Netanyahu di Bawah Tekanan usai Sekutu Desak Israel Hati-hati Balas Iran

16 April 2024 11:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Foto: RONEN ZVULUN / POOL / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Foto: RONEN ZVULUN / POOL / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Situasi Israel berada di bawah sorotan dunia usai serangan balik Iran pada Sabtu (13/4) malam. Namun, respons dari pemerintah Israel, khususnya Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, masih minim.
ADVERTISEMENT
Serangan tersebut merupakan balasan atas aksi Israel pada tanggal 1 April terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah. Meskipun ada desakan dari beberapa pihak untuk bertindak cepat, Israel juga menerima peringatan dari sekutunya agar tidak melakukan eskalasi yang berisiko.
"Ada banyak tekanan selama 48 jam terakhir terhadap pemerintah Israel untuk merespons karena fakta bahwa ini adalah serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata peneliti Iran di Universitas Tel Aviv, Raz Zimmt, seperti dikutip AFP.
Menteri Keamanan Nasional, Itamar Ben Gvir, menyatakan perlunya tanggapan keras atas serangan Iran.
“Pertahanan yang mengesankan hingga saat ini – sekarang harus ada serangan yang menghancurkan,” kata menteri Itamar di media sosial X.
Sementara itu, Netanyahu belum memberikan respons publik sejak Minggu (14/4). Meskipun demikian, Panglima Militer Israel, Herzi Halevi, menyatakan bahwa serangan Iran akan dibalas, meskipun tanpa menentukan waktu atau jenis balasan.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, ada juga suara yang menyerukan kesabaran. Anggota Knesset Gideon Saar menegaskan bahwa Israel tidak perlu terburu-buru dalam menanggapi situasi ini.
Namun, Israel juga mendapat dukungan dari sekutunya dalam mencegah serangan Iran. AS, Inggris, dan Prancis memperingatkan agar tidak melakukan tindakan eskalasi. Bahkan Iran menyatakan bahwa mereka menganggap masalah ini sudah selesai kecuali Israel memilih untuk melakukan kesalahan lain.
Benda-benda dicegat di langit setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel (14/4/2024) Foto: Amir Cohen/REUTERS
Para analis turut memperkirakan bahwa Israel kemungkinan akan merespons serangan tersebut.
“Akan bermanfaat untuk mempertahankan aliansi pertahanan ini yang belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga akan lebih baik jika kita menahan diri,” ucap mantan analis di Kementerian Luar Negeri Israel, Calev Ben-Dor.
“Saya berasumsi tidak akan terjadi apa-apa dalam waktu dua minggu ke depan. Tapi saya pikir Israel, pada tahap tertentu, akan menyerang balik, mungkin lebih dengan cara terselubung daripada cara umum, pada waktu dan tempat yang mereka pilih," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, bantuan dari koalisi membatasi ruang gerak Israel karena ketergantungan mereka pada AS. Namun, Netanyahu harus mempertimbangkan konsultasi dengan pemerintahan Biden sebelum mengambil keputusan yang signifikan.
Diplomat dari negara-negara yang terlibat dalam koalisi tersebut mengungkapkan kepuasannya karena tidak terjadi tindakan keras selama akhir pekan.
Sementara Netanyahu memilih untuk tetap hening, ada harapan bahwa ketegangan ini tidak akan berujung pada konflik yang lebih luas.
Dengan berbagai faktor dan tekanan yang ada, Israel harus mempertimbangkan langkah-langkahnya dengan hati-hati dalam menanggapi serangan Iran tersebut.