Impor Beras Jalan Terus Meskipun Masa Panen Raya, Bulog Jelaskan Alasannya

3 Mei 2024 13:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi dalam penyaluran beras 10 kg untuk masyarakat di Kantor Kelurahan Pela Mampang, Jakarta, Jumat (3/5/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi dalam penyaluran beras 10 kg untuk masyarakat di Kantor Kelurahan Pela Mampang, Jakarta, Jumat (3/5/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perum Bulog melaporkan beras impor tetap masuk ke Indonesia meskipun telah memasuki masa panen raya. Penyaluran beras impor tersebut diprioritaskan untuk daerah non-sentra produksi.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, menyebut pihaknya terus melakukan komunikasi dengan pemasok untuk mengelola beras impor masuk ke dalam negeri.
“Ya saat ini kita terus jalan (impor beras), dan yang paling utama dari kegiatan impor itu sebenarnya bukan hanya sekadar masuknya, tapi komunikasi dengan mereka,” ujar Bayu usai penyaluran bantuan pangan tahap II di Kantor Kelurahan Pela Mampang, Jakarta, Jumat (3/5).
Untuk daerah sentra produksi, Bayu menyebut beras impor bisa dihentikan sewaktu-waktu tergantung kondisi harga di wilayah tersebut. Solusinya, Bulog harus memiliki stok beras sebagai cadangan beras pemerintah (CBP).
“Intinya adalah kita harus punya stok yang cukup karena nanti kalau semester 2 panennya tidak sebagus yang kita bayangkan, padahal misalnya pemerintah ingin melanjutkan program bantuan pangan, Bulog harus punya stoknya,” lanjut Bayu.
ADVERTISEMENT
Bayu menyebut pemerintah bisa membuka opsi untuk membuat kontrak beras impor terhadap negara pengekspor saat ini, namun beras bisa masuk pada bulan Juli dan Agustus.
Bulog mencatat beras impor yang telah masuk ke Indonesia sekitar 1,3 juta ton dari realisasi kuota impor beras tahun 2024 sebanyak 3,6 juta ton.
Stok CBP saat ini mencetak rekor tertinggi sejak 2020 sebanyak 1,63 juta ton. Beras tersebut berasal dari serapan ke petani dan pengadaan impor.
"Saat ini stok Bulog salah satu yang tertinggi dalam empat tahun, mencapai 1,63 juta ton. Ini sangat mencukupi untuk mendukung program bantuan pangan dan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP)," terang Bayu.