Fakta di Balik Kalimat “Tidak Ada Kata Terlambat untuk Belajar”

Basori Mukhti
Mahasiswa Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) - Penulis buku Titik Nadir - Content Writer - Penggerak Komunitas Klub Filosotoy
Konten dari Pengguna
6 April 2024 13:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Basori Mukhti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi AI.Playground.com/Babas
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi AI.Playground.com/Babas
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketika kita mendengar frasa "Tidak Ada Kata Terlambat untuk Belajar," sering kali kita cenderung menyambutnya sebagai motivasi pribadi atau semacam slogan penyemangat. Bahkan sudah kita jadikan moto dalam hidup kita. Mengapa demikian? sebab di balik kata-kata itu terdapat landasan neurologis yang menarik.
ADVERTISEMENT
Perlu kamu tahu, otak kita menyerap informasi dalam dua memori. Dan ini yang kemudian melibatkan fakta semantic memory dan episodic memory.
Fakta Semantic vs. Episodic Memory
Sebelum kita masuk ke dalam hubungan antara moto tersebut dengan memori, mari kita pahami terlebih dahulu tentang dua jenis memori utama: fakta semantic dan episodic memory.
Fakta Semantic: Ini adalah jenis memori yang menyimpan pengetahuan umum, konsep, dan fakta yang telah dipelajari dari pengalaman dan pendidikan. Misalnya, pengetahuan bahwa Paris adalah ibu kota Prancis adalah contoh dari fakta semantic. Semantic memory ini ibarat bank di otak kita atau katakana saja seperti Wikipedia—termasuk data diri kita menjadi bagian dalam bank informasi semantic memory.
ADVERTISEMENT
• Episodic Memory: Berbeda dengan fakta semantic, episodic memory berkaitan dengan kenangan pribadi atau pengalaman yang terjadi pada waktu tertentu dan di tempat tertentu. Ini mencakup momen-momen yang diingat secara spesifik, misalnya seperti ketika kamu mengingat betapa gembiranya kamu liburan di Paris. Peristiwa liburan tersebut masuk ke dalam episodic memory.
Ilustrasi AI.Playground.com/Babas
Tidak Ada Kata Terlambat untuk Belajar dalam Konteks Memori
Ketika kita berbicara tentang frasa "Tidak Ada Kata Terlambat untuk Belajar" dalam konteks memori, kita dapat melihat korelasi yang menarik antara moto tersebut dengan kinerja memori manusia.
Fakta Semantic Memory: Penelitian neurologis telah menunjukkan bahwa otak kita tetap dapat menyerap pengetahuan baru sepanjang kehidupan. Meskipun mungkin membutuhkan lebih banyak usaha untuk mempelajari hal-hal baru seiring bertambahnya usia, fakta semantic memory tetap dapat bertambah sepanjang hidup kita. Ini berarti bahwa kita tetap bisa belajar dan memperluas pengetahuan kita di berbagai bidang, terlepas dari usia.
ADVERTISEMENT
Episodic Memory: Begitu juga dengan episodic memory, meskipun kadang-kadang terjadi penurunan dalam kemampuan untuk mengingat detail-detail spesifik dari pengalaman masa lalu, kemampuan untuk menciptakan dan menyimpan kenangan baru tetap ada. Bahkan di usia lanjut, kita masih bisa membuat kenangan indah dan berharga yang akan diingat sepanjang hidup.
Ilustrasi AI.Playground.com/Babas
Implikasi untuk Masa Depan
Menggabungkan pemahaman tentang fakta semantic dan episodic memory dengan konsep "Tidak Ada Kata Terlambat untuk Belajar" memiliki implikasi yang kuat. Hal ini mengingatkan kita bahwa belajar bukanlah batasan yang terkait dengan usia. Sebaliknya, itu adalah perjalanan seumur hidup yang memungkinkan kita untuk terus tumbuh dan berkembang sebagai individu.
Dengan memahami potensi otak manusia untuk terus belajar dan mengingat, kita dapat memperluas horison pengetahuan kita, mengembangkan keterampilan baru, dan mengejar minat yang baru ditemukan. Pesan ini memotivasi kita untuk tetap aktif secara kognitif dan terus mencari tantangan baru, baik di tempat kerja, dalam pendidikan formal, atau dalam hobi dan minat pribadi.
ADVERTISEMENT
Fakta atau Mitos?
Apakah Frasa "Tidak Ada Kata Terlambat untuk Belajar" adalah fakta atau mitos? jawabannya, fakta. Moto tersebut bukan hanya sebuah motivasi semata, tetapi juga mencerminkan realitas neurologis tentang potensi memori manusia. Dengan terus memperluas pengetahuan dan menciptakan kenangan baru, kita dapat mengisi hidup kita dengan makna dan pertumbuhan, tanpa memandang usia. Oleh karena itu, mari terus belajar, terus tumbuh, dan terus berkembang, karena peluang untuk hal itu tidak pernah berakhir.