Menjadi Pribadi yang Percaya Diri dan Mengatasi Insecure

Konten dari Pengguna
8 Oktober 2017 19:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Winda Dwiastuti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menjadi Pribadi yang Percaya Diri dan Mengatasi Insecure
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Selama perjalanan hidup saya, terutama ketika usia berada di atas 17 tahun, seringkali beberapa orang di sekitar saya datang dan bercerita betapa mereka merasa “kurang” dan insecure akan sesuatu atau seseorang. Mudahnya merasa insecure itu seringkali karena mereka telah melihat wanita yang lebih cantik, lebih semampai, lebih kurus dan putih kulitnya, atau melihat laki-laki yang badannya lebih berisi, laki-laki yang lebih pandai berbicara di depan umum, lebih tegas, lebih bijaksana, apapun itu yang setidaknya berhasil membuat mereka merasa tidak tergolong ke dalam standarisasi wanita/pria ideal, terlebih setelah mereka melihat seorang artis atau public figure, melihat mantan pacar, mantannya pacar dan berbagai karakteristik dari manusia-manusia yang telah berhasil membuat mereka merasa minder.
ADVERTISEMENT
Hal itu membuat saya semakin menyadari bahwa rupanya insecure nyatanya sudah menjadi penyakit yang semakin merajalela, tanpa Anda ketahui dengan jelas apa penyebabnya dan apakah Anda sudah terjangkit dengan penyakit itu atau tidak. Insecure juga menjadi suatu penyakit yang seringkali Anda pun sulit untuk menyembuhkannya, jika dibandingkan dengan penyakit fisik yang dapat Anda rasakan dan obati dengan jelas karena bentuknya yang tampak dan mudah terdeteksi. Sekarang, coba tanyakan pada diri Anda, apakah Anda juga seringkali merasa minder atau insecure?
Sebelumnya, apa sih insecure itu sendiri? Jika, diartikan ke dalam Bahasa Indonesia, insecure berarti perasaan tidak aman, tidak yakin, tidak kuat atau yang paling sering dikatakan oleh orang-orang adalah tidak percaya pada diri sendiri, alias tidak PD!
ADVERTISEMENT
Yes, tidak PD. Apakah salah satunya adalah Anda? Hanya Anda yang benar-benar tau jawabannya.
Kembali lagi pada statement di awal tadi, bahwa insecure kini sudah menjadi hal yang menimbulkan berbagai opini dari berbagai orang. Kebanyakan orang yang saya temui, mengatakan bahwa insecure adalah suatu perasaan wajar yang pasti dialami seseorang, ada juga yang mengatakan bahwa perasaan insecure sulit dihindari mengingat selalu ada alasan untuk merasa serba kurang atas diri kita. Ya, merasa kurang. Selalu merasa kurang terhadap sesuatu hal tertentu.
Merasa kurang akan kondisi fisik yang dimiliki,
Merasa kurang akan harta dan barang-barang yang sudah kita punya,
Merasa kurang akan skill dan kemampuan ini itu yang tidak sama seperti orang lain,
ADVERTISEMENT
Merasa kurang dengan keadaan hidup yang Anda rasakan.
Ya, itu semua adalah bagian dari munculnya rasa insecure.
Bagi saya pribadi, merasa insecure memang suatu hal yang wajar. Bagaimana tidak? Di setiap harinya kita dihadapkan pada manusia-manusia serba bisa dan serba memiliki kelebihan ini itu. Jadi, wajar saja merasa minder. Justru, jika tidak pernah merasa minder dalam hidup, barulah itu yang dinamakan tidak wajar. Rasanya kita bagaikan makhluk yang sempurna dan serba bisa, meskipun hal itu terbilang mustahil. Tapi, yang perlu saya katakan di sini adalah, biasakan agar perasaan insecure itu cukup hinggap sesaat saja pada diri Anda.
Hinggap sesaat, bagaimana bisa?
Bisa. Karena Anda yang sebetulnya paling memegang kendali atas diri Anda dan apa yang Anda rasakan. Saat perasaan itu muncul, saat Anda melihat seseorang dengan penampilan, kemampuan, harta atau apapun itu yang menurut Anda “WOW”, yang menurut Anda “LEBIH” daripada Anda, maka tersenyumlah dan katakan bahwa “Saya bersyukur atas segala kelebihan dan kekurangan yang saya punya.” Simple ya? Tapi, apakah semudah itu? Memang sih, tidak mudah Anda bertindak sebijak itu. Tapi. Coba. Biasakanlah. Karena apa yang Anda katakan itu, menjadi awal untuk memberikan kekuatan yang besar pada diri dan pikiran Anda. Saya bisa menyarankan Anda untuk memaksa diri Anda melakukan itu. Meskipun keliatannya sulit, atau Anda seperti terpaksa melakukannya, tapi saat hal itu sudah menjadi bagian dari kebiasaan Anda, maka Anda akan merasakan sendiri apa manfaatnya.
ADVERTISEMENT
Kenapa sih harus bilang seperti itu?
Begini.
Anda dilahirkan ke dunia, sudah dengan wujud yang paling sempurna yang Tuhan berikan.
Sebesar apapun penghinaan Anda terhadap diri dan hidup Anda, namun itulah Anda yang merupakan versi terbaik yang diciptakan Tuhan. You’ve to deal with it 
Anda, dengan orang-orang yang Anda temui di setiap harinya, entah bertemu secara langsung, atau para strangers, yang hanya pernah Anda lihat wajah dan hidupnya di Internet itu, kenyataannya sudah memiliki rezeki dengan porsinya masing-masing. Jika Anda pernah mendengar kalimat bahwa “setiap anak yang lahir ke dunia ini telah memiliki jalannya dan rezekinya masing-masing”, maka saya akan katakan bahwa itu SANGAT BENAR. Tidak perlu Anda iri, atau mencari-cari kelemahan seseorang dan serta merta membanding-bandingkan diri Anda dengan orang lain, karena toh Anda tidak akan pernah menemukan titik akhir. Biarkanlah Anda hidup tanpa bayang-bayang, “ingin” menjadi seperti orang lain. Biarlah Anda, dengan hidup dan masa depan Anda. Dan orang asing itu juga dengan hidup dan masa depannya.
ADVERTISEMENT
Tuhan tidak pernah tidak adil, bukan?
Jika Anda melihat orang lain berbahagia atas harta yang dimilikinya, sedangkan Anda tidak.
Mungkin Anda kurang melihat lebih luas sejauh mana Anda memiliki alasan untuk berbahagia atas hidup yang Anda punya. Anda hanya tidak sadar, bahwa tidak hanya dengan harta, sebenarnya ada banyak hal yang patut Anda syukuri dalam hidup Anda. As simple as that .
Menjadi Pribadi yang Percaya Diri dan Mengatasi Insecure (1)
zoom-in-whitePerbesar
Saya ambil contoh mengenai permasalahan yang seringkali timbul, yang tidak lain berasal dari adanya perkembangan media sosial. Mudahnya seseorang untuk membagikan segala bentuk aktivitas dan momen kepada seluruh orang di dunia juga menjadi cikal bakal rasa insecure itu sendiri. Kebanyakan orang yang Anda lihat dalam dunia maya, dengan mudahnya mampu membuat Anda merasa iri, minder, tidak percaya diri, benci, mencari-cari kelemahannya lalu mulailah Anda dalam membanding-bandingkan apa yang Anda miliki dengan apa yang orang tersebut miliki. Biasanya pada tahapan ini, secara langsung Anda juga seperti berubah menjadi seorang psycho-stalker, yang dengan berbagai cara berusaha untuk mengetahui kehidupannya, siapa sajakah orang-orang di sekitarnya, bagaimana perilakunya sehari-hari, apa saja yang dimilikinya dan hal-hal lain yang dapat menjawab rasa keingintahuan Anda mengenai orang tersebut. Anda mendadak jadi orang asing yang serba tahu mengenai seseorang di luar sana yang sebenarnya juga bukan keluarga atau orang terdekat Anda.
ADVERTISEMENT
Serba tahu yang saya maksudkan di sini pun bukan seseorang yang benar-benar tahu, melainkan orang yang seakan sedang merangkai cerita pribadi, atas asumsi-asumsi yang hanya berdasarkan pada pengetahuan Anda / hasil kegiatan stalker Anda pribadi. Ya, bagaimana tidak?
Hanya dari sebuah foto atau video hasil dari kegiatan stalker Anda, Anda jadi memiliki opini tersendiri mengenai hidup seseorang, yang notabennya pun belum tentu benar.
Hanya dari sebuah kalimat atau kata hasil dari kegiatan stalker Anda, Anda mulai memiliki penilaian tersendiri mengenai kepribadian seseorang, padahal itu belum tentu benar adanya.
Hanya dari sebuah background foto saja, Anda mulai berkomentar mengenai gaya hidup seseorang dan mulai membandingkan kehidupan Anda dengan seseorang asing di luar sana, yang nantinya seringkali menimbulkan judge atau prasangka buruk.
ADVERTISEMENT
“Apakah kebahagiaan yang Anda lihat pada suatu foto, video dan sejenisnya di depan mata Anda menjamin kebahagiaan yang sama dalam hati dan jiwa orang lain tersebut?”
Bisa iya, bisa juga tidak.
Anda tidak tahu, dan tidak akan benar-benar tahu, karena Anda tidak mengenalnya.
Daripada sibuk menerka-nerka suatu hal yang belum pasti. Lebih baik Anda kembali mengurus hidup Anda pribadi dan menyiasati masa depan Anda agar 2, 5, 10 atau beberapa tahun lagi saat Anda beranjak tua, Anda telah berhasil memiliki banyak pencapaian positif atas mimpi-mimpi Anda.
Bukannya sedang menyesal karena masa muda Anda dihabiskan dengan kegiatan stalking yang sebetulnya tidak memberikan banyak manfaat untuk hidup dan masa depan Anda.
ADVERTISEMENT
Hey, what are you doing?
Anda hanya memiliki waktu 24 jam perharinya, dan Anda telah berhasil membuang waktu tersebut dengan sia-sia. Lantas, apakah orang asing yang Anda lihat dan telah berhasil membuat Anda iri tersebut juga sedang melakukan hal yang sama dengan Anda? Apakah dia sedang menjadi stalker Anda?
Belum tentu. Bahkan tidak sama sekali.
Jadi, lebih baik bagaimana?
Kembali pada pembahasan di awal, maka kendalikanlah rasa minder/insecure yang Anda rasakan sebagai suatu hal yang mengarahkan Anda kepada suatu perubahan dan pikiran positif.
Jika Anda melihat seseorang bahagia dengan pencapaian dan segudang prestasi yang dimilikinya, maka tersenyumlah dan ikutlah berbahagia, meskipun Anda tidak mengenalnya.
Jika Anda melihat seseorang bahagia dengan pencapaian dan segudang prestasi yang dimilikinya, maka jangan berdiam diri untuk merenung, mengeluh akan kemampuan sendiri, lalu berpikir, “kenapa dia bisa sehebat itu? Sedangkan aku tidak?”. Ah, sudahlah. Habis waktumu untuk berpikir seperti itu. Lebih baik, mulai susun target, rencanakan dan jalankan dengan matang sesegera mungkin. Tekuni bidang yang Anda sukai, dan jadilah yang Ahli dalam bidang itu.
ADVERTISEMENT
Tidak perlu menjadikan suatu pencapaian sebagai suatu tren. Tidak perlu memaksakan diri untuk bisa mendapatkan achievement pada suatu bidang yang sebenarnya tidak kamu cintai, hanya karena itu sedang menjadi tren. Tidak perlu. Anda harus menjadi SATU, SATU yang BERBEDA.
Jika Anda ingin seperti seseorang berprestasi yang Anda lihat dimanapun itu. Maka berhenti untuk merasa minder, berhenti untuk berdiam diri dan berkhayal, serta hentikan semua usaha untuk mencari-cari kelemahan seseorang itu atau bahkan untuk menghinanya. Karena, kesempatan selalu terbuka untuk siapapun itu agar menjadi seseorang yang berprestasi sesuai dengan apa yang dicintainya. Percayalah bahwa suatu saat Anda bisa ada pada posisi itu, dengan cara dan gaya yang Anda bangun sendiri. Berbeda namun tetap berkualitas.
ADVERTISEMENT
Menjadi Pribadi yang Percaya Diri dan Mengatasi Insecure (2)
zoom-in-whitePerbesar
Seringkali, Anda tidak sadar bahwa Anda merasa insecure juga karena Anda terlalu terbiasa untuk melihat seseorang yang ada “di atas” Anda. Orang-orang yang serba “berlebih”daripada Anda. Anda seakan lupa bahwa, tidak sedikit orang-orang yang berada “di bawah” Anda, dan bahkan dengan segala kekurangannya sedang berharap untuk menjadi seperti Anda.
Apapun yang Anda lihat, baik di dunia nyata ataupun di dunia maya, hindari diri Anda untuk berpikir dan berperilaku negatif. Percayalah. Sampai Anda kembali kepada Tuhan nanti, dan pergi meninggalkan dunia ini, akan selalu ada orang yang lebih daripada Anda. Lebih baik perilakunya, lebih kaya, lebih bijaksana, lebih berprestasi, lebih sukses dan lebih-lebih lainnya.
Setelah Anda, menghabiskan waktu sehari, dua hari, sebulan, setahun atau selama apapun itu yang Anda bisa, hanya untuk menjadi stalker setianya. Lalu, apa sih keuntungannya untuk Anda?
ADVERTISEMENT
Apakah itu memberikan Anda penghasilan? Tidak.
Apakah itu membuat Anda bahagia? Tidak juga.
Apakah itu bermanfaat dan penting bagi masa depan Anda? Sejujurnya tidak.
Apakah itu membuat Anda puas? Tidak juga, karena Anda pasti ingin mengetahui yang lebih dan semakin kepo nantinya.
Lalu, apakah itu merugikan waktu Anda? Iya, tanpa sadar Anda telah melewatkan berbagai hal penting yang seharusnya Anda lakukan, namun justru Anda terlalu sibuk untuk mengurus hidup orang lain.
Apakah itu membuat Anda sedih? Kurang lebih begitu, karena semakin banyak fakta yang Anda ketahui, rupanya semakin membuat Anda merasa “kecil” jika dibandingkan dengannya (strangers).
Apakah itu membuat Anda tidak bahagia? Iya, karena semakin Anda mengetahuinya dan semakin lihai menjadi stalker setianya, Anda justru semakin sering merasa “kurang” jika dibandingkan dengan dia dan kehidupannya.
ADVERTISEMENT
Apakah itu bermanfaat dan penting bagi masa depan Anda? Tidak, karena masih banyak pembelajaran diluar sana yang bisa mendewasakan Anda daripada sekadar melakukan kegiatan stalking.
Cerita dan segelintir asumsi yang Anda rangkai itu belum tentu benar adanya.
Anda bahkan tidak mengenalnya dengan baik,
Anda bahkan bukan keluarganya yang memiliki kedekatan pribadi,
Dan yang pasti, Anda bukan Tuhan yang mampu merangkai semuanya dengan tepat.
Jadi, sebenarnya dari mana penyakit insecure itu datang?
See? Datangnya dari diri dan hati Anda masing-masing. Bukan dari orang lain, atau pihak yang bersangkutan (strangers).
Lalu, bagaimana agar saya bisa sembuh dari penyakit insecure ini?
Mudah.
Tutup semua akun palsu Anda yang biasa digunakan untuk mengetahui kehidupan para strangers.
ADVERTISEMENT
Terima kenyataan bahwa Anda sudah terlahir menjadi SATU, yang BERBEDA, dan yang SPESIAL tersendiri. Anda adalah Anda dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki, dan sampai kapanpun tidak akan menjadi orang lain. Begitu juga sebaliknya.
Tak usah pedulikan seberapa “WOW” seseorang di luar sana, karena yang seharusnya Anda lakukan adalah menyibukkan diri dengan hidup dan keluarga Anda pribadi. Tingkatkan kualitas Anda dengan berfokus untuk terus mendapatkan beragam pencapaian positif untuk hidup Anda, bukan orang lain.
Berhenti mengurus hidup orang lain, karena toh Anda belum tentu benar dalam mengurus hidup Anda sendiri.
Berhenti berasumsi terhadap hidup orang lain, karena hanya Anda yang akan pusing terhadap segelintir asumsi dan opini yang sudah Anda bangun sebelum-sebelumnya. Sedangkan orang lain tidak sedang memusingkan dan mengurus hidup Anda. Berhentilah bermain-main sendirian.
ADVERTISEMENT
Berhenti mencari-cari kelemahan dalam suatu kejadian atau seseorang. Arahkan pikiran Anda terhadap pikiran positif dan doa terbaik untuk orang lain. Arahkan mulut Anda agar mengganti segala bentuk hinaan menjadi suatu pujian. Karena toh, Anda lebih ingin dipuji daripada dihina kan oleh orang lain? Yes, maka lakukan hal yang sama kepada orang lain terlebih dahulu.
Berhenti mengumbar aib atas hal-hal yang Anda ketahui hanya dari mulut-mulut orang lain yang tidak bertanggung jawab. Bantu untuk menutupi segala aib orang lain, dan gantikan dengan cerita baik yang menyenangkan. Toh, Anda lebih ingin dibicarakan yang “baiknya” kan daripada diumbar “aib”nya.
Insecure wajar.
Tapi Ingat.
Biarkan itu hanya Hinggap Sesaat.
Kemudian pergi, bersamaan dengan keinginan terbesar Anda untuk sibuk dengan hidup Anda.
ADVERTISEMENT
Cukup diam. Terima kenyataan. Doakan. Acuhkan. Lalu fokus kepada hidup Anda kembali.
Karena dengan fokus kepada hidup Anda kembali, Anda Akan
Berpikiran Positif. Bekerja. Berkarya. Berprestasi. Dan Meraih Kesuksesan!