Mengungkap Fenomena Ageism pada Karyawan Wanita di Tempat Kerja

Christina Amanda Savitri
Lecturer in Politeknik Ketenagakerjaan (Polteknaker)
Konten dari Pengguna
1 Mei 2024 9:47 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Christina Amanda Savitri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi teman kerja. Foto: nampix/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi teman kerja. Foto: nampix/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seperti yang kita ketahui tingkat kelahiran dan tingkat pernikahan di Indonesia mengalami penurunan. Menurut BPS, angka pernikahan pada 2023 menurun 128.093 atau 7,51% dibandingkan tahun 2022. Bukan hanya di Indonesia berdasarkan penelitian beberapa negara juga mengalami hal yang sama misalnya Jepang, Skandinavian, dan juga Australia.
ADVERTISEMENT
Hal ini dapat menyebabkan banyak karyawan yang berumur atau sudah berusia tua akan tetap bekerja dalam suatu perusahaan. Sudah banyak juga yang berumur 65 dan 65 ke atas tetap bekerja untuk tetap memenuhi kebutuhan dan membiayai keluarga yang masih belum mendapatkan pekerjaan. Hal ini ternyata terjadi dan menciptakan banyak pro kontra di dunia kerja.
Beberapa perusahaan sebisa mungkin untuk mencari karyawan muda dan tidak mempertahankan karyawan yang sudah tua, tetapi dengan tingkat kelahiran rendah, ada beberapa perusahan mempertahankan older employees dikarenakan pengalaman mereka yang masih baik di dunia kerja. Menurut penelitian di Australia sudah ada yang merencanakan untuk bekerja sampai 70 tahun (Help Age,2014).
Fenomena ini merupakan fenomena global dan karena tingkat kelahiran dan pernikahan menurun hal ini juga menurut pendapat saya bisa mempengaruhi bonus demografi yang digemakan pada beberapa tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Beruntungnya masih banyak older employees yang masih bisa bekerja di perusahaan, namun tidak semua gender diterima sama dan diperlakukan sama di perusahaan. Masih banyak perusahaan yang memang masih memberikan kesempatan untuk older employees yang memiliki gender pria dibandingkan dengan wanita.
Bisa dikatakan gender perempuan dengan usia yang sudah tua cukup sulit untuk tetap bekerja dalam perusahaan, diskriminasi ini disebut dengan Women Ageism, di mana pekerja perempuan dengan usia 50 an ke atas dianggap tidak bisa produktif dan tidak dapat menghasilkan kinerja yang baik.
Didapatkan dari SHRM, Sebuah survei terhadap 1.258 responden perempuan di 46 negara oleh Women of Influence+ menemukan bahwa sekitar 77,8 persen pernah mengalami diskriminasi terkait usia dalam karier mereka. Sebanyak 80,7 persen lainnya mengatakan bahwa mereka pernah menyaksikan karyawan wanita lain diperlakukan secara berbeda di tempat kerja karena usia mereka.
ADVERTISEMENT
Dari hasil di atas, survei menyoroti hambatan tersembunyi yang dihadapi oleh banyak perempuan yang mengidentifikasi diri sendiri yang tidak hanya menghambat perkembangan karier mereka, tetapi juga berdampak pada kepercayaan diri dan kesejahteraan mereka (well-being),"
Temuan juga muncul bahwa 40.7% dari responden mengalami fenomena ageism pada 10 tahun pertama karier mereka, kemudian 55.9% mengalami fenomena ageism setelah melewati 21 tahun pada masa karirnya. Fenomena ageism dalam lingkungan kerja bisa dalam bentuk kurangnya respek terhadap rekan kerja wanita dan perlakuan tidak adil dalam proses promosi. Ageism juga sangat terasa dan berdampak pada pekerja perempuan yang sudah memiliki anak dan sudah berumur.
Masih ada perusahaan yang tidak mau merekrut pekerja perempuan, tidak melakukan dan memberikan promosi pada pekerja perempuan yang qualified hanya karena persepsi negatif terkait umur dan stage of life. Mungkin banyak perusahaan yang tidak sadar bahwa mereka melakukan Woman Ageism di lingkungan kerja.
ADVERTISEMENT
Berikut menurut pendapat saya contoh dari ageism pada karyawan wanita di tempat kerja:
ADVERTISEMENT
Sebuah survei tahun 2023 oleh SHRM mengungkapkan bahwa sepertiga dari para profesional HR (32%) mengatakan bahwa usia pelamar berperan dalam keputusan yang diambil oleh organisasi mereka selama proses perekrutan.
Ageism pada karyawan wanita ini sangat berpengaruh pada kesehatan mental para karyawan dan bisa meningkatkan perasaan loneliness dan depresi.
Untuk mengurangi atau menghapus budaya atau fenomena ageism pada karyawan wanita yang berumur ada beberapa hal yang bisa dilakukan:
ADVERTISEMENT
Untuk melawan fenomena ageism pada wanita khususnya di dunia kerja mari kita mulai dari setiap kita untuk selalu mengingat bagaimana memanusiakan manusia, mengingat bahwa setiap orang memiliki value, termasuk pekerja yang lebih berumur memiliki value dan value mereka tidak ada masa kedaluwarsa, di mana mereka pun layak untuk bisa bekerja dan diperlakukan dengan baik dan memang memiliki kompetensi yang mendukung. Bagaimana dengan perusahaan tempat kalian bekerja? Apakah Ageism ini terjadi juga di tempat kerja kalian?