Wamenparekraf: 64 Persen Pemilik UMKM di Indonesia adalah Perempuan

2 Mei 2024 14:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo saat membuka Konferensi Regional Pariwisata PBB ke-2, yang mengusung Pemberdayaan Perempuan dalam Pariwisata di Asia dan Pasifik di Bali International Convention Center, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (2/5/2024) Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo saat membuka Konferensi Regional Pariwisata PBB ke-2, yang mengusung Pemberdayaan Perempuan dalam Pariwisata di Asia dan Pasifik di Bali International Convention Center, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (2/5/2024) Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo menilai peran perempuan dalam sektor ekonomi dan pariwisata sangat signifikan. Perempuan mendongkrak pertumbuhan ekonomi terutama melalui sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan Angela saat membuka Konferensi Regional Pariwisata PBB ke-2, yang mengusung Pemberdayaan Perempuan dalam Pariwisata di Asia dan Pasifik di Bali International Convention Center, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (2/5).
"Di banyak belahan dunia termasuk Indonesia, perempuan mengambil angka besar pada tenaga kerja pariwisata dan wirausaha bahkan di bidang pendidikan," katanya.
Dia menuturkan 97 persen lapangan kerja di Indonesia disumbang dari sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atau UMKM. UMKM sendiri berkontribusi sebesar 61 persen untuk Produk Domestik Bruto atau PDB Indonesia.
"Dalam hal ini perempuan sebenarnya berada di garda terdepan, karena terdapat 64 persen perempuan pemilik UMKM," sambunya.
Kendati demikian, menurutnya, perempuan masih sulit untuk meningkatkan skala usaha atau bertahan pada usaha tingkat mikro. Masih perlu dukungan dari pemerintah dan lembaga dalam pemberdayaan perempuan.
ADVERTISEMENT
"Meskipun partisipasi perempuan tinggi dalam pendidikan dan lapangan kerja, perempuan cenderung bekerja pada pekerjaan yang kualitasnya lebih rendah dan lebih informal," katanya.
Tidak hanya dalam sektor ekonomi dan pariwisata, Angela menilai dukungan terhadap perempuan dalam sektor politik di Indonesia masih perlu ditingkatkan. Hal ini untuk mendukung kesetaraan gender dalam setiap sektor lini kehidupan manusia.
Apalagi, berdasarkan Laporan Kesenjangan Gender Global dari Forum Ekonomi Dunia, kualitas pemberdayaan perempuan di Indonesia berada pada peringkat 87 dari 146 negara-negara di dunia.
"Perempuan juga kurang terwakili dalam peran strategis dan kepemimpinan. Bahkan ketika laki-laki dan perempuan memiliki peran dan tanggung jawab yang sama, statistik menunjukkan bahwa kesenjangan upah berdasarkan gender masih ada," katanya.
Angela berharap forum ini menemukan kesepakatan yang sama untuk mengadvokasi pentingnya kesetaraan gender di masyarakat, terutama di sektor pariwisata, ekonomi dan kreatif di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
"Saya percaya, pengurangan kesenjangan gender hanya bisa terjadi jika kita memiliki advokasi di tingkat tertinggi, dan ada upaya yang sungguh-sungguh untuk mewujudkannya, karena kisah Ibu Kartini mengajarkan kita bahwa isu ketidaksetaraan gender berakar kuat pada struktur sosial dan kekuasaan," katanya.