Pendidikan 4.0 di Masa Pandemi Covid-19

Rohaniyun Rohmatun Uzlifah
Mahasiswa S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang
Konten dari Pengguna
4 Januari 2023 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rohaniyun Rohmatun Uzlifah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar https://pixabay.com/id/photos/siswa-mengetik-papan-ketik-teks-849825/
zoom-in-whitePerbesar
Gambar https://pixabay.com/id/photos/siswa-mengetik-papan-ketik-teks-849825/

Saat ini, Revolusi Industri 4.0 merupakan era baru bagi dunia.

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mesin Industri 4.0 dapat beroperasi sendiri atau bekerja sama dengan manusia untuk menyelesaikan tugasnya. Revolusi Industri 4.0 sangat mempengaruhi semua bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Oleh karena itu, muncul istilah Pendidikan 4.0 yang berinovasi bahwa roda Pendidikan merupakan mahasiswa. Pendidikan 4.0 memanfaatkan kemajuan teknologi untuk meningkatkan pendidikan dalam skala global. Namun sayangnya di tahun 2020 ini, Pendidikan 4.0 terhambat karena munculnya virus yang menular.
ADVERTISEMENT
COVID-19, virus yang pertama kali muncul di Indonesia pada tahun 2020, merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Mayoritas dari mereka yang terinfeksi Covid-19 hanya memiliki gejala ringan hingga sedang dan dapat sembuh dengan sendirinya. Seseorang yang terinfeksi Covid-19 dapat menyebarkan partikel kecil dari mulut atau hidungnya saat berbicara, bersin, atau bernyanyi kepada orang lain.
Tidak hanya itu, Covid-19 juga dapat menyebar melalui berbagai cara, seperti: 1) Ruang yang berventilasi tertutup, sangat mendukung virus Covid-19 untuk berkembang dan menyebar dengan cepat, 2) Area kerumunan, lokasi dengan populasi besar yang menimbulkan partikel terbang lebih besar, 3) Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah bersentuhan dengan permukaan yang terinfeksi Covid-19.
Kondisi ini membuat mahasiswa yang sebelumnya melakukan pembelajaran tatap muka di kampus menjadi daring atau online learning from home untuk memutus mata rantai Covid-19 sesuai dengan pernyataan Kemendikbud.
ADVERTISEMENT
Menurut saya pembelajaran daring atau online learning from home menimbulkan dampak negatif dan positif. Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk mengatasi dampak negatif ini. Sebagai penulis, saya akan mengungkapkan sudut pandang saya tentang hal ini.
a. Sudut pandang positif
Dampak akibat perubahan kebiasaan belajar mahasiswa, antara lain: terlindung dari virus Covid-19, mempersingkat sesi belajar, memberdayakan mahasiswa untuk mandiri dalam memperoleh materi baru yang relevan dengan mata kuliah, dan menambah pengetahuan tentang penggunaan perangkat seluler secara konstruktif dan intelektual di luar media sosial dan game.
b. Sudut pandang negatif
Dampak akibat perubahan kebiasaan belajar mahasiswa, antara lain: pembelajaran terlalu rumit, mempelajari modul mata kuliah, mengerjakan soal latihan, menyerahkan tugas, memahami materi, dan mengikuti tes semua dilakukan secara online. Tidak hanya itu, pembelajaran juga bisa terhambat akibat koneksi internet yang buruk, harga kuota internet yang mahal, akses smartphone dan laptop yang terbatas, serta kesulitan berinteraksi.
ADVERTISEMENT
c. Strategi
Strategi untuk menghadapi permasalahan yang timbul akibat perubahan kebiasaan belajar mahasiswa, seperti: menyiapkan materi yang dapat diakses secara offline agar mahasiswa dapat mengakses materi tanpa khawatir dengan sinyal internet, memberikan waktu yang lebih fleksibel untuk mempelajari materi dan menyerahkan tugas, pemberian subsidi kuota gratis oleh pemerintah, dan pembuatan model dan materi pembelajaran yang mudah dan menarik, seperti membuat video.
Covid-19 jika dilihat dari berbagai sisi merupakan bencana yang berdampak negatif pada setiap aspek kehidupan sehari-hari, termasuk sistem pendidikan. Banyak mahasiswa yang mengeluh karena perubahan kebiasaan belajar mereka. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa wabah Covid-19 juga memberikan peluang bagi institusi pendidikan untuk menjadi tech-savvy dan pengenalan pembelajaran daring yang tanpa disadari telah mempercepat proses membawa pendidikan Indonesia ke era digital.
ADVERTISEMENT