Awas! Kurang Tidur Bisa Sebabkan Penyakit Serius

Nur Wahyu Rahmadiani
Public Health Student in Universitas Indonesia
Konten dari Pengguna
12 Januari 2023 15:30 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nur Wahyu Rahmadiani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
com-Ilustrasi penyakit jantung. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi penyakit jantung. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
"Begadang jangan begadang…kalau tiada artinya..." begitulah lantunan penyanyi Rhoma Irama yang seringkali terngiang-ngiang di kepala kita. Lagu ini menjadi kegemaran banyak orang, terlebih anak muda karena liriknya yang sesuai dengan realita.
ADVERTISEMENT
Sebagai pelajar, kita seringkali tidak tidur semalaman untuk mengerjakan tugas. Atau mungkin untuk beberapa orang, mereka baru bisa tidur jam 2 pagi, lalu terbangun pada jam 5 pagi, yang dimana berarti orang-orang tersebut hanya memiliki waktu untuk beristirahat selama 3 jam lamanya dalam sehari.
Dalam lingkungan mahasiswa, begadang dianggap hal yang lumrah dan biasa dilakukan untuk mengejar deadline. Akan tetapi, apakah kamu tahu kalau begadang ternyata bisa berisiko pada kematian?
Kesehatan tubuh tentunya berkaitan dengan pola hidup yang sehat. Tidur seringkali diabaikan karena dianggap sebagai kegiatan yang tidak produktif. Padahal, memiliki pola tidur yang cukup akan memiliki dampak yang baik bagi kesehatan tubuh.
Normalnya, usia 12-18 tahun memiliki kebutuhan lama tidur selama 8-9 jam dan untuk usia 18 tahun ke atas memiliki kebutuhan lama tidur selama 7-8 jam dalam sehari.
ADVERTISEMENT
Namun, sebagian besar masyarakat, khususnya yang masih berstatus pelajar/mahasiswa, kerap mengabaikan pola tidur yang sehat dan menggunakan jam tidur yang tidak sesuai dengan kebutuhan untuk memenuhi kualitas tidurnya.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Begadang

Kebiasaan begadang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pertama, seseorang dapat begadang mungkin karena adanya faktor lingkungan, tempat, atau posisi tidur yang tidak mendukung seseorang untuk beristirahat. Lingkungan ini termasuk suhu yang tidak sesuai dengan setiap individu, penerangan ruangan, ventilasi, dan kebisingan.
Kedua, tingkat kelelahan seseorang. Seseorang yang merasa tidak lelah, biasanya lebih banyak menghabiskan waktunya untuk melakukan aktivitas lain selain tidur, seperti bermain handphone, mengejar deadline, dan lain-lain.
Ketiga, gaya hidup seseorang. Seseorang yang bekerja atau memiliki shift malam, mau tidak mau harus mengorbankan jam tidurnya untuk bekerja. Keempat, penyakit. Penyakit seperti insomnia dapat menyebabkan gangguan tidur. Seseorang yang memiliki penyakit tersebut justru sering merasa kesulitan untuk tidur di malam hari.
ADVERTISEMENT

Dampak Begadang bagi Kesehatan

Bagi segelintir orang, begadang seringkali dianggap sebagai hal yang biasa. Padahal pada kenyataannya, dampak dari begadang cukup membahayakan bagi kesehatan tubuh kita.
Kesehatan tubuh sendiri terdiri atas dua aspek, yaitu aspek mental dan aspek fisik. Begadang mengakibatkan konsentrasi atau daya fokus menurun, tubuh mudah lelah dan tidak bersemangat, serta emosi yang tidak stabil.
Lebih parahnya, terlalu sering begadang akan menyebabkan halusinasi, seperti mendengar atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada.
Masalah lainnya yang dapat timbul karena begadang adalah obesitas, depresi, menurunnya sistem kekebalan tubuh, dan juga menurunnya gairah seksual, baik untuk pria maupun wanita.
Kurang tidur juga akan menyebabkan terganggunya jalur sinyal rasa lapar tubuh, sehingga orang dengan kebiasaan seperti di atas seringkali merasa lebih lapar daripada orang pada umumnya.
ADVERTISEMENT

Lalu, Mengapa Begadang dapat Berujung Kematian?

Kurang tidur akibat begadang dapat membuat tubuh terserang beberapa penyakit yang berakibat fatal bagi tubuh. Beberapa masalah kesehatan serius yang berpotensi timbul akibat dari kurangnya waktu tidur adalah tingginya tekanan darah, diabetes, serangan jantung, stroke, hingga gagal jantung yang dapat berujung kematian karena peningkatan deposit kalsium yang menyumbat koroner.
Begadang yang menyebabkan penyakit jantung dan stroke sehingga menyebabkan kematian ini, didukung dengan penelitian pada Journal of the American Heart Association, bahwa orang yang kurang tidur memiliki risiko kematian dini dua kali lebih besar dari biasanya. Hal ini disebabkan oleh terjadinya peningkatan tekanan darah dan diabetes—dua faktor risiko utama dari penyakit jantung dan stroke akibat kurangnya durasi tidur.
ADVERTISEMENT
Di Amerika, durasi tidur yang tidak memadai telah dikaitkan dengan 7 dari 15 penyebab utama kematian—termasuk penyakit kardiovaskular, tumor kanker, penyakit serebrovaskular, kecelakaan, diabetes, septikemia, dan tekanan darah tinggi. Meskipun kurang tidur tidak menyebabkan kematian secara langsung, kurang tidur tetap jelas dapat berpotensi meningkatkan berbagai masalah serius yang dapat meningkatkan risiko kematian.

Cara Meminimalisir Kebiasaan Begadang Beserta Rekomendasi

Menurut CDC, tidur dengan keadaan lampu dimatikan dan tidur di ruangan yang nyaman dengan suhu yang tepat bagi tubuh akan membantu mencapai kualitas tidur yang baik. Hal ini pun didukung dengan menghindari mengonsumsi makanan dalam porsi besar sebelum tidur, mengurangi minuman berkafein atau alkohol sebelum tidur, dan berolahraga setiap hari. Selain itu, beberapa tips berikut dapat membantu kamu untuk memiliki pola tidur yang lebih baik yaitu bangun lebih awal di pagi hari, meminimalisir screen time atau paparan gadget sebelum tidur, melakukan aktivitas fisik, membangun kebiasaan waktu tidur, membuat suasana tidur yang nyaman, mengurangi asupan kafein, stay hydrated, menerapkan pola hidup yang sehat, tanamkan mindset bahwa memiliki tidur yang cukup sangat penting dan kualitas tidur yang baik akan membawa perubahan positif yang besar.
ADVERTISEMENT