Mahasiswa Pro-Palestina Ambil Alih Aula Utama Columbia, Polisi Tahan 50 Orang

1 Mei 2024 10:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mahasiswa Perkemahan Solidaritas Gaza mengambil alih Hamilton Hall di Universitas Columbia yang diberi nama Hind's Hall di New York, Selasa (30/4/2024) Foto: Scott G Winterton/The Deseret News via AP
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa Perkemahan Solidaritas Gaza mengambil alih Hamilton Hall di Universitas Columbia yang diberi nama Hind's Hall di New York, Selasa (30/4/2024) Foto: Scott G Winterton/The Deseret News via AP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Petugas polisi Kota New York memasuki halaman Columbia University pada Selasa (30/4) malam waktu setempat. Mereka menangkap dan membubarkan pengunjuk rasa pro-Palestina yang mengambil alih gedung kampus selama hampir 24 jam. Tenda pendemo juga masih terbangun di lapangan Columbia selama hampir dua minggu.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reteurs, tayangan langsung di televisi menunjukkan polisi mengenakan helm dan perlengkapan taktis memasuki kampus Columbia. Kampus ini menjadi titik fokus protes mahasiswa yang telah menyebar ke puluhan universitas di seluruh AS dalam beberapa hari terakhir.
“Kami sedang membersihkannya,” teriak para petugas polisi sambil berjalan menuju pintu masuk Hamilton Hall yang dibarikade mahasiswa, Selasa (30/4) dini hari.
Terlihat barisan panjang petugas polisi masuk ke dalam gedung melalui jendela lantai dua.
Puluhan petugas lainnya mengerumuni perkemahan protes. Mahasiswa yang berdiri di luar kampus mencemooh mereka dengan teriakan, "Malu, malu!"
Tak lama kemudian, petugas terlihat menggiring pengunjuk rasa yang diborgol ke mobil polisi di luar gerbang kampus.
Polisi menahan sekitar 50 mahasiswa ke dalam bus, masing-masing tangan mereka diikat ke belakang dengan tali zip. Ambulans dan kendaraan layanan darurat lainnya bersiaga di area demo.
ADVERTISEMENT
“Bebas, bebas, bebaskan Palestina,” teriak pengunjuk rasa di luar gedung. "Biarkan para siswa pergi," tambah mereka.
Pejabat Columbia University sempat mengancam pengusiran akademis terhadap mahasiswa yang mengambil alih Hamilton Hall, Selasa (30/4).
Mahasiswa mulai menduduki aula utama Columbia itu pada malam hari. Para pengunjuk rasa memecahkan jendela, menyerbu masuk, dan membentangkan spanduk bertuliskan "Hind's Hall".
Mahasiswa secara simbolis mengganti nama gedung tersebut untuk seorang anak Palestina berusia 6 tahun yang dibunuh oleh militer Israel di Gaza.
Mahasiswa Perkemahan Solidaritas Gaza memblokir pintu masuk Hamilton Hall di Universitas Columbia setelah mengambil alih di New York, Selasa (30/4/2024) Foto: Scott G Winterton/The Deseret News via AP
Di luar gedung neo-klasik berlantai delapan – tempat berbagai demo mahasiswa sejak tahun 1960an – para pengunjuk rasa memblokir pintu masuk dengan meja dan meneriakkan slogan-slogan pro-Palestina.
Pada konferensi pers malam yang diadakan beberapa jam sebelum polisi memasuki Columbia, Wali kota New York, Eric Adams, dan pejabat polisi kota mengatakan pengambilalihan Hamilton Hall dipicu oleh agitator luar.
ADVERTISEMENT
"Mereka tidak memiliki afiliasi dengan Columbia dan dikenal oleh penegak hukum karena memprovokasi pelanggaran hukum," ungkapnya.
Adams berpendapat bahwa beberapa mahasiswa pengunjuk rasa tidak sepenuhnya menyadari adanya 'aktor eksternal' di tengah-tengah mereka.
“Kita tidak bisa dan tidak akan membiarkan apa yang seharusnya merupakan pertemuan damai berubah menjadi tontonan kekerasan yang tidak ada gunanya. Kita tidak bisa menunggu sampai situasi ini menjadi lebih serius. Ini harus diakhiri sekarang,” kata wali kota.
Salah satu pemimpin mahasiswa yang melakukan protes, Mahmoud Khalil, seorang sarjana Palestina yang mengambil Sekolah Hubungan Internasional dan Masyarakat Columbia, membantah pernyataan bahwa pihak luarlah yang memprakarsai aksi ini.
“Mereka adalah pelajar,” kata Khalil kepada Reuters.
Sehari sebelumnya, universitas mulai memberhentikan mahasiswa yang melanggar tenggat waktu untuk mengosongkan perkemahan protes.
ADVERTISEMENT
“Gangguan di kampus telah menciptakan lingkungan yang mengancam bagi banyak mahasiswa dan dosen Yahudi kami dan gangguan bising yang mengganggu pengajaran, pembelajaran, dan persiapan ujian akhir,” kata universitas tersebut, Selasa (30/4).
Dalam menangani protes, para pejabat universitas telah berupaya mencapai keseimbangan antara memberikan kebebasan berekspresi dan memberantas ujaran kebencian.
Mahasiswa Perkemahan Solidaritas Gaza mendobrak pintu masuk Hamilton Hall di Universitas Columbia setelah mengambil alih, Selasa (30/4/2024) Foto: Scott G Winterton/The Deseret News via AP
Juru bicara Gedung Putih, John Kirby, mengecam bentuk-bentuk protes mahasiswa yang tidak damai, dan menyebut pengambilalihan gedung kampus sebagai pendekatan yang keliru.
Pejabat Departemen Kepolisian New York telah menekankan bahwa petugas tidak akan memasuki kampus kecuali administrator Columbia mengundang kehadiran mereka, seperti yang mereka lakukan pada tanggal 18 April.
Saat itu, petugas NYPD sempat memindahkan perkemahan. Lebih dari 100 penangkapan dilakukan dan memicu protes dari banyak mahasiswa dan staf.
ADVERTISEMENT
Puluhan tenda yang didirikan di area berumput dipasang kembali usai penangkapan 18 April lalu dan masih berada di kampus hingga saat ini.