Pengalaman Kami Mencoba Toyota Yaris Cross Hybrid EV dari Jakarta ke Palembang

6 April 2024 4:00 WIB
ยท
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Toyota Veloz bersama Yaris Cross Hybrid si tokoh utama perjalanan Jakarta-Palembang kali ini. Foto: Sena Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Toyota Veloz bersama Yaris Cross Hybrid si tokoh utama perjalanan Jakarta-Palembang kali ini. Foto: Sena Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada yang masih melekat di hati saya kala melakoni road trip, perjalanan darat dari Jakarta ke Palembang beberapa waktu lalu. Semuanya saya ceritakan pada story berikut, dari sudut pandang orang yang pertama kali melakukannya.
ADVERTISEMENT
Supaya pengalaman perjalanannya semakin berwarna, saya mengemudikan mobil hybrid, yakni Toyota Yaris Cross untuk sekalian membuktikan efisiensi konsumsi bahan bakarnya. Diyakini jenis kendaraan listrik yang ini lebih irit dibanding mobil dengan mesin konvensional biasa.
Kami memulai perjalanan dari kantor kumparan di Pasar Minggu, Jakarta Selatan sekitar pukul 09.15 WIB. Sebelum melintasi tol menuju barat Pulau Jawa, saya isi full tank hingga terisi penuh 36 liter dengan daya jangkauan berdasarkan MID 618 kilometer.
Dalam benak saya bergumam, ini sih sekali full tank bisa sampai Palembang tanpa harus isi lagi di tengah jalan. Benar saja, bila mengeceknya di peta digital, kumparan-Palembang berjarak 546 kilometer, kira-kira hampir sama waktu tempuhnya ke Yogyakarta.
Terlebih saat menyeberang via Merak ke Bakauheni, mesin dimatikan jadi tak ada konsumsi BBM, sudah barang tentu akan irit.
Yaris Cross HEV. Foto: Dok. kumparan
Selama di tol Jakarta-Merak saya manfaatkan adaptive cruise control supaya tidak terlalu letih nantinya. Fitur lain yang membantu pengendalian adalah lane departure warning yang memberi peringatan saat laju hendak keluar marka lajur.
ADVERTISEMENT
Blind spot monitor juga yang terpenting, memberi peringatan adanya kendaraan yang mendekat dari bidang pandan tak terlihat umpama kita hendak berpindah lajur. Pre collision warning sesekali juga mengingatkan adanya potensi tabrakan dengan kendaraan di depan.
Dua setengah jam berlalu untuk pertama kali saya sampai di Pelabuhan Express Bakauheni. Keputusan memilih jenis Express --meski lebih mahal hampir dua kali lipat ketimbang reguler-- setelah masukkan dari orang terdekat, di mana waktu nyebrangnya lebih singkat dan lebih nyaman saat di kapal.

Konsumsi BBM drop, dari 28 menjadi 21 km/liter

Pukul 11.58 kami masuk pelabuhan untuk menunggu naik ke kapal sesuai jadwal pukul 13.00. Namun apalah daya jadwal penyebrangan hanya estimasi saat itu. Cuaca panas terik di daratan, tapi terjadi ombak besar di perairan sekitar pelabuhan.
ADVERTISEMENT
Alhasil kapal sulit bersandar. Proses bongkar-muat jadi memakan waktu lebih lama. Dari sebelumnya pukul 13.00 berangkat, kami akhirnya baru berlayar pada pukul 14.45. Selama menunggu saya gunakan untuk tidur sejenak.
FYI, fitur panoramic view monitor pada Yaris Cross hybrid ini sangat membantu saat hendak masuk hingga parkir di kapal. Areanya ternyata seterbatas itu. Beruntung ada 'mata tambahan' yang bisa memonitor area samping, depan dan belakang yang tertampil di monitor.
Oh iya untuk sisa tangki, belum ada perubahan. Bar penunjuk volume bahan bakar masih terisi penuh dengan konsumsi rata-rata 21,8 km/liter. Awalnya bisa 28-29 km/liter, namun saat menunggu kapal mesin selalu dihidupkan, makanya ada penurunan angka efisiensi.

Saatnya mengaspal di Tol Trans Sumatera

Pukul 16.40, perjalanan berlanjut dari Bakauheni langsung masuk ke tol Trans Sumatera, ikut plang jalan menuju Bandar Lampung, Palembang, dan Bengkulu yang mana arahnya ke kiri. Sementara lajur kanan mengarah ke Lintas Timur Kalianda.
ADVERTISEMENT
Sejauh mata memandang kondisi lalu lintasnya sangat lengang, yang dihiasi kanan kiri jalannya dengan campuran kebun sawit, hingga lahan terbuka untuk berkebun.
Kecepatan saya pertahankan di kisaran 90 km/jam. Berjalan konstan lantaran senja mulai menunjukkan jati dirinya, yang tinggal menunggu waktu hingga gelap pun menyelimuti perjalanan.
Di kilometer 87 saya sempatkan istirahat sekaligus buka puasa. Pada titik ini, perjalanan menyisakan jarak 290 kilometer dengan waktu tempuh sekitaar 4 jam.
Yaris Cross HEV. Foto: Dok. kumparan
Pengelanaan pun berlanjut dari senja menjadi malam. Tudung panoramic saya buka dengan harapan bintang dan bulan menerangi kabin malam itu. Hanya saja langit berkehendak lain. Selepas istirahat, cuaca mendung dan hujan.
Kecepatan mau tidak mau saya turunkan di kisaran 55-70 km/jam tergantung kondisi. Selain penerangan yang minim karena simpang susun jaraknya berjauhan, rupanya kondisi jalan saat itu boleh dikatakan menakutkan.
ADVERTISEMENT
Membuat takut karena sekira 75 km terakhir di tol Terbanggi Besar-Kayu Agung-Palembang, permukaan jalannya banyak berlubang. Genangan air dari hujan membuat lubang tersebut bersembunyi, mau tidak mau manuver pindah lajur harus terus dilakukan. Beruntung saat itu lalu lintas lengang.
Singkat cerita setelah berjibaku dengan lubang jalan tol, kami keluar via gerbang Kramasan. Berikut tarif tol perjalanan dan penyebrangan dari Jakarta menuju Palembang:
Sesampainya di pusat kota Palembang dengan terlebih dulu melintas di ikon Jembatan Ampera, waktu menunjukkan pukul 23.17. Total perjalanan memakan waktu 14 jam lebih sedikit. Sebuah pengalaman berharga tentunya, menambah jam terbang mengemudi.
ADVERTISEMENT

Pembuktian konsumsi BBM

Ada benefitnya juga saat mengurangi kecepatan karena jalan rusak di tol. Mode hybrid lebih sering bekerja ketimbang hanya memanfaatkan mesin. Sehingga dalam beberapa waktu saat baterai terisi cukup, mode EV menyala.
Dari MID diketahui bahwa jarak real-nya adalah 510 km. Sementara bensin dari 8 menyisakan 2 bar dengan sisa jarak tempuh 132 kilometer. Adapun konsumsi bahan bakar rata-ratanya 22,1 km per liter, dengan score EV mode 46 persen.
Sebenarnya dengan sisa yang ada masih bisa digunakan untuk wira-wiri di Palembang. Namun biar lebih greget, kami putuskan untuk terus menggebernya hingga tetes bensin terakhir. Yang menarik, setelah jalan-jalan masih menyisakan banyak bahan bakar, sebagai modal untuk pulang kembali ke Jakarta.
ADVERTISEMENT
Perjalanan dari Palembang ke Jakarta kami start kala fajar menyingsing. Tujuannya supaya sampai Bakauheni masih siang, untuk menghindari antrean panjang memasuki pelabuhan. Sebagai catatan, kami sama sekali belum isi bensin.
Jarak 618 kilometer dari perhitungan komputer di Yaris Cross Hybrid sudah kami pecahkan. Dengan indikator bensin yang sudah menyala, rupanya masih banyak sisa untuk membuat kami melaju di tol Kayu Agung-Terbanggi Besar.
Sampai akhirnya...
Bensin kami habis di kilometer 241 dari arah Palembang dengan total jarak 732 kilometer. Dengan kata lain, konsumsi bahan bakar Toyota Yaris Cross Hybrid diajak perjalanan luar kota dengan lalu lintas dan kecepatan kombinasi, sekitar 20,3 km per liter --total jarak dibagi kapasitas tangki mobil.
Yaris Cross HEV. Foto: Dok. kumparan