Jokowi Akan Evaluasi Subsidi Energi Imbas Iran vs Israel, BBM Bisa Naik Juni?

16 April 2024 14:15 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas mengisi bahan bakar minyak ke kendaraan konsumen di SPBU 5483203, Mataram, NTB, Kamis (4/4/2024). Foto: ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mengisi bahan bakar minyak ke kendaraan konsumen di SPBU 5483203, Mataram, NTB, Kamis (4/4/2024). Foto: ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pemerintah bakal melakukan kalibrasi alias penyesuaian kembali anggaran subsidi energi. Hal itu dilakukan sekaligus merespons memanasnya konflik Iran-Israel yang memicu tingginya harga minyak dunia.
ADVERTISEMENT
"Kita juga dihadapkan dengan berbagai tantangan dalam negeri terutama terkait dengan subsidi. Ini kita juga harus mengkalibrasi lagi anggaran yang digunakan," kata Airlangga kepada awak media di kantornya, Selasa (16/4).
Berdasarkan data Reuters, harga Brent berjangka untuk pengiriman bulan Juni ditutup pada USD 90,10 per barel, turun 35 sen, atau 0,4 persen. Minyak mentah berjangka AS untuk pengiriman Mei turun 25 sen, atau 0,3 persen menjadi USD 85,41 per barel.
Airlangga mengakui konflik geopolitik tersebut memang memberikan tekanan terhadap ekonomi global. Untuk itu, Airlangga mengatakan pemerintah akan menyiapkan sejumlah kebijakan untuk merespons
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Halalbihalal di kantornya, Selasa (16/4/2024) Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
"Kita harus mempersiapkan terhadap berbagai shock dan kita belum selesai dari global shock, perang Ukraina masih ada, Israel-Gaza masih ada. Tapi dunia cannot afford another war," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Airlangga mengatakan proses evaluasi anggaran BBM subsidi akan dilakukan paling lambat Juni. Ia memastikan, harga BBM tidak akan naik hingga Juni tahun ini.
"Kita melihat satu sampai dua bulan situasi seperti apa (untuk melakukan kalibrasi harga BBM subsidi). Kalau tidak ada eskalasi kita berharap minyak bisa flatten. Tetapi kalau ada ekskalasi tentu berbeda," tandasnya.