news-card-video
14 Ramadhan 1446 HJumat, 14 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Program Biodiesel Bikin Impor Solar Menyusut 7,19 Juta KL hingga 2022

31 Juli 2023 19:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bahan bakar Biodiesel B30 yang diuji coba di Kementerian ESDM, Kamis (13/6). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bahan bakar Biodiesel B30 yang diuji coba di Kementerian ESDM, Kamis (13/6). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat program campuran minyak kelapa sawit dengan BBM Solar (Biodiesel) berhasil mengurangi impor solar Indonesia sebesar 7,19 juta kiloliter (KL) sejak tahun 2012 hingga 2022.
ADVERTISEMENT
Plt. Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha Badan Usaha Milik Negara, Riset, dan Inovasi, Elen Setiadi, mengatakan program biodiesel juga menghemat devisa negara hingga USD 8,4 miliar atau Rp 126,6 triliun.
Selain itu, nilai tambah dari pengolahan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) menjadi biodiesel sudah mencapai Rp 13,2 triliun.
"Dari data Kementerian ESDM, pengurangan impor solar itu sebanyak 7,19 juta KL, di mana sejak tahun 2012 impor solar 12,46 juta KL, sedangkan 2022 hanya 5,27 juta. Besar sekali," ungkapnya saat dialog industri di Hotel Sultan Senayan, Senin (31/7).
Elen melanjutkan, pemerintah mencatat penjualan biodiesel meningkat 24,26 juta KL, yakni pada tahun 2012 tercatat hanya 9,13 juta KL, sementara di tahun 2022 melesat hingga 33,39 juta KL.
ADVERTISEMENT
Pekerja membongkar muat Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit ke atas truk. Foto: ANTARA FOTO/ Akbar Tado
Sementara itu, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mengungkapkan penerapan program biodiesel 35 persen (B35) baru dilakukan secara menyeluruh mulai 1 Agustus 2023 alias besok.
Kepala Divisi Unit Penyaluran BPDPKS, Fajar Wahyudi, mengatakan campuran biodiesel naik menjadi 35 persen sebenarnya sudah dimulai 1 Februari 2023. Namun ada permintaan relaksasi dari badan usaha (BU) BBM supaya dilakukan bertahap hingga 1 Agustus 2023.
"Mungkin 1 Agustus besok kita akan full di 35 persen. Sejak 1 Februari itu sebetulnya beberapa sudah 35 persen, tapi ada beberapa terminal BU BBM yang masih B30 tapi mulai besok seluruhnya sudah B35," ujarnya.
Fajar melanjutkan, perkembangan campuran biodiesel untuk solar bersubsidi sudah dimulai sejak tahun 2008 dengan komposisi 5 persen. Kemudian ketika BPDPKS didirikan di tahun 2015, campuran biodiesel naik menjadi 10 persen.
ADVERTISEMENT
Campuran biodiesel kemudian terus dinaikkan menjadi 15 persen di Oktober 2015, lalu 20 persen di Januari 2016, dan sejak tahun 2020 ditingkatkan menjadi 30 persen.
"Kemudian sejak 1 Februari 2023 berdasarkan Permen ESDM itu ditingkatkan menjadi 35 persen, tetapi memang ada permintaan relaksasi dari BU BBM untuk ada relaksasi sampai dengan 1 Agustus 2023," tutur Fajar.