Mengungkap Tantangan dan Solusi Rantai Pasok Agroindustri di Indonesia

Kiki Yulianto
Dosen Departemen Teknologi Industri Pertanian, Universitas Andalas.
Konten dari Pengguna
6 Mei 2024 9:16 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kiki Yulianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi penjualan beras.  Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penjualan beras. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sektor pertanian dihadapkan dengan masalah klasik yaitu ketika hasil panen melimpah harga turun dan harga meningkat saat hasil panen menurun. Sesuai dengan hukum Supply & Demand. Tidak hanya itu, konektivitas antar wilayah juga dapat mempengaruhi kestabilan harga. Berdasarkan data BPS (2020), Margin Pendapatan Pengangkutan (MPP) komoditas pangan pokok masih tinggi.
ADVERTISEMENT
Tingginya MPP disebabkan karena panjangnya rantai distribusi dan tingginya tingkat kerusakan komoditas yang menyebabkan distributor membebankan biaya yang besar. Panjangnya rantai distribusi ini dikarenakan pedagang belum terkoneksi langsung terhadap produsen, inilah yang menyebabkan disparitas harga pangan di pasaran menjadi tinggi.
Pendistribusian yang tidak lancar karena masalah transportasi dan konektivitas antar wilayah turut mempengaruhi disparitas harga, di mana pada saat musim panen, di wilayah sentra produksi harganya jatuh, meskipun di wilayah non sentra harganya masih tinggi.
Selain itu, akses terhadap informasi harga dan pasokan di setiap wilayah belum terbuka secara meluas. Akses informasi yang terbatas menyebabkan spekulasi dan disparitas harga antara konsumen dan produsen, serta antar wilayah.
Selain itu, dengan semakin meningkatnya pengetahuan konsumen terhadap keamanan produk pangan, belakangan agroindustri menghadapi beberapa kendala dalam mengelola rantai pasok seperti kurangnya kepercayaan, kesulitan dalam pelacakan, dan distribusi yang tidak efisien. Dalam beberapa tahun terakhir, dengan seringnya krisis kepercayaan terhadap industri pertanian, masalah keamanan pangan telah menjadi masalah yang menjadi perhatian khusus konsumen.
ADVERTISEMENT
Pangan merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi untuk menjaga peradaban manusia dan keutuhan bangsa. Oleh karena itu, kestabilan harga pangan di pasaran sangat penting untuk menopang ketahanan pangan nasional. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kestabilan harga adalah dengan melakukan diversifikasi hasil panen melalui agroindustri.
Agroindustri adalah industri yang mengolah bahan baku pertanian menjadi produk pangan atau setengah jadi lalu kemudian mengirimkan ke konsumen akhir. Agroindustri, khususnya dalam skala kecil dan skala menengah, secara efektif menyediakan lapangan kerja bagi tenaga kerja tidak terampil.
Agroindustri melihat beberapa faktor penting dalam menciptakan lingkungan yang positif bagi masyarakat secara umum dan membantu petani skala kecil untuk bertahan hidup. Agroindustri membutuhkan pasokan bahan baku yang bermutu dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tetapi dihadapkan pada kondisi musiman. Untuk mendapatkan pasokan bahan baku yang bermutu maka diperlukan standar dasar komoditas, sedangkan kuantitas pasokan perlu memperhatikan produktivitas tanaman.
ADVERTISEMENT
Rantai pasok agroindustri secara sederhana adalah urutan dalam sebuah rangkaian yang terdiri pemasok, pemroses, distributor atau pengecer dan konsumen dengan bahan baku utamanya komoditas pertanian tertentu. Sebuah pendekatan yang diterapkan untuk mengelola komoditas pertanian tertentu dimulai dari pemasok, pemroses, distributor atau pengecer dan pelanggan untuk menciptakan nilai tertentu dari produk olahan yang memperhatikan kontribusi dari para pelaku di sepanjang rantai pasok secara proporsional dan berkeadilan.
Manajemen rantai pasok agroindustri melibatkan beberapa pihak terkait yang saling terintegrasi dari hulu hingga hilir secara berkelanjutan. Dengan adanya integrasi tersebut tentunya memerlukan identifikasi, pengukuran, dan evaluasi yang baik. Aspek utama yang perlu diperhatikan di antaranya kinerja, nilai tambah, risiko, serta tercapainya efektivitas dan efisiensi dalam manajemen rantai pasok. Kunci keberhasilan dari rantai pasok agroindustri adalah bahan baku.
ADVERTISEMENT
Agroindustri membutuhkan pasokan bahan baku yang bermutu dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tetapi dihadapkan pada kondisi musiman dan mudah rusak. Untuk mendapatkan pasokan bahan baku yang bermutu maka diperlukan standar dasar komoditas, sedangkan kuantitas pasokan perlu memperhatikan produktivitas tanaman.
Karyawan memeriksa stok beras di Gudang Bulog Subdrive Indramayu, Jawa Barat, Rabu (11/3). Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Efektivitas mempengaruhi proses pengambilan keputusan dengan menjamin tujuan yang telah ditetapkan dalam manajemen rantai pasok. Pentingnya peningkatan efektivitas dan efisiensi juga dapat memberikan peluang untuk perbaikan berkelanjutan pada keseluruhan struktur rantai pasok.
Sistem rantai pasok agroindustri mempunyai dua jenis kategori, yaitu rantai pasok produk segar dan rantai pasok produk yang di proses. Produk segar misalnya saja sayuran, buah-buahan dan sejenisnya yang tidak membutuhkan proses pengolahan atau proses transformasi kimia.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, produk yang diproses membutuhkan proses transformasi kimia atau perubahan bentuk sehingga menjadi produk yang bernilai lebih tinggi. Kompleksitas tidak ditentukan oleh kategori rantai pasok tetapi banyak pihak yang terlibat, karakteristik komoditas dan kelompok konsumen.
Rantai pasok agroindustri akan melibatkan banyak pihak diantaranya petani, pedagang pengepul, agroindustri, distributor, pengecer dan pihak terkait tidak langsung lainnya. Pemerintah, NGO, asosiasi profesi dan lainnya adalah pihak terkait yang memberi pengaruh terhadap efisiensi dan efektivitas sebuah rantai pasok agroindustri.
Manajemen rantai pasok agroindustri patut memperhatikan pihak-pihak terkait ini sebagai bagian dari para pemangku kepentingan. Secara umum, rantai pasok terdiri dari tiga tahap yaitu pengadaan (procurement), produksi dan distribusi. Manajemen rantai pasok merupakan bagian dari praktik manajemen modern yang dibutuhkan perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan kemampuannya bersaing.
ADVERTISEMENT
Berbagai sektor industri telah menjadi perhatian para peneliti di bidang manajemen rantai pasok. Tuntutan isu keberlanjutan menjadi pendorong berkembangnya manajemen rantai pasok berkelanjutan.
Ciri utama dari sistem rantai pasok agroindustri adalah komitmen dalam menyalurkan barang dari hulu sampai ke hilir. Kooperasi dan kolaborasi menjadi kata kunci dari efisiensi dan efektivitas dari rantai pasok. Kooperasi merupakan bentuk kerja sama antar pelaku secara horizontal, misalnya sesama petani.
Kolaborasi adalah bentuk kerja sama antar pelaku secara vertikal, misalnya petani dengan koperasi. Penentuan rantai pasok perlu memperhatikan cakupan kompleksitas, memulai dari industri sendiri, pengorganisasian para petani dan transparansi informasi dalam setiap kegiatan. Panjang dan ukuran rantai pasok akan menentukan kesinambungan bisnis dari produk yang dihantarkan. Keterlibatan banyak pelaku dalam unit rantai pasok harus disesuaikan dengan kebutuhan kapasitas dan prakiraan permintaan.
ADVERTISEMENT
Pengorganisasian yang tepat akan menjadikan rantai pasok sebagai cara bersaing yang efektif bagi agroindustri. Mengelola rantai pasok agroindustri bukanlah tugas yang mudah. Namun, dengan kerja sama yang baik, transparansi, dan inovasi, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadikan sektor pertaniannya lebih stabil, efisien, dan berdaya saing. Mari kita dukung perubahan positif ini untuk ketahanan pangan nasional yang lebih baik.