Pengusaha Ritel Akui Terdampak Naiknya Suku Bunga BI

2 Mei 2024 17:36 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketum Hippindo Budihardjo Iduansjah.  Foto: Nabil Jahja/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketum Hippindo Budihardjo Iduansjah. Foto: Nabil Jahja/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) menyatakan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI menjadi 6,25 persen berdampak terhadap industri ritel di Tanah Air.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah mengatakan, kenaikan suku bunga acuan BI dampaknya lebih besar dirasakan oleh industri ritel dibandingkan dengan kenaikan dollar Amerika Serikat (AS). Hal ini dihawatirkan akan dapat menaikan bunga pinjaman bank dan biaya sewa.
"Jadi dampak suku bunga itu lebih besar dibanding dengan dampak kenaikan dollar AS. Kalau dollar AS naik tidak seketika harga naik. Tapi kalo suku bunga bank naik yang saya khawatirkan itu pinjaman-pinjaman itu kan akan ikut naik. Jadi adanya costing tambahan dari hilir ke hulu," kata Budihardjo dalam acara Business Matching IKM Pangan dan Furnitur Dengan Hippindo & Ekosistemnya di Jakarta, Kamis (2/5).
Ilustrasi konsumsi masyarakat. Foto: Novrian Arbi/ANTARA FOTO
Apalagi kenaikan tersebut tidak diimbangi dengan penjualan yang bagus, maka dampak terhadap Harga Pokok Produksi (HPP) akan terasa. Sebaliknya, jika kenaikan suku bunga pinjaman bank ini diimbangi dengan penjualan yang bagus, maka dampak terhadap HPP tidak berpengaruh.
ADVERTISEMENT
"Kalo tidak diimbangi dengan traffic jualan, kalo bagus mungkin tidak terlalu kena ke HPP karena masih diserap dari mix margin. Tapi yang saya khawatir itu kalo traffic-nya juga turun," kata Budihardjo.
"Tentunya kenaikan suku bunga ini berdampak pada naiknya suku bunga pinjaman dan biaya sewa. pinjaman bunga bank naik, ritel juga pinjaman buat bayar sewa dan sebagainya naik," sambungnya.
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps atau 0,25 persen menjadi 6,25 persen di bulan April 2024. Selain itu, BI juga menaikkan suku bunga deposit facility 25 bps di level 5,5 persen dan lending facility 25 bps menjadi 7 persen.
Ini merupakan kenaikan suku bunga BI untuk pertama kalinya sejak Oktober 2023. Sebelumnya, selama 6 bulan terakhir suku bunga BI ditahan di level 6 persen.
ADVERTISEMENT
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, kenaikan suku bunga ini untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dari memburuknya risiko global. Serta sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam target BI yakni 2,5 persen plus minus 1 persen di 2024 dan 2025.
"Kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," ungkapnya.