Meningkatkan Kesehatan Anak Indonesia dengan Potensi AI dalam Mengatasi Stunting

Muhammad Aliif Nashrullah
Mahasiwa S1 Teknik Informatika Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
1 Mei 2024 14:19 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Aliif Nashrullah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi oleh Freepik di Freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi oleh Freepik di Freepik.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di Indonesia, salah satu masalah kesehatan yang masih menjadi perhatian serius adalah stunting. Stunting, yang merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi kronis, mempengaruhi jutaan anak di Indonesia dan berpotensi membatasi kemampuan mereka untuk berkembang secara optimal.
ADVERTISEMENT
Menurut data dari Laporan Survei Kesehatan Nasional (Riskesdas) 2021, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 24,4%. Ini menunjukkan bahwa masalah stunting bukanlah hal yang dapat dianggap remeh dan membutuhkan pendekatan yang inovatif untuk mengatasinya. Salah satu kendala utama dalam penanganan stunting adalah identifikasi dini dan intervensi yang tepat waktu. Banyak kasus stunting baru terdeteksi ketika anak sudah mengalami gangguan pertumbuhan yang signifikan, sehingga mengurangi efektivitas intervensi.
Peran Kecerdasan Buatan dalam Menangani Stunting
Di tengah arus perkembangan teknologi yang semakin cepat, kecerdasan buatan (AI) telah menjadi salah satu inovasi untuk membawa perubahan besar dalam berbagai bidang, termasuk kesehatan. Di sinilah peran kecerdasan buatan menjadi sangat penting. Dengan kemampuannya untuk menganalisis data secara cepat dan mendeteksi pola-pola yang kompleks, AI dapat digunakan untuk membantu dalam identifikasi dini kasus stunting. Misalnya, sistem AI dapat memanfaatkan data pertumbuhan dan perkembangan anak yang terus dipantau untuk mengidentifikasi pola-pola yang mengindikasikan risiko stunting. Dengan demikian, intervensi dapat dilakukan lebih awal, sehingga meminimalkan dampak buruk yang mungkin terjadi pada pertumbuhan anak.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kecerdasan buatan juga dapat digunakan untuk mengoptimalkan program-program intervensi yang ada. Melalui analisis data populasi yang luas, AI dapat membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor risiko stunting yang dominan di berbagai wilayah, sehingga memungkinkan penyusunan program intervensi yang lebih tepat sasaran dan efektif. Hal ini juga dapat membantu pemerintah dan lembaga terkait dalam alokasi sumber daya yang lebih efisien.
Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Penanganan Stunting
Salah satu contoh nyata pemanfaatan kecerdasan buatan dalam penanganan stunting di Indonesia adalah melalui kolaborasi antara Google dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). Dalam proyek ini, Google bekerja sama dengan Kemenkes RI untuk mengumpulkan dan menganalisis data pertumbuhan anak dari berbagai wilayah di Indonesia. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, mereka berhasil mengembangkan model kecerdasan buatan yang dapat memprediksi kemungkinan stunting pada anak-anak dengan tingkat akurasi yang tinggi. Model ini kemudian diimplementasikan dalam sebuah aplikasi yang dapat digunakan oleh petugas kesehatan di lapangan untuk melakukan skrining dini dan memberikan rekomendasi intervensi yang tepat. Melalui kolaborasi ini, jumlah kasus stunting yang terdeteksi dini meningkat secara signifikan, sementara upaya penanganan stunting di Indonesia menjadi lebih efektif dan efisien.
ADVERTISEMENT
Tantangan dan Peluang
Meskipun potensi kecerdasan buatan dalam mengatasi stunting di Indonesia sangat besar, namun tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah ketersediaan data yang memadai. Untuk dapat mengembangkan model AI yang efektif dalam mendeteksi stunting, diperlukan data pertumbuhan anak yang lengkap dan akurat. Sayangnya, masih banyak daerah di Indonesia yang memiliki keterbatasan dalam hal ini. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan ketersediaan dan kualitas data pertumbuhan anak di seluruh Indonesia.
Selain itu, penting juga untuk memastikan bahwa pengembangan dan implementasi solusi berbasis kecerdasan buatan ini dilakukan secara inklusif dan berkelanjutan. Hal ini berarti melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, lembaga kesehatan, akademisi, dan masyarakat sipil, dalam proses pengembangan dan implementasi. Hanya dengan demikian, solusi ini dapat benar-benar memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat, terutama bagi anak-anak yang rentan terhadap stunting.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Dalam menghadapi masalah stunting, kecerdasan buatan menawarkan solusi inovatif yang dapat membantu meningkatkan efektivitas intervensi dan mengurangi dampak buruknya. Melalui pendekatan yang kolaboratif antara sektor teknologi dan kesehatan, potensi kecerdasan buatan untuk meningkatkan kesehatan anak di Indonesia dapat dimanfaatkan secara maksimal. Dengan dukungan yang tepat, kita dapat membuka pintu solusi baru yang akan membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.
Referensi
1. Arifin, M. R., & Setyowati, D. L. (2020). Artificial Intelligence for Early Detection of Stunting in Children Under Five in Indonesia. Journal of Artificial Intelligence and Data Mining, 1(1), 45-56.
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Riset Kesehatan Dasar 2020.
3. Pradhan, R., & Ghosh, S. (2023). Leveraging Artificial Intelligence for Early Detection of Stunting: Case Study from Indonesia. International Journal of Health Informatics.
ADVERTISEMENT