Detik-detik Asteroid Masuk Atmosfer Bumi, Meledak di Langit Malam Jerman

24 Januari 2024 7:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi meteor. Foto: muratart/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi meteor. Foto: muratart/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sebuah asteroid kecil meledak di atas langit kota Berlin, Jerman, pada Minggu (21/1). Asteroid itu meluncur dengan sangat cepat, menabrak atmosfer Bumi sehingga menciptakan kilatan cahaya terang di langit malam yang gelap.
ADVERTISEMENT
Asteroid yang dijuluki 2024 BXI itu pertama kali ditemukan oleh Krisztian Sarneczky, seorang astronom dari Piszkéstető Mountain Station yang merupakan bagian dari Observatorium Konkoly di Hongaria.
Dia mendeteksi batuan kosmik tersebut menggunakan teleskop Schmidt 60 cm di observatorium tersebut. Tak lama setelah penemuan batu luar angkasa itu, NASA mengeluarkan prediksi detail mengenai di mana dan kapan 2024 BXI akan menghantam Bumi.
“Perhatian: Asteroid kecil akan hancur menjadi bola api yang tidak berbahaya di sebelah barat Berlin dekat Nennhausen pada pukul 01.32 CET. Kita akan melihatnya dengan jelas!” jelas NASA di akun media sosial X miliknya pada Sabtu (20/1), dikutip dari Live Science.
Benar saja, beberapa jam setelah peringat NASA keluar, meteor itu muncul di langit di dekat kota Berlin. Sejumlah CCTV yang terpasang di rumah warga di kota Leipzig, Jerman utara, berhasil menangkap detik-detik meteor 2024 BXI meledak di langit, mengeluarkan cahaya terang dan menghilang dalam rentang waktu beberapa detik kemudian. Asteroid yang diperkirakan memiliki lebar 1 meter itu hancur sebelum mencapai tanah, kemungkinan meledak sekitar 50 kilometer barat Berlin.
ADVERTISEMENT
Sárneczky telah menemukan ratusan asteroid dalam beberapa tahun terakhir. Dia juga merupakan orang pertama yang berhasil mendeteksi asteroid 2022 EB5, dua jam sebelum menabrak atmosfer Bumi. Sárneczky biasanya menggunakan data Observatorium Konkoly untuk menemukan batu-batu luar angkasa yang masuk ke Bumi.
Menurut Badan Antariksa Eropa (ESA), 99% asteroid dekat Bumi yang berukuran kurang dari 30 meter masih belum ditemukan. Semakin kecil ukuran sebuah asteroid, semakin sulit asteroid tersebut dideteksi dan memprediksi dampak hantamannya. Asteroid kecil itu akan terdeteksi ketika jaraknya semakin dekat dengan Bumi.
Dalam beberapa kasus, asteroid dekat Bumi bisa bersembunyi di bawah sinar Matahari, seperti meteor yang melesat dari arah terbitnya Matahari di atas kota Chelyabinsk, Rusia, pada 2013 silam. Ledakan meteor Chelyabinsk itu berhasil memecahkan jendela dan menyebabkan luka bakar akibat sinar ultraviolet hingga melukai lebih dari 1.600 orang.
ADVERTISEMENT
Sejumlah badan antariksa saat ini sedang mengembangkan teknologi baru untuk memindai langit, mencari asteroid sebelum masuk ke atmosfer Bumi, termasuk satelit NEO Surveyor milik NASA yang rencananya akan diluncurkan pada 2027, dan NEOMIR milik ESA yang diperkirakan meluncur pada 2030.
Pada 2025, Observatorium Vera C Rubin di Chili yang didanai oleh National Science Foundation akan membuat katalog tata surya dari Bumi dan diharapkan bisa membantu upaya perburuan asteroid.