Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Milisi Hamas merespons komentar Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, perihal gencatan senjata di Gaza. Mereka menyebut pernyataan Biden sebagai kemunduran.
ADVERTISEMENT
Pada akhir pekan lalu Biden mengatakan, gencatan senjata di Gaza bisa terwujud jika Hamas melepaskan seluruh sandera Israel. Diduga masih ada ratusan warga Israel yang disandera kelompok penguasa Gaza itu.
"Kami mengutuk posisi yang disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat," ucap Hamas lewat keterangan yang disampaikan pada Minggu (12/5), seperti dikutip dari AFP.
"Kami mempertimbangkan itu sebagai kemunduran dari hasil negosiasi terakhir, yang membawa pada sebuah gerakan kesepakatan terhadap proposal yang diajukan oleh mediator," sambung Hamas.
Biden menyinggung Hamas, usai mengancam akan menghentikan pengiriman senjata, jika Israel tetap mengirimkan tentara ke Rafah di selatan Gaza.
Seruan AS ternyata tidak didengar Israel. Pada pekan lalu Israel mengirim tank dan tentara untuk menyerbu Rafah yang jadi tempat penampungan jutaan pengungsi Palestina.
ADVERTISEMENT
Akibatnya 300 ribu pengungsi Gaza di Rafah terpaksa mencari tempat perlindungan baru. Pada saat bersamaan, serangan Israel ke Rafah membuat jalur bantuan asing masuk ke Gaza tertutup.
Atas eskalasi krisis di Gaza, Hamas menyalahkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Hamas yakin Netanyahu sengaja meluncurkan serangan ke Rafah demi membatalkan negosiasi gencatan senjata.
"Pemerintah Israel melakukan eskalasi terhadap pembantaian brutal di berbagai daerah di Jalur Gaza dan meningkatkan upaya lanjutan mereka atas genosida perang di Gaza," tegas Hamas.