Lanjutkan Merdeka Belajar: Guru Merdeka, Murid Berdaya?

Fikri Abdilah
Founder qelas.id, guru, dan Education Technology Enthusiast
Konten dari Pengguna
4 Mei 2024 13:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fikri Abdilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi layanan pendidikan. Foto: Kemenkeu RI
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi layanan pendidikan. Foto: Kemenkeu RI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Mei adalah momen yang tepat untuk merefleksikan perjalanan pendidikan di Indonesia. Tema tahun ini, "Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar", menjadi panggilan untuk membangkitkan semangat transformasi pendidikan. Namun, dibalik semangat tersebut, terdapat sejumlah masalah yang perlu diselesaikan untuk mewujudkan cita-cita "Guru Merdeka, Murid Berdaya".
ADVERTISEMENT
Mari kita bayangkan sebuah kelas di mana guru tak lagi terikat kurikulum kaku, bebas berkreasi dalam merancang pembelajaran yang berpusat pada murid. Murid pun tak lagi terbelenggu rasa takut gagal, berani mengeksplorasi diri dan menemukan potensinya. Gambaran ini bukan utopia, melainkan cita-cita yang ingin diwujudkan melalui Merdeka Belajar.
Guru didambakan memiliki otonomi untuk berinovasi, berkreasi, dan beradaptasi dengan kebutuhan muridnya. Mereka tak lagi terikat pada "resep" mengajar yang seragam, melainkan didorong untuk mengembangkan diri dan menjadi fasilitator andal dalam proses belajar mengajar.
Murid dimimpikan menjadi murid yang aktif, mandiri, dan berani mengambil alih pembelajarannya. Mereka tak lagi hanya sebagai penerima informasi pasif, melainkan pembelajar aktif yang haus akan pengetahuan dan pengalaman baru.
ADVERTISEMENT
Orang tua juga diharapkan memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif di rumah. Dukungan dan kepercayaan orang tua akan potensi anak menjadi pendorong utama bagi murid untuk berdaya dan mencapai potensinya.
Namun, di balik semangat mulia ini, terdapat jurang yang menganga antara cita-cita dan realita, serta terdapat tantangan yang tak kalah besar. Pengajaran yang masih kaku, metode pembelajaran tradisional, dan keterbatasan infrastruktur masih menjadi hambatan utama dalam mewujudkan cita-cita Guru Merdeka, Murid Berdaya.
Kenyataannya, banyak guru masih dibebani tugas administratif yang tidak sedikit, tuntutan pelatihan dan dikejar centang hijau Platform Merdeka Belajar. Hal-hal yang menyita waktu dan energi yang seharusnya didedikasikan untuk pengembangan diri dan interaksi dengan murid.
ADVERTISEMENT
Banyak siswa masih memiliki rasa takut gagal dan tekanan akademik yang tinggi masih membelenggu banyak murid sehingga menghambat mereka untuk mengeksplorasi diri dan menemukan potensinya. Terlebih, keterbatasan akses dan kualitas pendidikan di berbagai daerah di Indonesia menciptakan kesenjangan yang lebar antar siswa di Indonesia.
Mencapai cita-cita Guru Merdeka, Murid Berdaya membutuhkan kolaborasi apik dari berbagai pihak. Pemerintah perlu menunjukkan komitmennya dengan menyediakan infrastruktur dan pelatihan yang memadai bagi guru, meningkatkan anggaran untuk program pelatihan guru yang merata dengan fokus pada pengembangan pedagogi inovatif dan penggunaan teknologi dalam pembelajaran.
Pemerintah juga harus turun tangan dalam pengawasan implementasi kurikulum merdeka, memastikan akses internet dan perangkat teknologi yang merata bagi seluruh sekolah di Indonesia. Guru pun harus bersedia membuka diri terhadap perubahan dan terus belajar untuk mengembangkan kompetensinya.
ADVERTISEMENT
Peran orang tua juga tak kalah penting. Orang tua perlu memahami esensi Merdeka Belajar dan mendukung penuh proses belajar anak dengan menyediakan ruang dan waktu untuk eksplorasi diri, serta membangun kepercayaan diri anak.
Merdeka Belajar bukan sekadar program impian Nadiem makarim seorang diri, melainkan sebuah gerakan transformasi pendidikan yang membutuhkan komitmen dan kerja sama dari semua pihak. Hari Pendidikan Nasional 2024 menjadi momentum penting untuk bergerak bersama, mewujudkan Merdeka Belajar, dan mengantarkan generasi muda Indonesia yang cerdas, kreatif, dan berkarakter.
Namun, perlu diingat bahwa jalan menuju cita-cita tersebut masih panjang dan penuh rintangan. Tanpa komitmen kuat, kolaborasi yang solid, dan penyelesaian berbagai permasalahan yang ada, cita-cita Guru Merdeka, Murid Berdaya, Indonesia Berjaya, akan menjadi angan-angan belaka.
ADVERTISEMENT
Mari kita jadikan Hari Pendidikan Nasional ini sebagai titik balik untuk bergerak bersama, bahu membahu, mewujudkan transformasi pendidikan yang sesungguhnya, dan mengantarkan Indonesia menuju masa depan yang gemilang.