Indeks Bisnis UMKM BRI: Ekspansi Bisnis UMKM Melambat, Namun Tetap Prospektif

3 Mei 2024 11:16 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari. Foto: Dok. BRI
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari. Foto: Dok. BRI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk kembali mempublikasikan Indeks Bisnis UMKM Q1-2024 dan Ekspektasi Q2-2024. Hasilnya, tercatat pada Q1-2024, pertumbuhan bisnis UMKM masih berlanjut, tercermin dari Indeks Bisnis UMKM pada level 102,9.
ADVERTISEMENT
Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari mengungkapkan, pertumbuhan bisnis UMKM ini didorong oleh sejumlah faktor, antara lain panen raya tanaman bahan makanan yang mulai berlangsung di beberapa sentra produksi, adanya kenaikan harga barang dan jasa, peningkatan pesanan menjelang puasa dan Idul Fitri, dan kampanye pemilu 2024.
“Namun demikian, apabila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, Indeks Bisnis UMKM Q1-2024 sedikit melemah, yang mengindikasikan ekspansi bisnis UMKM sedikit melambat karena beberapa alasan, yaitu pelemahan daya beli masyarakat dan keterlambatan panen raya di beberapa daerah yang terdampak El-Nino, normalisasi permintaan terhadap barang dan jasa pasca perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Nataru, kenaikan harga barang input yang menyebabkan volume produksi cenderung menurun, persaingan yang semakin ketat dari pebisnis online dan peritel modern, dan waktu operasi yang terbatas selama bulan puasa untuk usaha restoran/warung,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Jika dilihat secara sektoral, hampir semua sektor UMKM mencatat ekspansi usaha dibandingkan Q1-2024, kecuali sektor transportasi. Indeks tertinggi tercatat di sektor pertambangan dan penggalian karena kenaikan permintaan untuk air bersih dan gas.
Sedangkan, kenaikan rata-rata harga jual dan panen raya yang mulai terjadi di sebagian sentra produksi mendorong ekspansi sektor pertanian. Kenaikan aktivitas usaha pada sektor industri pengolahan, perdagangan, serta hotel dan restoran juga ditopang oleh kenaikan rata-rata harga jual dan kegiatan kampanye.
Sementara itu, pertumbuhan bisnis sektor konstruksi didorong peningkatan renovasi atau perbaikan rumah menjelang bulan puasa dan hari raya.
“Pada Q2-2024, pelaku UMKM tetap optimis ekspansi usahanya akan terus berlanjut, seperti tercermin pada Indeks Ekspektasi Bisnis UMKM yang tetap di level yang tinggi (129,9),” ujar Supari.
ADVERTISEMENT
“Dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, optimisme tersebut kembali menguat. Kondisi ini didorong sejumlah hal, antara lain puncak panen raya tanaman bahan makanan akan terjadi di sebagian besar sentra produksi, perayaan HBKN Idulfitri akan meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa, cuaca yang lebih kondusif, serta akselerasi pelaksanaan proyek-proyek pemerintah dan swasta,” imbuhnya.

Indeks Bisnis UMKM Q1-2024 BRI

Indeks Bisnis UMKM Q1-2024 dan Ekspektasi Q2-2024. Foto: Dok. BRI
Sejalan dengan bisnis UMKM yang berekspansi, maka sentimen pebisnis UMKM terhadap perekonomian dan usaha secara umum tetap baik.
Hal ini tercermin pada Indeks Sentimen Bisnis (ISB) UMKM Q1-2024 yang berada pada level 118,7. Kedua komponen penyusunnya sama-sama mengalami penguatan, yakni Indeks Situasi Sekarang (ISS) naik 0,2 poin menjadi 92,5, sementara Indeks Ekspektasi (IE) meningkat 3,3 poin menjadi 145,0.
ADVERTISEMENT
ISS yang masih di bawah 100, terutama, disebabkan oleh menurunnya penilaian pebisnis UMKM terhadap kondisi perekonomian secara umum saat ini karena kenaikan harga bahan baku.
Dengan kondisi bisnis UMKM yang terus tumbuh dan adanya ekspektasi terhadap prospek perekonomian yang semakin baik, pebisnis UMKM pun memberikan penilaian yang semakin tinggi terhadap kemampuan pemerintah dalam menjalankan tugas-tugas utamanya.
Hal ini tercermin pada Indeks Kepercayaan pelaku UMKM kepada Pemerintah (IKP) yang naik ke level 135,3 pada Q1-2024. Dilihat dari komponen penyusunnya, pebisnis UMKM memberikan penilaian tertinggi terhadap kemampuan pemerintah menciptakan rasa aman dan tenteram (indeks terkait 156,3) serta menyediakan dan merawat infrastruktur (indeks terkait 148,8).
Sedangkan, penilaian terendah diberikan oleh pelaku UMKM terhadap kemampuan pemerintah menstabilkan harga barang dan jasa (indeks 128,4).
ADVERTISEMENT
Hal ini tampaknya berkaitan dengan kenaikan harga barang input dan kebutuhan pokok yang dialami oleh sebagian besar pebisnis UMKM.
Sebagian besar komponen penyusun IKP meningkat, dengan kenaikan terbesar terjadi pada komponen yang menyatakan kemampuan pemerintah menegakkan hukum dan memberikan rasa keadilan (menguat 3,4 poin), dan diikuti komponen yang menyatakan kemampuan pemerintah menciptakan rasa aman dan tenteram (menguat 3,1 poin).

Sekilas tentang Survei BRI

Survei Kegiatan Usaha dan Sentimen Bisnis UMKM BRI memiliki sampel lebih dari 7.000 responden UMKM yang tersebar di semua sektor ekonomi dan di 33 provinsi di Indonesia.
Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode stratified systematic random sampling, sehingga dapat merepresentasikan sektor usaha, daerah, dan skala usaha.
ADVERTISEMENT
Survei ini dilakukan oleh BRI Research Institute pada tanggal 22 Maret 2023 sampai dengan 08 April 2024. Wawancara dilakukan melalui telepon dengan pengawasan mutu yang ketat sehingga data yang terkumpul valid dan reliable.
Informasi yang dikumpulkan dalam survei ini adalah persepsi pelaku usaha UMKM terhadap perkembangan dan prospek perekonomian secara umum, sektor usaha responden serta perkembangan dan proyeksi kinerja usaha responden.
Informasi ini digunakan untuk menyusun Indeks Bisnis UMKM (IB), Indeks Sentimen Bisnis (ISB), serta Indeks Kepercayaan Pelaku (IKP) UMKM kepada pemerintah.
Indeks-indeks tersebut melengkapi indeks serupa yang disusun oleh Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik, yang surveinya dilakukan terhadap pelaku usaha kategori menengah dan besar.
Di samping itu, juga dikumpulkan informasi mengenai kondisi usaha responden untuk keperluan monitoring dan sekaligus menjadi early warning system (EWS) terhadap keberlangsungan usaha debitur UMKM.
ADVERTISEMENT
Dalam survei ini, responden menjawab sejumlah pertanyaan, untuk setiap pertanyaan responden dapat memberikan jawaban positif (lebih tinggi atau lebih baik), jawaban negatif (lebih rendah atau lebih buruk), dan jawaban netral (sama saja atau tetap).
Indeks difusi dihitung dari selisih persentase jawaban positif dengan persentase jawaban negatif ditambah 100. Dalam hal ini, jawaban netral diabaikan. Nilai tengah indeks difusi adalah 100, dan rentang indeks difusi akan berada pada kisaran nol sampai dengan 200.
Jika semua responden memberikan jawaban negatif, maka indeks difusi akan bernilai nol. Sebaliknya, jika semua responden memberikan jawaban positif, maka indeks difusi akan bernilai 200.