Beras Masih Mahal Meskipun Harga Gabah Turun, Bulog Ungkap Alasannya

3 Mei 2024 14:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perum Bulog menyalurkan bantuan pangan tahap II beras 10 kg di Kantor Kelurahan Pela Mampang, Jakarta, Jumat (3/5/2024).  Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Perum Bulog menyalurkan bantuan pangan tahap II beras 10 kg di Kantor Kelurahan Pela Mampang, Jakarta, Jumat (3/5/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Harga beras masih tinggi meskipun harga gabah mulai menurun seiring musim panen raya. Perum Bulog mencermati para pedagang beras memiliki pertimbangan tertentu untuk mempertahankan harga.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan panel harga Badan Pangan, harga beras saat ini masih lebih tinggi dari harga eceran tertinggi (HET). Harga beras medium mencapai Rp 13.540 per kg dan harga beras premium mencapai Rp 15.640 per kg.
“Mungkin semua pedagang juga memiliki pengetahuan yang semakin terbuka, dia bisa melihat proyeksi ke depan kira-kira seperti apa. Itu saya kira satu faktor,” ujar Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi saat ditemui di Kantor Kelurahan Pela Mampang, Jakarta, Jumat (3/5).
Menurut Bayu, pedagang beras bisa memahami adanya kemungkinan panen di musim selanjutnya tidak sebaik yang diharapkan atau bisa berisiko. Selain itu, kurs rupiah bisa mempengaruhi harga beras internasional.
“Masalah situasi internasional dengan ketegangan geopolitik ditambah kurs itu akan membuat juga harga internasional masih akan fluktuasi. Pedagang juga tahu itu, jadi tampaknya teman-teman di ritel itu memperhitungkan faktor-faktor tadi,” katanya.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi dalam penyaluran beras 10 kg untuk masyarakat di Kantor Kelurahan Pela Mampang, Jakarta, Jumat (3/5/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
Perum Bulog melalui Program Rumah Pangan Kita (RPK) yang sudah mencapai puluhan ribu menjadi instrumen untuk melakukan intervensi harga beras di ritel.
“Jadi kita amankan harga petani jangan sampai mereka menjadi merugi tapi pada saat yang sama punya intervensi yang non bantuan pangan,” terang Bayu.
Bayu menegaskan, bantuan pangan berupa beras diprioritaskan untuk kelompok masyarakat yang relatif berpendapatan rendah. Penyaluran bantuan pangan tahap II akan berlangsung hingga Juni 2024.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebelumnya memproyeksikan produksi beras nasional akan turun setelah bulan Mei hingga akhir tahun 2024.
Berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) BPS, produksi beras nasional di April 2024 diperkirakan mencapai 5,53 juta ton dan di Mei 2024 berada di angka 3,19 juta ton. Selanjutnya pada Juni 2024 diperkirakan produksi beras mulai menurun menjadi 2,12 juta ton.
ADVERTISEMENT
"Untuk beras kita harus bersiap. Ini karena setelah Mei, proyeksi produksi dalam negeri kemungkinan akan mengalami depresiasi sampai akhir tahun, kecuali ada luas tanam yang lebih dari 1 hektare per bulannya," terang Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi.