UKT Naik, Pengamat Bandingkan Anggaran Pendidikan Tinggi Rp 80 T-Bansos Rp 400 T

18 Mei 2024 13:09 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi KKN di Universitas Gadjah Mada (UGM).  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi KKN di Universitas Gadjah Mada (UGM). Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Uang Kuliah Tunggal (UKT) di berbagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di seluruh Indonesia tengah menuai protes mahasiswa karena naik sangat tinggi.
ADVERTISEMENT
Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang juga pengamat pendidikan Cecep Darmawan menyoroti anggaran yang diberikan melalui Kemendikbudristek lebih kecil dibandingkan anggaran bantuan sosial (bansos).
"Jadi jangan sampai karena anggaran pemerintahnya terbatas tapi juga ingat, anggaran 20 persen, amanat konstitusi dan Sisdiknas itu, seperti apa sih adanya? Saya lihat redistribusinya enggak bagus kenapa ? Kalau hitungan anggaran untuk investasi dan operasional PT saja, itu masih kurang 10 persen," kata Cecep dalam diskusi bertajuk 'Nanti Kita Cerita Tentang UKT Hari Ini, Sabtu (17/5).
"Hitungan saya, ya, apalagi dengan anggaran di Kemendikbud. Lalu dibagi lagi dengan anggaran Kemendikbud khusus PT. Itu hanya hitungannya hanya puluhan triliun. Ada yang sebut Rp 30 T, ada yang sebut Rp 80-an T," tambah dia.
ADVERTISEMENT
Cecep kemudian membandingkan anggaran perguruan tinggi dengan bansos yang digelontorkan sebesar Rp 400 triliun. Menurutnya, seharusnya pemerintah juga fokus dalam bidang pendidikan.
Ilustrasi Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Foto: Shutterstock
"Tapi yang jelas uang seperti itu pasti tidak akan cukup membiayai pendidikan tinggi kita. Bansos aja Rp 400 triliunan lebih. Ini hanya puluhan triliun untuk PT yang sekian banyak. Kalau negeri sedikit, tapi, ya, kalau dibandingkan seluruhnya misalnya berapa? 4.500 PT dan PT swasta, walah itu uang puluhan triliun enggak cukup," katanya.
Lebih lanjut, ia juga meminta pemerintah tak mengabaikan aspirasi dari mahasiswa. Jika mahasiswa berunjuk rasa, sebaiknya diperhatikan dan didengarkan.
"Kalau mahasiswa, sih, aksi-aksi semangat, ya. Tapi masalahnya apakah itu juga akan menyelesaikan? Ya, itu harus juga diperhatikan. Jangan sampai mahasiswa demo di mana-mana tapi pemerintahnya diam saja, gitu," katanya.
ADVERTISEMENT
"Yang suruh maju pimpinan PT saja, tapi ke mana pemerintahnya?" tutup Cecep.