Stok Beras RI Capai 1,63 Juta Ton, Mayoritas dari Impor

3 Mei 2024 16:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, dalam diskusi media di Gedung Bulog, Selasa (13/2/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, dalam diskusi media di Gedung Bulog, Selasa (13/2/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perum Bulog mencatat stok cadangan beras pemerintah (CBP) saat ini mencapai 1,63 juta ton atau yang tertinggi dalam empat tahun terakhir sejak Januari 2020. Sebanyak 1,3 juta ton di antaranya merupakan beras impor.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi mengungkapkan, pengadaan dalam negeri sampai saat ini mencapai 560 ribu ton setara gabah atau 273 ribu ton setara beras hingga 2 Mei 2024.
“Stok masuk impor saat ini mungkin sudah 1,2-1,3 (juta ton), dari kuota 3,6 (juta ton),” ujar Bayu usai penyaluran bantuan pangan tahap II di Kantor Kelurahan Pela Mampang, Jakarta, Jumat (3/5).
Bayu mengatakan pengadaan beras impor dilanjutkan meskipun memasuki masa panen raya. Bulog mendorong penyerapan gabah petani di daerah sentra produksi beras.
“Panen raya Mei sampai awal Juni. Di beberapa daerah masih ada yang sampai awal Juni, tapi kalau dilihat ksa BPS Mei sudah mulai turun dan Juni praktis hanya beberapa daerah, jadi jendela kesempatan memang di bulan Mei ini,” terang Bayu.
ADVERTISEMENT
Bulog terus melakukan komunikasi dengan negara pengekspor untuk mengatur beras impor masuk ke dalam negeri.
Perum Bulog menyalurkan bantuan pangan tahap II beras 10 kg di Kantor Kelurahan Pela Mampang, Jakarta, Jumat (3/5/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
“Ya saat ini kita terus jalan (impor beras), dan yang paling utama dari kegiatan impor itu sebenarnya bukan hanya sekadar masuknya, tapi komunikasi dengan mereka,” katanya.
Untuk daerah yang sentra produksi, beras impor bisa dihentikan sewaktu-waktu tergantung kondisi harga di wilayah tersebut. Solusinya, Bulog harus memiliki stok beras sebagai CBP.
Pemerintah bisa membuka opsi untuk membuat kontrak beras impor terhadap negara pengekspor saat ini, sehingga beras bisa masuk pada bulan Juli dan Agustus.
“Intinya adalah kita harus punya stok yang cukup karena nanti kalau semester 2 panennya tidak sebagus yang kita bayangkan, padahal misalnya pemerintah ingin melanjutkan program bantuan pangan, Bulog harus punya stoknya,” lanjut Bayu.
ADVERTISEMENT