Ketika Orang Batak di Jatim Kukuhkan Pengurus Pesaudaraan Rantau

segara media
BrandingProduct | News | MediaPartner | VideoBlog
Konten dari Pengguna
27 Februari 2017 21:32 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari segara media tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
KEBERAGAMAN kultur dan budaya di Jawa Timur kian bertambah. Bahkan, melalui perkumpulan para perantau mulai membentuk organisasi persaudaraan.
ADVERTISEMENT
Seperti Persaudaraan Rantau Sumatera Utara. Minggu malam, organisasi dari seluruh warga tersebut membentuk kepengurusan.
Pembentukan ini kali pertama di Jawa Timur. Mereka berlatar belakang dan profesi berbeda. Asal daerah pun juga berbeda.
Diantaranya, Batak, Medan, Sibolga, Tebing Tinggi, Tionghoa dan India. Namun, dalam pertemuan tersebut lebih didominasi masyarakat asal Batak.
Dalam pengukuhan itu ketua Pembina Laksamana TNI (Marinir) Sturman Panjaitan, Bupati Sidoarjo Syaiful Illah, dan sejumlah angggota DPRD Kota Surabaya.
Menurut legislator komisi C DPRD Kota Surabaya, Vinsensius Awey, pertemuan tersebut memberikan dampak luar biasa bagi persaudaraan rantau asal Sumut.
“Karena meski berasal dari wilayah berbeda. Namun kami sama-sama menjadi perantauan di Jawa Timur. Sehingga, ada emosional tersendri yang mengikat,” terang Awey.
ADVERTISEMENT
Sementara, dalam pengkuhan Persaudaraan Ranta Sumatera Utara Jatim di Ballroom Hotel kawasan Mayjen Sungkono Surabaya ini, Eddy Widjanarko didaulat sebagai Ketua Umum.
Jurgan sepatu kelahiran Batak ini menegaskan, perkumpulan ini lebih difokuskan untuk kegiatan sosial.
Menurut Eddy saat ini ada sekitar 7.000 warga Batak yang merantau di Surabaya dan sekitarnya. Mereka kebanyakan berbisnis dan berdagang.
Sebagian yang lain ada yang menjadi politisi, pengacara, dan dosen. Ada pula warga biasa.
“Intinya kami saling bantu sesama perantau,” ujarnya. Horaas!!!.(*)