Arti Ashabul Kahfi yang Diceritakan dalam Surat Al-Kahfi

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
26 April 2024 20:26 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi apa artinya Ashabul Kahfi. Foto: Unsplash/Masjid MABA
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi apa artinya Ashabul Kahfi. Foto: Unsplash/Masjid MABA
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kisah Ashabul dalam Alquran, khususnya Surat Al-Kahfi memiliki kisah yang penuh dengan hikmah. Hal ini membuat apa artinya Ashabul Kahfi menjadi pertanyaan yang kerap kali ditanyakan.
ADVERTISEMENT
Sebab, keteladanan dari Ashabul Kahfi menjadi pembelajaran bagi umat Islam. Hal ini karena mereka menolak untuk menyembah berhala meskipun ancamannya adalah hukuman mati.

Arti Ashabul Kahfi dalam Surat Al Kahfi

Ilustrasi apa artinya Ashabul Kahfi Foto: Unsplash/Sohaib Al Kharsa
Apa artinya Ashabul Kahfi? Dikutip dari buku Akidah dan Akhlak untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas 6 oleh Suyadi, dkk (2007) Ashabul Kahfi terdiri dari dua kata, yakni Ashab dan Al-Kahfi. Ashab berarti penghuni, Al-Kahfi memiliki arti gua. Ashabul Kahfi artinya penghuni gua.
Ashabul Kahfi adalah kisah tujuh pemuda dari negeri Afasus. Para pemuda ini senantiasa mempertahankan keimanannya dari kezaliman seorang raja yang angkara murka, membabi buta, biadab, jahat, dan khianat kepada umat.
Raja itu bernama Raja Dikyanus atau Decius. la seorang kaisar dari bangsa Romawi yang berkuasa sekitar tahun 249 M-251 M. Dalam kekuasaannya, ia memaksa rakyatnya supaya meninggalkan agama mereka dan beralih menyembah berhala.
ADVERTISEMENT
Raja Dikyanus mengancam akan membunuh siapa saja yang menentang perintahnya. Rakyat yang takut terpaksa menganut agama yang diperintahkan raja daripada mati terbunuh di tangan Raja.
Namun, ketujuh pemuda tersebut dengan tegas menolak untuk menganut agama yang diperintahkan Raja Dikyanus. Mereka memiliki keteguhan iman. Sebab, menurut mereka hanyalah Allah yang patut disembah.
Raja Dikyanus mendengar pembangkangan ketujuh Pemuda itu. Mereka dipanggil Raja Dikyanus. Raja bertanya kepada tujuh pemuda itu, "Mengapa kalian tidak mau menyembah Tuhanku?" Mereka menjawab dengan tegas bahwa hanya Allah yang wajib disembah.
Hal ini sebagaimana difirmankan oleh Allah dalam Surat Al Kahfi ayat 14:
رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَنْ نَدْعُوَ مِنْ دُونِهِ إِلَٰهًا ۖ لَقَدْ قُلْنَا إِذًا شَطَطًا
Artinya: "Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran.” (QS. Al-Kahfi: 14)
ADVERTISEMENT
Raja Dikyanus sangat marah mendengar jawaban ketujuh pemuda itu. Namun Raja Dikyanus masih memberikan waktu untuk berpikir.
Setelah mereka berunding dan berpikir, mereka memilih untuk menyelamatkan keimanannya. Mereka mencari tempat berlindung ke dalam gua, yang terletak di gunung Naikhayus, dekat Kota Upsus.
Mereka berdoa di dalam gua untuk bersembunyi. Allah memperlihatkan kekuasaannya, para pemuda Ashabul Kahfi ditidurkan oleh Allah selama 309 tahun Hijriyah atau 300 tahun Masehi. Allah Swt. berfirman:
وَلَبِثُوا فِي كَهْفِهِمْ ثَلَاثَ مِائَةٍ سِنِينَ وَازْدَادُوا تِسْعًا
Artinya: “Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).” (QS. Al-Kahfi: 25)
Mengetahui mereka bersembunyi, Raja Dikyanus memerintahkan rakyatnya untuk menangkap ketujuh pemuda tersebut. Namun, tak ada satupun yang berani masuk gua. Akhirnya Raja Dikyanus memutuskan menutup gua agar ketujuh pemuda tersebut mati kelaparan.
ADVERTISEMENT
Setelah tertidur selama 309 tahun, maka mereka dibangunkan Allah. Setelah mereka bangun, tidak satupun di antara mereka yang tahu dengan tepat, berapa lama mereka tinggal di dalam gua. Mereka saling bertanya tentang berapa lama mereka berada di dalam gua.
Hal ini sesuai firman Allah Swt.:
وَكَذَٰلِكَ بَعَثْنَاهُمْ لِيَتَسَاءَلُوا بَيْنَهُمْ ۚ قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ كَمْ لَبِثْتُمْ ۖ قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ ۚ قَالُوا رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْ
Artinya: “Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: Sudah berapa lamakah kamu berada (di sini?)". Mereka menjawab: "Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari". Berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini)”.” (QS. AL-Kahfi: 19)
ADVERTISEMENT
Akhirnya salah seorang di antara mereka diminta untuk pergi ke kota untuk membeli makanan. Akan tetapi, para pedagang menolak uang mereka. Sebab, uang yang bergambar Raja Dikyanus yang digunakan pemuda tersebut tidak berlaku lagi.
Pedagang tersebut merasa heran. Kemudian, pemuda tersebut menceritakan teman-temannya yang ada di dalam gua. Salah satu petugas kerajaan menghampiri dan menanyakan mengenai pemuda tersebut.
Pemuda itu bercerita tentang alasan mereka tidur di dalam gua. Para pemuda itu diberi tahu bahwa Raja Dikyanus telah meninggal ratusan tahun yang lalu. Sekarang negeri ini dipimpin oleh Raja Theodosius yang beriman kepada Allah swt.
Kejadian itu dilaporkan kepada Raja. Mendengar kabar ini, raja bersyukur kepada Allah, karena telah diberi kesempatan untuk menyaksikan secara langsung keagungan Allah. Kemudian, Raja mengadakan upacara penyambutan keluarnya tujuh pemuda dari dalam gua yang telah mereka huni selama 309 tahun.
ADVERTISEMENT
Dari penjelasan apa artinya Ashabul Kahfi di atas dapat diketahui bahwa Allah Swt. akan melindungi hamba-Nya yang menjaga keimanannya. Bahkan, Allah Swt. dapat melakukan haltersebut dengan mudah meskipun di luar akal manusia. (MZM)