Memahami Arti Surplus dalam Barang dan Keuangan

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
19 April 2024 15:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Surplus Beras Meluber, Stok Mencapai 5,49 Juta Ton. Foto: Dok. Ditjen Tanaman & Pangan
zoom-in-whitePerbesar
Surplus Beras Meluber, Stok Mencapai 5,49 Juta Ton. Foto: Dok. Ditjen Tanaman & Pangan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Surplus adalah istilah dalam dunia ekonomi yang dapat merujuk pada beberapa hal berbeda, seperti pendapatan, keuntungan, modal, dan barang. Oleh karena itu, arti surplus harus dilihat berdasarkan konteks penggunaannya.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks persediaan barang, surplus menggambarkan produk yang tetap tersimpan di rak-rak toko karena tidak dibeli konsumen. Sementara dalam konteks anggaran, surplus terjadi ketika pendapatan lebih banyak dibandingkan pengeluaran.
Meskipun memiliki sejumlah arti spesifik, pada dasarnya konsep surplus ekonomi merujuk pada kelebihan suatu aset atau sumber daya yang digunakan secara aktif.

Memahami Arti Surplus

Memahami Arti Surplus. Foto: Shutter Stock
Merujuk laman Study, surplus ekonomi terjadi ketika pasokan barang lebih banyak dibandingkan permintaan. Hal ini mengakibatkan banyak barang yang akhirnya tidak terpakai atau mubazir. Hal ini tentunya mengakibatkan kerugian bagi pihak produsen.
Istilah surplus juga berkaitan dengan elemen keuangan, seperti laba, pendapatan, dan modal. Meskipun kelebihan dalam konteks ini tampaknya tidak menjadi masalah, tapi surplus laba dapat menyebabkan kenaikan tarif pajak.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa surplus tidak selamanya membawa dampak baik. Meski demikian, surplus ekonomi terkadang masih diupayakan, karena kelimpahan sumber daya lebih baik dibandingkan kelangkaan.

Jenis-Jenis Surplus

Jenis-jenis Surplus. Foto: Shutter Stock
Secara umum, terdapat dua jenis surplus ekonomi, yakni surplus konsumen dan surplus produsen. Kedua hal ini sangat berkaitan karena apabila salah satu di antaranya diuntungkan, maka pihak yang lain akan dirugikan.

1. Surplus Konsumen

Mengutip buku Ekonomi Mikro: Sebuah Kajian Komprehensif yang disusun oleh Sugiarto dkk, surplus konsumen menunjukkan keuntungan yang diperoleh konsumen karena mereka membeli suatu komoditas yang harganya lebih murah dari yang diperkirakan.
Sebagai contoh, Budi pergi ke mal untuk membeli sepatu yang sedang diminati semua orang. Karena tahu sepatu itu sedang viral, Budi tidak keberatan untuk membeli dengan harga Rp 500.000. Namun, saat sampai di mal, ternyata harganya Rp 450.000. Hal ini membuat Budi mendapatkan surplus sebanyak Rp 50.000.
ADVERTISEMENT
Fransiskus Xaverius Lara Aba dalam buku Pengantar Ekonomi Mikro Teori dan Pembahasan menjelaskan bahwa keuntungan yang didapatkan konsumen surplus tidak hanya dalam bentuk uang, tapi juga kesejahteraan (welfare) dan rasa puas (satisfication).

2. Surplus Produsen

Surplus produsen merupakan ukuran keuntungan yang diperoleh produsen karena harga yang terbentuk di pasar melebihi harga yang mau mereka tawarkan. Untuk memahami konsep ini dengan baik, Siti Khoirina, S.E., M.S.Ak dan kawan-kawan dalam buku Pengantar Ilmu Ekonomi memberikan contoh mengenai Rudi yang menjalankan bisnis renovasi rumah.
Suatu hari, Rudi dihubungi oleh Pak Mulyadi yang ingin merenovasi rumahnya. Rudi pun mengecek kondisi rumah tersebut dan menghitung biaya yang dibutuhkan secara keseluruhan, termasuk tarif layanan yang ia tawarkan sebagai profesional di bidang ini.
ADVERTISEMENT
Biaya renovasi rumah Pak Mulyadi diperkirakan sekitar Rp 100 juta. Namun, Pak Mulyadi mengusulkan untuk melakukan pekerjaan renovasi dengan biaya Rp 120 juta. Artinya, Rudi memiliki surplus sebesar Rp 20 juta.
(DEL)