Keluarga Capt Afwan soal Pencarian SJ 182 Dihentikan: Masih Tunggu Kabar DVI

22 Januari 2021 16:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana rumah Capt Afwan di Cibinong Endah. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Suasana rumah Capt Afwan di Cibinong Endah. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Suasana kediaman pilot Sriwijaya Air SJ 182 Capt Afwan Zamzami tampak sepi pada Jumat (22/1). Pantauan di lokasi kediaman Capt Afwan di Perumahan Bumi Cibinong Endah, tenda yang menaungi kediaman sejak hari pertama masih terpasang.
ADVERTISEMENT
Karangan bunga masih berjajar memadati ruas jalan. Pintu gerbang rumah pun masih tampak terbuka lebar, namun hanya ada beberapa orang di rumah tersebut.
Salah seorang keponakan Capt Afwan, Ferza Mahardika, saat dikonfirmasi mengatakan pihak keluarga belum bisa menanggapi terkait dihentikannya pencarian Sriwijaya Air.
Pihak keluarga masih berharap adanya kabar dari DVI Mabes Polri yang akan mengumumkan bagian tubuh Capt Afwan yang ditemukan.
"Belum bisa kasih statement apa pun karena kami pihak keluarga masih menunggu kabar dari pihak DVI saja. Cukup ya terima kasih," katanya.
Ditemui di rumahnya, salah seorang perempuan keponakan Capt Afwan mengatakan tidak mengetahui apakah pihak keluarga ikut untuk penaburan bunga di Kepulauan Seribu atau tidak.
ADVERTISEMENT
Capt Afwan, merupakan pilot maskapai Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di sekitar Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu.
Suasana rumah Capt Afwan di Cibinong Endah. Foto: Dok. Istimewa
Sebelumnya, pemerintah memutuskan menghentikan operasi pencarian Sriwijaya Air yang jatuh di Kepulauan Seribu, Jakarta. Keputusan ini diambil setelah menempuh sejumlah pertimbangan.
"Tahap awal sesuai ketentuan 7 hari dan sudah perpanjang 2 kali. Hari ini hari terakhir perpanjangan daripada Basarnas dengan berbagai pertimbangan. Kita tutup operasi SAR hari ini," kata Menhub Budi Karya Sumadi di JICT, Jakarta, Kamis (21/1).
Operasi pencarian Sriwijaya Air sudah dimulai sejak Sabtu (9/1) atau saat pesawat itu jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki. Artinya, tim SAR sudah 13 hari melakukan pencarian terhadap korban, serpihan, dan black box Sriwijaya Air. Setelah ini, operasi pencarian hanya difokuskan mencari CVR.
ADVERTISEMENT