Asuransi AXA Financial Indonesia Sebut Tak Kena Dampak Rupiah Tembus Rp 16.150

24 April 2024 15:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang Teller menghitung uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di Bank Mandiri, Jakarta, Senin (7/1/2018). Rupiah ditutup menguat 1,26 persen menjadi Rp14.085 per satu Dolar AS. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
zoom-in-whitePerbesar
Seorang Teller menghitung uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di Bank Mandiri, Jakarta, Senin (7/1/2018). Rupiah ditutup menguat 1,26 persen menjadi Rp14.085 per satu Dolar AS. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perusahaan asuransi jiwa AXA Group, PT AXA Financial Indonesia (AFI) mengungkapkan nilai tukar rupiah mencapai Rp 16.150 per dolar AS tak mempengaruhi klaim asuransi di luar negeri.
ADVERTISEMENT
Chief Proposition & Alternate Distribution AXA Financial Indonesia, Yudhistira Dharmawata, mengatakan asuransi rawat inap menjadi salah satu produk favorit nasabah di Singapura dan Malaysia. Meski demikian, pembayaran klaim tidak terpengaruh fluktuasi rupiah.
“Asuransi jiwa pembayarannya USD, kebetulan kalau bayar premi dalam USD menerima premi dalam bentuk USD, bayar klaim dari USD. Engga terlalu (ngaruh),” ujar Yudhistira dalam acara Halal bi Halal AXA Financial Indonesia di Plataran Menteng, Rabu (24/4).
Biasanya, pembayaran klaim bagi nasabah di Singapura dan Malaysia tergantung mata uang tukar di negara masing-masing. Seperti di Malaysia mata uang Ringgit dan Singapura dolar Singapura.
“Kalau klaim di Singapura bayarnya dolar Singapura. Dolar AS enggak terlalu langsung terpengaruh. Kami tidak membayar klaim dalam bentuk USD biasanya,” jelasnya.
Direksi PT AXA Financial Indonesia dalam acara halalbihalal di Plataran Menteng, Rabu (24/4/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
AXA Financial Indonesia menyediakan tiga jenis produk yaitu asuransi unit link, asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Prioritas pemilihan produk asuransi bukan menjadi fokus umum perusahaan melainkan tergantung preferensi nasabah.
ADVERTISEMENT
“Klau AFI paling laku itu nasabah yang nyari produk (asuransi) rawat inap. Kemudian rawat inap itu biasanya di Indonesia kemudian ada Malaysia dan Singapura. Tapi sebagian besar nasabah kami di Indonesia,” kata Yudhistira.
Yudhistira melihat kebutuhan asuransi kesehatan masih relevan untuk masyarakat sehingga penetrasi asuransi tersebut semakin meningkat sejak pandemi COVID-19.
“Kami ikuti mekanisme pasar aja sih. Tugas kami menyediakan semuanya ready, opsinya ada bagi nasabah,” katanya.