Mengenal Teknik Heel and Toe Saat Turun Gigi di Mobil Balap

3 Mei 2024 21:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kaki menginjak pedal kopling pada mobil manual. Foto: Muhammad Ikbal/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kaki menginjak pedal kopling pada mobil manual. Foto: Muhammad Ikbal/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pernah menyaksikan kaki pebalap saat mengoperasikan pedal gas dan rem? Terkadang mereka menginjak gas maupun rem secara bergantian dalam waktu singkat menggunakan kaki kanan. Umumnya cara ini dilakukan saat proses menurunkan gigi ketika hendak belok.
ADVERTISEMENT
Brand Ambassador Pertamina Fastron sekaligus pebalap nasional Rifat Sungkar bilang teknik tersebut dinamakan heel and toe, memanfaatkan tumit untuk menekan gas, namun pada saat yang sama ujung kaki tetap menginjak rem. Jadi saat itu terjadi posisi kaki kanan melintang.
Teknik ini dilakukan untuk menyelaraskan putaran mesin dan rotasi roda. Supaya ketika turun gigi pada kecepatan yang tinggi, roda tidak melintir atau spinning, sehingga saat menikung arah laju mobil tetap stabil.
“Masalah paling besarnya (di mobil manual) adalah kalau kita langsung nurunin gigi, cuma giginya saja, misalnya dari empat ke tiga, mesin pasti akan teriak, itu ada peluang banget jebol kalau enggak gearbox atau mesinnya,” saat ditemui kumparan belum lama ini di Sentul, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Boleh dikatakan heel and toe termasuk seni berkendara yang dilakukan oleh pebalap. Karena menuntut kesesuaian antara feeling pebalap dengan performa mesin serta gerak roda, untuk mencapai kecepatan dan gigi yang tepat.
"Jadi heel and toe bisa didapetin dengan cara menebak kecepatan sesuai dengan gigi yang benar misalnya, lari 40 km/jam turun ke gigi 1 bisa enggak? Bisa tapi rpm-nya 6.000, gigi 2 bisa enggak? Bisa, rpm-nya 3.000, gigi 4 bisa enggak? Tetap bisa rpm-nya 2.000,” katanya.
Keseruan Pertamina Fastron Drifting Experience di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, Senin (29/4/2024). Foto: Fitra Andrianto/kumparan
Lalu apakah teknik ini bisa dipraktikkan dalam gaya berkendara harian?
Sejatinya heel and toe bisa diterapkan oleh siapa saja. Hanya saja untuk harian dan di jalan raya akan kurang tepat, karena secara spesifikasi dapur pacu mobil balap dan mobilitas daily berbeda. Belum lagi pertimbangan kondisi lalu lintas.
ADVERTISEMENT
"Bisa saja heel and toe untuk latihan di jalan raya. Itu sebetulnya membiasakan dan mempersiapkan diri. Justru di jalan raya kalau mau heel and toe akan lebih susah karena penuh dengan emosi dan nafsu. Selain itu harus mempersiapkan kecepatan waktu terbaik sehingga begitu mau ngerem sudah siap,” lanjutnya.