PLN Bakal Ekspansi Bisnis Gas dan BBM untuk Turunkan Biaya Produksi Listrik

22 Mei 2023 10:28 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gardu listrik PLN. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gardu listrik PLN. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
PT PLN (Persero) melalui subholding PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) memastikan akan memperluas bisnisnya ke niaga gas dan BBM untuk menopang bisnis utamanya di sektor pembangkitan listrik.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Perusahaan PLN EPI, Mamit Setiawan, menjelaskan tujuan ekspansi bisnis untuk efisiensi biaya pokok produksi (BPP), di mana PLN bisa menyediakan energi primer sendiri baik gas maupun BBM.
"Tentunya ada penurunan biaya pokok produksi, karena kami akan menggantikan solar dengan gas di mana harganya jauh lebih murah. Yang pasti memang ada penurunan yang akan kita dapatkan," kata Mamit saat dihubungi, Senin (22/5).
Mamit menjelaskan, untuk pengembangan bisnis energi primer BBM, PLN sejauh ini masih bekerja sama dengan PT Pertamina Patra Niaga dengan kontrak yang berlangsung hingga tahun ini.
Sementara untuk pengembangan bisnis gas, pihaknya sedang fokus membenahi kontrak-kontrak yang sudah dilimpahkan dari PLN pusat ke PLN EPI untuk persiapan program gasifikasi.
ADVERTISEMENT
Mamit menuturkan, PLN EPI masih melihat potensi pengembangan bisnis gas dan BBM dalam rangka menjalankan amanat efisiensi yang digaungkan Kementerian BUMN.
Sekretaris Perusahaan PLN EPI, Mamit Setiawan, Kamis (13/4/2023). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Di sisi lain, dia memastikan rencana ini bukan karena permasalahan pasokan dari para pemasok-pemasok yang berkontrak dengan PLN, sehingga rencana ekspansi bisnis murni karena potensi bisnis yang dibidik perusahaan.
"Kami akan tetap mengikuti arahan pemerintah tapi melihat banyaknya PLTGU yang masih pakai Solar, maka dengan adanya kegiatan ini jauh lebih efisien," pungkas Mamit.
Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif sempat menanggapi rencana PLN memasuki bisnis sektor migas. Dia mengaku belum mendapatkan laporan apa pun terkait perizinannya.
"Belum ada (laporan) ke saya, apa urusannya (masuk bisnis migas)," tegasnya saat ditemui di kantor Kementerian ESDM, Jumat (17/3).
ADVERTISEMENT