Kemenkeu Cermati Risiko Kuota Subsidi BBM dan LPG 2023 Jebol

11 Agustus 2023 16:37 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite ke sepeda motor konsumen di SPBU Imam Bonjol, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Jumat (24/6/2022). Foto: Makna Zaezar/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite ke sepeda motor konsumen di SPBU Imam Bonjol, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Jumat (24/6/2022). Foto: Makna Zaezar/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melihat adanya risiko kuota subsidi BBM dan LPG tahun ini melampaui target alias jebol. Untuk itu, Kemenkeu akan terus bekerja sama dengan Pertamina maupun PLN untuk memastikan konsumsi energi tetap terkendali.
ADVERTISEMENT
"Mengenai risiko pelampauan kuota subsidi BBM, LPG, kami terus cermati hal itu, karena ada potensi untuk itu (lampaui target). Dan kami terus kerja sama dengan badan usaha, Pertamina, PLN, untuk bisa kendalikan volume dari BBM dan listrik yang disubsidi untuk dikonsumsi," ujar Dirjen Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata dalam konferensi pers APBN KiTa, Jumat (11/8).
Meski demikian, Isa mematikan hingga saat ini subsidi energi masih terkendali dan belum berdampak terhadap anggaran subsidi di APBN. Sebab menurutnya, harga minyak saat ini masih lebih rendah dari yang ditetapkan dalam APBN 2023.
"Dampaknya pada APBN sejauh ini masih kami perkirakan netral, karena harga-harga BBM dan bahan baku untuk hasilkan listrik tahun ini lebih rendah dari yang diperkirakan waktu penyusunan APBN," kata Isa.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Isa juga mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga agar konsumsi BBM, LPG, hingga listrik sesuai dengan target pemerintah.
"Tapi akan terus kami cermati, terutama kami ingin ajak semua pihak untuk tetap jaga konsumsi BBM, listrik, LPG bersubsidi bisa kita kendalikan bersama dan tidak melampaui kuota yang sudah ditetapkan," tambahnya.
Hingga Juli 2023, Kemenkeu mencatat realisasi subsidi dan kompensasi BBM sebesar Rp 59,7 triliun, sementara subsidi LPG 3 kg sebesar Rp 37,7 triliun. Selain itu, realisasi subsidi dan kompensasi listrik mencapai Rp 48,5 triliun.
Pemerintah menetapkan kuota BBM untuk tahun 2023 untuk Jenis Bahan Bakar Tertentu (JBT) untuk minyak tanah (kerosene) sebesar 0,5 Juta Kilo Liter (KL), minyak solar sebesar 17 Juta KL, sedangkan untuk Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP/Pertalite) sebesar 32,56 Juta KL.
ADVERTISEMENT
BPH Migas melaporkan penyaluran BBM bersubsidi Pertalite sepanjang semester I 2023 mencapai 14,8 juta KL. Jumlah itu setara 45,4 persen dari total kuota tahun ini. Sementara itu, serapan BBM bersubsidi jenis diesel, Solar mencapai 8,4 juta KL atau 49,5 persen dari total kuota.
Sementara itu, kuota volume LPG 3 kg di tahun 2023 sebesar 8 juta metrik ton (MT)dan cadangan sebesar 0,5 juta MT. Per 31 Juli 2023, sudah disalurkan sebanyak 58 persen dari kuota yang ditentukan.