Konstruksi Gender dan Patriarki dalam Film Kim Ji Young 1982

Shadrina Setiawan
Communication marketing student at Binus University. Writing and traveling.
Konten dari Pengguna
21 Februari 2023 19:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shadrina Setiawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tangkapan layar Film Kim Ji Young 1982. Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Tangkapan layar Film Kim Ji Young 1982. Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Patriarki sudah menjadi isu sensitif di kehidupan masyarakat. Hal itu membuat industri entertainment berbondong-bondong membuat film, buku, maupun series yang memfokuskan permasalahan di budaya patriarki. Salah satunya film berjudul Kim Ji Young 1982 yang diadaptasi dari novel karya Cho Nam Ju. Film ini sukses besar di pasar film Korea bahkan global karena mengangkat isu patriarki yang dihadapi hampir seluruh wanita, khususnya adalah ibu rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Film ini menceritakan kisah seorang wanita bernama Kim Ji Young, yang mengubur cita-citanya saat sudah berumah tangga. Hal itu ia lakukan atas konstruksi gender yang tercipta dikeluarganya yang melarang seorang istri untuk bekerja. Keputusan itu kemudian membuat Ji Young mengalami kesulitan dan mulai kehilangan jati diri atas kehidupan dan rutinitas yang ia jalankan.
Film dan buku ini merupakan sebuah kritik sosial atas kentalnya budaya patriarki yang ada di masyarakat Korea Selatan. Menurut Pinem (2009), patriarki adalah sebuah sistem yang mengesampingkan wanita dan menempatkan posisi laki-laki sebagai otoritas pertama dalam segala organisasi sosial.
Ilustrasi yang ditampilkan di film tersebut memaparkan realita kehidupan wanita yang awalnya seorang pekerja kantoran kemudian beralih profesi menjadi ibu rumah tangga. Di sisi lain mereka tetap mendapatkan cibiran karena menganggap profesi IRT merupakan pekerjaan sepele dan mudah.
ADVERTISEMENT
Dilansir Korean Times, banyak IRT yang mengalami depresi akibat lelahnya mengurus rumah sembari menjaga anak. Hal yang sama terjadi juga di Indonesia, kita banyak menemui ibu rumah tangga yang mengalami baby blues dan postpartum. Dilansir dari berbagai sumber, terdapat 80 persen ibu rumah tangga mengalami kejadian tersebut.

Fenomena Glass Ceiling

Tangkapan layar Film Kim Ji Young 1982. Dokumentasi Pribadi
Fenomena patriarki di Korea bahkan diwujudkan dalam bentuk glass ceiling. Fenomena ini menjelaskan bahwa adanya hambatan bagi kelompok minoritas, khususnya perempuan untuk bergerak maju di dalam lingkup pekerjaan. Korea Selatan memiliki tingkat glass ceiling yang paling tebal sehingga banyak diskriminasi yang terjadi pada wanita di lingkup kantoran.
Hal tersebut juga diilustrasikan di dalam film Kim Ji Young. Dalam film ini, ia dan bos satu divisinya sulit mendapatkan jabatan lebih tinggi karena budaya patriarki yang erat di dalam kantornya. Hanya pria saja yang gampang mendapatkan kenaikan jabatan walaupun kinerjanya tidak terlalu baik dan periode kerjanya tidak lebih tinggi dibanding wanita.
ADVERTISEMENT
Setelah film ini sukses di pasaran, semakin banyak masyarakat yang sadar akan tingginya budaya patriarki yang masih melekat. Mereka juga berharap setelah ini, kasus gender inequality berkurang karena meningkatnya kesadaran masyarakat atas budaya patriarki yang merugikan beberapa pihak.