hingga masuk ke Nusantara.
Bakso kemudian semakin berkembang di Nusantara karena rasanya yang cocok dan sesuai dengan lidah orang Indonesia. Resep bakso pun kian lama kian berkembang, menciptakan varian-varian baru dari bakso dibandingkan sejak pertama kali bakso masuk ke Nusantara.
Bakso akhirnya menjadi makanan ikonik yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, tak terkecuali saat Idulfitri tiba. Di daerah Pangalengan, Kabupaten Bandung contohnya, tiap gerobak dan warung bakso yang buka di sepanjang jalan saat Idulfitri ramai dikunjungi pembeli yang rela mengantri demi membeli semangkuk bakso saat lebaran. Terik matahari yang panas juga suasana lebaran yang masih kental turut mewarnai antrian bakso yang semakin lama semakin panjang.
ADVERTISEMENT
Meskipun seharian perut telah diisi oleh berbagai hidangan khas lebaran, bakso tetap menjadi makanan yang tak tergantikan di hati masyarakat Indonesia. Di tengah keramaian perayaan lebaran, bakso tetap menjadi pilihan jajanan yang digemari banyak kalangan masyarakat Indonesia, baik tua atau muda, semua berkumpul di tempat bakso untuk melengkapi suasana lebaran yang ada.
Bagi sebagian masyarakat, membeli bakso saat Idulfitri bukan hanya soal kelezatan, tetapi juga karena faktor praktis. Persiapan makanan lebaran seringkali membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup banyak. Dalam situasi seperti ini, bakso menjadi pilihan yang tepat untuk melengkapi berbagai hidangan Idulfitri karena mudah disajikan dan disantap bersama keluarga.
Bagi Rianti (22), membeli bakso saat Idulfitri telah menjadi kebiasaan yang wajib dilakukan tiap tahunnya. Kebiasaan makan bakso ini Rianti lakukan bersama keluarga di tiap hari raya besar seperti Idulfitri dan Iduladha.
ADVERTISEMENT
"Tiap lebaran itu rasanya wajib gitu buat makan bakso bareng, udah kayak kebiasaan tiap tahun," ungkapnya.
Menurut Rianti, kebiasaan makan bakso saat lebaran ini juga ia dan keluarganya lakukan untuk menghabiskan waktu bersama selama lebaran tiba.
Sama halnya dengan Rianti, Sheila (19) juga memiliki kebiasaan menyantap bakso di saat Idulfitri tiba. Ia menjelaskan, bakso merupakan salah satu hidangan pelengkap setelah seharian menyantap opor dan ketupat.
“Setelah salat ied itu kan kita makan opor sebagai pembuka, karena masih belum kenyang akhirnya ditambah bakso,” ujar Sheila.
Setelah banyaknya hidangan berat yang disantap di pagi hari lebaran, Sheila merasa memakan bakso di siang hari akan menjadi penyeimbang dari semua makanan yang ia santap.
ADVERTISEMENT
Tingginya minat membeli bakso saat lebaran tiba membuat banyak warung bakso penuh dan mengantre, meskipun begitu para pembeli tetap bersemangat mengantre demi bisa mencicipi salah satu makanan pelengkap Idulfitri tersebut. Beberapa dari pembeli seperti Ayu (21) memilih membawa pulang bakso supaya dapat dinikmati bersama keluarga di rumah dengan nyaman.
Bagi Ayu, yang paling utama adalah kenikmatan saat menikmati bakso bersama orang-orang terdekat. Dia lebih memilih suasana yang tenang daripada harus makan berdesakan di warung bakso yang ramai oleh pengunjung saat lebaran. Selain itu, makan bakso saat lebaran juga juga menjadi obat rindu karena tak bisa menikmati bakso saat puasa.
Selain bagi pembeli, para pedagang bakso juga ikut merasakan dampak positif dari tradisi makan bakso ini. Selama musim Lebaran, omzet penjualan mereka meningkat pesat karena tingginya permintaan akan bakso. Tingginya permintaan bakso saat Idulfitri membuat banyak gerai bakso tetap buka saat Hari Raya Idulfitri tiba.
ADVERTISEMENT
Salah satu pedagang mie bakso dan mie kocok, Tika (25), juga ikut merasakan dampak dari tradisi makan bakso ini. Tika mengatakan penjualan bakso di tokonya bisa naik berkali-kali lipat saat minggu lebaran jika dibanding dengan hari-hari biasa. Ia juga menilai kenaikan penjualan ini memang selalu terjadi ketika Idulfitri tiba akibat dari banyaknya masyarakat yang memilih mie bakso sebagai makanan pelengkap Idulfitri.
“Biasanya kalau hari-hari biasa itu kasarnya perhari bisa sampai 500 ribu, nah kalau misal pas hari lebaran satu hari bisa sampai 3 juta,” jelas Tika.
Menurut Tika, alasan kenapa banyak masyarakat yang berburu bakso saat lebaran adalah karena bakso itu merupakan hidangan pelengkap setelah menyantap hidangan-hidangan lain, warung bakso juga tetap buka di kala warung makan lainnya tutup saat lebaran sehingga semakin banyak masyarakat yang membeli bakso.
ADVERTISEMENT
Sama halnya dengan asal-usul bakso yang dibuat Meng Bo demi ibunya, tradisi makan bakso juga hingga saat ini masih erat hubungannya dengan nilai kekeluargaan. Selain itu, tradisi ini juga akhirnya menghadirkan rezeki lebih bagi para pedagang bakso di saat lebaran.
Dengan demikian, budaya makan bakso saat Idulfitri bukan hanya tentang hidangan yang lezat, tetapi juga tentang kebersamaan, dan nilai-nilai kekeluargaan yang dijunjung tinggi. Mau makan di tempat atau dibungkus, lezatnya bakso tetap terasa jika dinikmati dengan keluarga terdekat.