Situasi Global Memanas, Wamenkeu Prediksi Suku Bunga The Fed Masih Tinggi

6 Mei 2024 19:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara ketika ditemui di Gedung DPR RI, Selasa (21/6/2022). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara ketika ditemui di Gedung DPR RI, Selasa (21/6/2022). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Suahasil Nazara mengatakan, ekonomi global saat ini sedang tidak baik-baik saja. Menurut dia, banyak negara yang tengah menghadapi tingginya suku bunga, dan kenaikan harga komoditas.
ADVERTISEMENT
Sementara di Indonesia sedang terjadi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Menurutnya, tiga faktor tersebut menjadi perhatian pemerintah terhadap perekonomian Indonesia saat ini.
Untuk itu, Suahasil memperkirakan, suku bunga The Fed masih tinggi dan tidak akan turun dalam waktu dekat.
"Kalo suku bunga di dunia masih tinggi maka dunia usaha kita perlu kita bantu. Karena yang namanya dunia usaha itu sangat memperhatikan namanya suku bunga," ujarnya dalam acara Musrenbangnas 2024 yang berlangsung di JCC, Senayan, Jakarta, Senin (6/5).
Kemudian harga komoditas tertutama minyak bumi sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Suahasil mengatakan, banyak provinsi, kabupaten, kota, di Indonesia penghasil minyak bumi. Seperti di Riau, Sumatera Selatan, Papua Barat, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur.
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo saat menghadiri Musrenbangnas 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Senin (6/5/2024). Foto: Bappenas
Bahkan, banyak daerah di Indonesia yang memiliki komoditas untuk diperjualbelikan hingga masuk ke pasar global.
"Seluruh harga komoditas ini harus kita perhatikan. Khusus untuk pemerintah pusat, salah satu yang penting adalah harga minyak dunia, karena ini menentukan besarnya, beberapa besarpengeluaran di dalam APBN," kata Suahasil.
"Terutama subsidi dan kompensasi atas subsidi energi, dan juga subsidi non-energi, termasuk pupuk dan yang lainnya," tambahnya.
Berikutnya, nilai tukar mata uang Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah juga perlu diperhatikan. Suahasil mengatakan, nilai kurs saat ini tengah mendapatkan pengawalan dari otoritas terkait untuk menjaga stabilitasnya.
"Secara khusus, APBN, terus memperhatikan kondisi yang berlangsung secara detil ini dan kami secara rutin melaporkan, menyampaikan, bagaimana APBN itu sudah terlaksana sampai dengan saat terakhir," pungkasnya.
ADVERTISEMENT