Dikecam Dunia, PM Netanyahu Malah Ingin Hamas Makin Menderita

22 April 2024 10:44 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konvoi tank militer Israel dan Pengangkut Personil Lapis Baja (APC) melewati perbatasan Israel setelah meninggalkan Gaza selama gencatan senjata, di Israel, Jumat (24/11/2023). Foto: Amir Cohen/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Konvoi tank militer Israel dan Pengangkut Personil Lapis Baja (APC) melewati perbatasan Israel setelah meninggalkan Gaza selama gencatan senjata, di Israel, Jumat (24/11/2023). Foto: Amir Cohen/REUTERS
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan Israel akan meningkatkan tekanan militer terhadap Hamas dalam upaya menjamin pembebasan sandera yang ditahan di Gaza.
ADVERTISEMENT
“Dalam beberapa hari mendatang kami akan meningkatkan tekanan militer dan politik terhadap Hamas karena ini adalah satu-satunya cara untuk membebaskan sandera kami,” kata Netanyahu dalam pernyataan video, Minggu (21/4), seperti dikutip AFP.
Dia juga mengancam akan memberikan tambahan penderitaan dan pukulan yang lebih besar tanpa menjelaskan rinciannya.
Meskipun mendapat kecaman internasional, Netanyahu telah berulang kali mengatakan bahwa pasukannya akan melancarkan serangan darat di Rafah.
Rafah merupakan kota di Gaza selatan yang masih terhindar dari invasi Israel. Terdapat lebih dari 1,5 juta warga Palestina mengungsi di sana.
Militer Israel mengatakan invasi di Rafah dipicu oleh beberapa sandera yang diculik dari Israel selatan saat serangan Hamas pada 7 Oktober.
Juru bicara militer, Laksamana Muda Daniel Hagari, mengatakan bahwa kepala staf telah menyetujui langkah perang selanjutnya.
ADVERTISEMENT
"Pada hari Paskah, para sandera akan disandera selama 200 hari. Kami akan bertempur sampai anda pulang ke rumah kami," ungkapnya.