Riset: Doyan Begadang Bisa Bikin Otak Cepat Tua

1 Maret 2023 9:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu susah tidur. Foto: amenic181/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu susah tidur. Foto: amenic181/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Manusia perlu tidur cukup. Berdasarkan rentang umur, jam tidur yang dianggap paling ideal yakni 8 jam sehari.
ADVERTISEMENT
Tapi enggak sedikit juga orang-orang ‘bandel’ suka begadang. Entah itu karena doyan marathon film, ngeronda hingga piket atau lembur kerja di malam hari.
Sebuah penelitian di Journal of Neuroscience berjudul ‘Total sleep deprivation increases brain age prediction reversibly in multi-site samples of young healthy adults’ mengungkap fakta menarik. Penelitian itu menyebut bahwa orang yang tidak tidur semalaman dapat membuat otak mereka terlihat satu hingga dua tahun lebih tua. Enggak percaya?
Para ahli meneliti 134 sukarelawan dari rentang usia 19-92 tahun dengan rata-rata usia mereka berada di angka 25,3 tahun. Mereka kemudian dibagi dalam empat tim dengan kategori:
ADVERTISEMENT
Sebelum diteliti, 134 orang ini telah tidur cukup selama 8 jam penuh. Data ini digunakan untuk membandingkan kondisi saat mereka kurang tidur dan kondisi setelah begadang, apakah otak dapat pulih setelah istirahat penuh atau tidak.
Ilustrasi minum kopi saat begadang. Foto: mavo/Shutterstock
Dalam membaca kondisi otak, peneliti menggunakan algoritma machine learning yang disebut brainageR dan alat pindai Magneticc Resonance Imaging (MRI). Algoritma ini umum digunakan untuk memprediksi usia kronologis seseorang berdasarkan hasil tes MRI otak pasien.
Peneliti mengukur indikator sehatnya otak dengan melihat perubahan pada volume jaringan dan cairan. Seperti apa hasilnya?

Tim enggak tidur semalaman

Tim yang kurang tidur total atau tak tidur semalaman mengalami penuaan usia otak. brainageR memperkirakan usia otak mereka rata-rata satu hingga dua tahun lebih tua.
ADVERTISEMENT

Tim cuma tidur 3 dan 5 jam

Kelompok kurang tidur parsial dan kronis tidak memiliki perbedaan signifikan terkait usia otak mereka dibandingkan dengan kelompok kontrol. Meski enggak ada perbedaan jauh, namun kumparanSAINS tetap menyarankan kamu untuk tidur cukup 8 jam ya.
Hasil ini cocok dengan penelitian sebelumnya tentang efek kurang tidur pada otak. Ada bukti bahwa beberapa jenis perubahan terjadi di otak orang yang kurang tidur, termasuk perubahan distribusi cairan dan volume gray matter mereka.
"Perubahan morfologi otak yang meluas ini ... akan ditangkap dengan metode usia otak ini juga," kata penulis senior penelitian Dr. David Elmenhorst, profesor di Institute of Neuroscience and Medicine lembaga penelitian Forschungszentrum Jülich di Jerman, dilansir Live Science.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, para peneliti belum melakukan analisis lebih lanjut, terutama dampak lanjutan dari orang-orang yang tergabung dalam tim kurang tidur total.
Studi ini juga relatif kecil dalam hal jumlah sukarelawan. Penelitian di masa depan diharap dapat dilakukan dengan melibatkan orang-orang yang mengalami kurang tidur kronis, seperti orang yang melakukan kerja shift, kata Carroll.
"Banyak orang benar-benar kesulitan untuk tidur (siang hari) ketika mereka terjaga sepanjang malam," katanya.
Pertanyaannya, apakah kondisi otak tim kurang tidur semalaman ini bisa pulih seperti sedia kala? Kabar baiknya, bisa. Tapi dengan catatan mereka harus tidur atau istirahat di malam hari dengan sangat lelap.