Pemerintah Buka Kemungkinan Bandara Kertajati Dikelola Bersama Perusahaan UEA
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Investor dari UEA tersebut, tepatnya dari Abu Dhabi, nantinya akan membentuk perusahaan patungan atau Joint Venture (JV) dengan pengelola Bandara Kertajati saat ini, yaitu Angkasa Pura II dan BIJB. Arya berkaca dari pengelolaan Bandara Internasional Kualanamu Deli Serdang, Sumatera Utara.
"Oh bisa, di (Bandara) Kualanamu kan bentuknya JV, jadi bisa aja," tutur Arya saat ditanya kemungkinan Bandara Kertajati JV dengan perusahaan Abu Dhabi di Kantor Kementerian BUMN pada Senin (27/11).
Dalam catatan kumparan, Bandara Kualanamu, dikelola oleh perusahaan PT Angkasa Pura Aviasi (APA) yang merupakan perushaan patungan Angkasa Pura II dengan GMF Airports asal India. AP II menguasai mayoritas 51 persen saham di PT APA, sementara GMR Airports Consortium sebesar 49 persen.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bertemu dengan Menteri Energi dan Infrastruktur Uni Emirat Arab (UEA) Suhail Mohammed Al Mazroei dan Chief Executive Officer (CEO) Abu Dhabi Airports Sheikh Mohammed, dalam kunjungan kerjanya ke Abu Dhabi, UEA, Sabtu (25/11).
“Setelah pertemuan ini kami berharap Abu Dhabi Airport menangkap peluang kerja sama untuk mengembangkan Bandara Kertajati, bersama dengan BIJB dan AP II selaku pengelola bandara,” kata Budi dalam keterangannya dikutip pada Senin (27/11).
Budi menjelaskan, Bandara Kertajati merupakan bandara baru yang dibangun untuk menggantikan Bandara Husein Sastranegara di Bandung, Jawa Barat. “Secara grand design, Bandara Kertajati akan memiliki fasilitas cargo village, maintenance, repair, and overhaul (MRO), serta area komersial,” tambah Budi.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Budi mengatakan, Bandara Kertajati diproyeksikan menjadi bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandara Internasional Soekarno Hatta di Jakarta, yang memiliki pasar potensial untuk pariwisata, umrah dan haji, kargo, serta aerocity.
“Bandara Kertajati akan membuka peluang bagi mitra strategis untuk membeli saham dengan porsi maksimal 49 persen,” tuturnya.
Dalam pertemuan tersebut, Menhub bersama Menteri Suhail juga menjajaki peluang kerja sama antara maskapai Indonesia dan maskapai UEA, untuk membentuk perusahaan joint venture dalam rangka melayani pasar penerbangan domestik.
Sementara itu, Menteri Suhail menyatakan ketertarikannya untuk berinvestasi dan menjajaki peluang kerja sama dengan Indonesia, baik itu pada bidang transportasi darat, laut, udara, serta kereta api.