Transformasi Ekonomi Indonesia Melalui Hilirisasi 8 Sektor Prioritas

Tio Putra Wendari
Dosen Departemen Kimia Universitas Andalas dan Peneliti Ilmu Material Sebagai Bahan Penyimpan Energi
Konten dari Pengguna
4 Mei 2024 11:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tio Putra Wendari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Poduk getah karet sebagai komoditas utama hilirisasi (Sumber: istockphoto)
zoom-in-whitePerbesar
Poduk getah karet sebagai komoditas utama hilirisasi (Sumber: istockphoto)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah Indonesia telah menegaskan komitmennya terhadap sektor hilirisasi sebagai strategi utama untuk mendorong pertumbuhan investasi dan menciptakan lapangan kerja berkualitas. Fokus pada hilirisasi dipandang sebagai kunci bagi Indonesia untuk meraih status menjadi negara maju.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan Peta Jalan Hilirisasi Investasi Strategis Indonesia Tahun 2023 – 2035, terdapat 8 sektor prioritas yang kemudian diuraikan menjadi 21 komoditas yang menjadi fokus utama dalam upaya hilirisasi, meliputi batu bara, nikel, timah, tembaga, bauksit, baja, perak, aspal buton, minyak bumi, gas alam, sawit, kelapa, karet, biofuel, kayu, getah pinus, udang, ikan, kepiting, rumput laut, dan garam.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat bahwa 21 komoditas ini memiliki potensi investasi yang luar biasa, diperkirakan mencapai US$545,3 miliar atau sekitar Rp8.280 triliun. Dalam menetapkan produk hilirisasi, pemerintah memperhatikan beberapa kriteria.
Pertama, produk harus mampu memberikan nilai tambah signifikan bagi ekonomi. Hal ini penting untuk meningkatkan daya saing produk di pasar global serta memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan negara.
ADVERTISEMENT
Kedua, produk tersebut memiliki pasar yang besar baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Produk-produk yang memiliki daya tarik untuk kebutuhan pasar internasional akan meningkatkan volume ekspor dan meraih manfaat dari perdagangan internasional. Selanjutnya, faktor kemajuan teknologi juga menjadi pertimbangan penting dalam menentukan produk hilirisasi ini.
Penggunaan teknologi canggih dalam proses produksi dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produk, sehingga produk yang dihasilkan memenuhi standar mutu internasional dan berkelanjutan di produksi. Dengan mengikuti kriteria dan strategi tersebut, pemerintah berharap agar hilirisasi ini berkelanjutan, sehingga tidak mengalami kerugian dalam investasi yang ditanamkan.
Sebagai contoh, Indonesia mengupayakan hilirisasi produk perkebunan seperti kelapa sawit mentah menjadi produk turunan seperti oleokimia, yang menjanjikan potensi besar dalam meningkatkan nilai tambah dan menarik investasi lebih lanjut
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, sektor mineral selain nikel juga diangkat sebagai potensi hilirisasi, dengan pengolahan mineral menjadi produk jadi seperti baja, aluminium, dan produk kimia. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk Indonesia dan membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi serta penciptaan lapangan kerja
Rumput laut sebagai salah satu komoditas fokus hilirisasi (Sumber: istockphoto)
Perhatian khusus juga diberikan pada sektor perikanan, di mana hilirisasi menjadi langkah strategis dalam mengantisipasi perkembangan pasar. Analisis Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukkan potensi hilirisasi lima komoditas utama perikanan, seperti pasar udang, rumput laut, tilapia, kepiting-rajungan, dan lobster.
Saat ini konsumen semakin sadar akan kualitas produk perikanan yang memiliki label traceability, ramah lingkungan, serta kemasan siap makan, siap masak, dan siap saji. Dengan memahami dinamika pasar dan preferensi konsumen, Indonesia dapat membuka peluang baru dalam hilirisasi sektor perikanan, meningkatkan daya saing produk, dan memperluas pangsa pasar di tingkat lokal dan internasional.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, tantangan dalam implementasi hilirisasi tidak bisa diabaikan. Dukungan kebijakan yang kuat, insentif investasi, dan pengembangan infrastruktur yang memadai tetap menjadi kunci.
Keberlanjutan pengelolaan sumber daya alam serta kepatuhan terhadap standar lingkungan dan keamanan kerja juga menjadi faktor krusial dalam menjaga kelangsungan industri hilirisasi. Tentunya kita berharap kegiatan hilirisasi ini dapat meraih keberhasilan ekonomi yang lebih besar, memperluas kesempatan kerja, dan meraih kemajuan menuju status negara maju.