Merangkai Harmonisasi Kebhinekaan Melalui Bulu Tangkis

Mukhamad Aank K
Aparatur Sipil Negara Pemerintah Kabupaten Lamongan
Konten dari Pengguna
14 Mei 2024 14:34 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mukhamad Aank K tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Dokumentasi PBSI
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Dokumentasi PBSI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapa yang tak kenal dengan sosok Taufik Hidayat, Susi Susanti, Alan Budikusuma, Rudy Hartono, Liem Swi King, serta Mainaky bersaudara? Mereka semua adalah sosok legenda atlet bulu tangkis Indonesia yang telah mengharumkan nama bumi pertiwi tercinta. Sejak dahulu, bulu tangkis memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat Indonesia, terlebih hal ini dikarenakan olahraga satu ini mendulang prestasi yang sangat tinggi di kancah internasional seperti Olimpiade, All England, Kejuaraan Dunia, Thomas & Uber Cup, serta Sudirman Cup baik di kelas senior maupun junior.
ADVERTISEMENT
Seperti sudah menjadi tradisi yang mendarah daging tentunya bahwa hingga saat ini prestasi atlet bulu tangkis Indonesia masih berjaya dalam mengharumkan nama Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan diraihnya medali di ajang Olimpiade Tokyo 2020 yang diselenggarakan di tahun 2021 akibat pandemic Covid-19, bukan hanya 1 medali saja namun 2 medali telah ditorehkan atlet Indonesia yakni medali emas di nomor ganda putri yang diraih oleh pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan medali perunggu di nomor tunggal putra yang diraih oleh Anthony Sinisuka Ginting. Di ajang yang baru saja terlaksana yakni Thomas & Uber Cup edisi 2024, tim Indonesia yang dipimpin oleh Ricky Soebagja (selaku ketua pembinaan & prestasi federasi PBSI) meraih hasil yang sangat membanggakan yakni dengan meraih posisi runner up baik tim Thomas & tim Uber. Kendati hanya meraih gelar runner up, hal itu patut diacungi jempol sebab tim Thomas Cup telah meraih kejayaan dengan 3(tiga) kali beruntun menembus final dengan 1(satu) kali membawa pulang piala Thomas itu ke tanah air. Tak kalah dengan tim Thomas, tim Uber yang diisi oleh Gregoria, Ester, Apriyani, dkk itu juga menyudahi puasa prestasi tim Uber Indonesia dengan berhasil menembus partai final sejak kali terakhir di tahun 2008. Prestasi itu sekaligus mengulang kesuksesan tim Thomas & tim Uber di tahun 1998 yang mana saat itu berhasil menembus partai final secara bersamaan.
ADVERTISEMENT
Bulu tangkis memang olahraga bagi semua kalangan baik kaya ataupun miskin, seolah tak ada dinding penyekat bagi mereka yang gemar memainkan olahraga ini. Tim Thomas dan Tim Uber yang bertanding di China 2024 beberapa waktu yang lalu menjadi bukti bahwa olahraga ini tak kenal akan adanya perbedaan latar belakang dari sang pemain tersebut, semuanya bersatu demi satu nama yakni INDONESIA!!!. Ya, hal itu terjadi karena komponen anggota tim baik Thomas & Uber Indonesia diisi oleh para atlet senior & junior yang merupakan putra-putri terbaik bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Sebut saja dua kakak-beradik kelahiran bumi cendrawasih yakni Chico Aura Dwi Wardoyo dan Ester Nurumi Tri Wardoyo yang bermain di nomor tunggal putra dan tunggal putri sukses membawa tim masing-masing melangkah ke partai final beregu Thomas & Uber Cup padahal kedua atlet ini termasuk berada di kelas junior, namun hal itu tidak mengecilkan tekad mereka dalam menyumbangkan poin untuk Tim Indonesia.
Ester Nurumi Tri Wardoyo (Dokumentasi PBSI)
Selain itu, juga ada nama Apriyani Rahayu atlet kelahiran Konawe, Sulawesi Tenggara yang sekaligus peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 ini bergabung sebagai anggota tim senior untuk tim Uber Indonesia di nomor ganda putri juga sukses memotivasi para juniornya untuk dapat mendulang prestasi di ajang kejuaran piala Thomas & Uber Cup. Bersama pasangan yang juga juniornya Apriyani membimbing Siti Fadia dalam hal permainan dan mental juniornya di lapangan tanpa adanya rasa senioritas, justru Apriyani malah lebih banyak ngemong juniornya tersebut. Masih banyak pula atlet bulu tangkis di dalam skuad Thomas & Uber ini yang datang dari berbagai kalangan tanpa melihat suku, agama, ras, maupun golongan semua atlet tersebut menyorakkan rasa cinta tanah air dan membela bangsa yang sama yakni bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, di tengah maraknya ujaran kebencian di tahun politik 2024 yang membawa suku, agama, ras, dan golongan ini hendaknya kita kubur dan pendam saja sebab kita merupakan bangsa yang beraneka ragam seperti semboyan bangsa ini “Bhineka Tunggal Ika” yang memiliki makna bahwa Berbeda-beda Tetapi Tetap Satu Jua seperti halnya para atlet bulu tangkis di ajang kejuaraan Thomas & Uber Cup tahun ini mereka semua berasal dari latar belakang yang berbeda-beda tetapi memiliki satu tujuan yang sama yakni mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah dunia. Menjadi olahraga terpopuler nomor 2 di tanah air tentunya dapat menjadikan sarana bagi kita bahwa olahraga khususnya bulu tangkis dapat mempersatukan seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali, tidak peduli hitam ataupun putih, tidak peduli latar belakang keluarga, suku, agama, ras dan golongan. Perjuangan para atlet bulu tangkis merah putih yang selama ini diperoleh dan dipersembahkan untuk Indonesia membuktikan bahwa mereka sama-sama memiliki rasa yang sama yakni membela Bangsa dan Negara Indonesia.
ADVERTISEMENT