Permainan Tradisional Dapat Melatih Perkembangan Anak

Konten Media Partner
8 November 2019 8:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang anak sedang bermain engklek di kawasan Titik Nol Km. Foto: adn
zoom-in-whitePerbesar
Seorang anak sedang bermain engklek di kawasan Titik Nol Km. Foto: adn
ADVERTISEMENT
Permainan tradisional saat ini mulai ditinggalkan oleh anak-anak zaman sekarang. Bahkan mereka cenderung lebih suka bermain gawai ketimbang bermain permainan tradisional. Hal ini menyebabkan anak-anak tidak punya jiwa sosial dan cenderung menjadi individualis. Padahal, permainan tradisional membantu anak-anak untuk berinteraksi dengan sesama dan lingkungan di sekitarnya serta menumbuhkan jiwa sosial pada anak.
ADVERTISEMENT
Sebetulnya pada zaman ini permainan tradisional harus terus dipertahankan. Permainan tradisional bukanlah semata-mata permainan saja, di dalamnya terdapat unsur budaya yang melekat kuat dan harus terus dilestarikan. Salah satu hal yang menyebabkan permainan tradisional sudah jarang ditemui adalah kurangnya sosialisasi dari orang tua ke anak atau dari guru ke murid. Tak heran permainan tradisional akan kalah pamor dengan adanya permainan modern yang lebih dikenal dengan istilah game.
Anak-anak asik bermain permainan tradisional di kawasan Titik Nol Km. Foto: adn
Hikmah Prisia Yudiwinata dan Pambudi Handoyo dalam penelitiannya yang berjudul Permainan Tradisional dalam Budaya dan Perkembangan Anak meneliti bahwa sebagian besar anak-anak yang tinggal di daerah perkampungan mengenal permainan tradisional. Sebagian besar permainan tradisional tersebut dilakukan secara bersama-sama. Permainan yang sering mereka mainkan antara lain bekel (permainan dengan bola karet dan biji bekel yang dimainkan secara berkelompok, permainan ini melatih keterampilan tangan), engklek (permainan tradisional yang melatih ketangkasan dan keseimbangan fisik untuk melompat dengan satu kaki dan dilakukan secara berkelompok, permainan ini melatih kerja sama dan ketelitian anak-anak), petak umpet, dakon (lebih dikenal dengan congkak), gobak sodor, benteng-bentengan (ini permainan yang harus dilakukan dengan membentuk kelompok).
ADVERTISEMENT
Nilai yang dimiliki oleh permainan tradisional antara lain kerja sama dan juga kemampuan menyusun strategi tim yang baik. Ini dijumpai dalam permainan gobak sodor dan engklek. Koordinasi dan kemampuan kerja sama dalam kelompok yang baik sangat dibutuhkan agar dapat memenangkan permainan. Selain itu kedua permainan tadi mampu membentuk anak-anak jauh lebih aktif dalam kehidupan sosialnya di waktu mendatang.
Hal positif lainnya yang dapat ditemukan dalam permaiann tradisional adalah anak dapat bersikap sportif. Sportivitas salah satunya dapat diasah dengan permainan benteng-bentengan. Dimana dalam permainan tersebut. Permainan berkelompok seperti permainan benteng-bentengan dan gobak sodor akan melatih sikap sportif karena permainan ini tidak akan bisa dilakukan dengan baik jika mereka bersifat curang. Juga ketika salah satu anggota tim mendapat sanksi dari teman-teman sepermainannya, mereka harus menjalankan sanksi yang diberikan.
Sekelompok anak SD asik bermain bekel di sekolah. Foto: adn
Sementara permainan bekel dan congklak yang cenderung dilakukan oleh anak perempuan, lebih menekankan ketangkasan anak. Ketangkasan mereka akan terlatih terutama pada ketangkasan tangan.
ADVERTISEMENT
Jika menelaah lebih jauh tentang permainan tradisional, maka akan kita jumpai nilai-nilai permainan yang sangat menarik dan tentunya sangat baik untuk perkembangan karakter anak. Menurut John Piaget, permainan tradisional dapat mengasah kemampuan kognitif untuk berpikir tentang ide-ide abstrak. Selain itu juga mampu berpikir kritis terhadap situasi di sekitarnya pada masa mendatang.
Hal positif mengenai permainan tradisional juga diungkap oleh Ni Nyoman Seriati dan Nur Hayati dalam penelitiannya yang berjudul Permainan Tradisional Jawa Gerak dan Lagu untuk Menstimulasi Keterampilan Sosial Anak Usia Dini. Dalam penelitian tersebut ditemukan fakta bahwa permainan tradisional dapat menstimulus berbagai aspek perkembangan anak khususnya aspek keterampilan sosial. Melalui permainan tersebut anak dapat belajar bersosialisasi dengan teman, anak belajar kekompakan, anak belajar mengendalikan diri atau mengendalikan emosi mereka anak belajar bertanggung jawab, anak belajar tertib terhadap peraturan serta belajar menghargai orang lain.
ADVERTISEMENT
Permainan modern seperti game online atau play station dianggap jauh lebih menarik, praktis, dan pastinya modern. Hal ini berpengaruh pada perkembangan karakter anak, seperti tidak mengenal lingkungan di sekitarnya dan menyendiri. Sementara permainan tradisional mendorong anak agar bergerak, beraktivitas, bekerja sama dan saling menghargai sehingga mereka akan bersosialisasi dengan cepat.
(Ana Maria Dian Ayu Sekarsari/Feva)