PKS, ‘Kartu Truf’ Prabowo Subianto

17 April 2018 11:21 WIB
Prabowo menerima mandat Gerindra sebagai capres. (Foto: Others/Facebook @Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra))
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo menerima mandat Gerindra sebagai capres. (Foto: Others/Facebook @Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra))
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bagaimana jika PKS tak mendukung Prabowo Subianto?
Pertanyaan itu 'menghantui' Partai Gerindra yang secara terbuka sudah mengumumkan Prabowo Subianto sebagai calon presiden di Pemilu 2019. Ketidakpastian PKS mendukung Prabowo, menjadi ancaman paling serius yang menentukan maju tidak Prabowo sebagai capres.
ADVERTISEMENT
Adalah Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid, yang memberi sinyal bahwa PKS belum pasti merestui Prabowo untuk bertanding kali kedua dengan Jokowi. Bagi Hidayat, Prabowo tidak menyatakan diri sebagai capres, tapi hanya menyatakan kesiapan menerima mandat.
"Pak Prabowo belum menyatakan saya maju sebagai calon presiden, beliau mengatakan 'kalau diberikan mandat saya siap', tapi beliau belum mengatakan saya siap sebagai calon presiden," ucap Hidayat Nur Wahid, Senin (17/4).
Benarkah Prabowo hanya menyatakan kesiapan? Simak video berikut ini.
"Saya menyatakan diri tunduk dan patuh. Saya menerima keputusan ini sebagai suatu penugasan, sebagai suatu amanah, suatu perintah, dan saya siap melaksanakannya," kata Prabowo.
ADVERTISEMENT
Kekhawatiran PKS tak memberikan dukungan, pernah disampaikan langsung oleh Prabowo di hadapan para pengurus DPP dan 34 Ketua DPD Gerindra se-Indonesia yang berkumpul di kediamannya Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (26/3).
Dalam pertemuan itu, Prabowo berharap para pengurus Gerindra tak buru-buru mendesaknya menjadi capres. Prabowo perlu mendapat kepastian soal PKS. Sebab di atas kertas, hanya PKS yang paling mungkin mengantarkan Prabowo ke kursi capres. PAN, sulit diharapkan.
Peta Pilpres 2019. (Foto: Chandra Dyah A/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Peta Pilpres 2019. (Foto: Chandra Dyah A/kumparan)
"Pak Prabowo berkali-kali menyampaikan bahwa jangan gede rumongso, jangan berasa sudah besar Gerindra. Gerindra harus membangun komunikasi dengan mitra-mitra dan diharapkan Gerindra bisa mendengar aspirasi rakyat dan apa yang diinginkan masyarakat," ucap Wakil Ketua Dewan Pembina, Sandiaga Uno, mengungkap hasil pertemuan, Senin (26/3).
ADVERTISEMENT
Di kesempatan lain, bahkan Prabowo pernah menyampaikan langsung bahwa kepastiannya maju dalam Pilpres tidak akan diputuskan dalam waktu dekat, bukan April.
"Kita lihat nanti. Bisa Mei, bisa Juli," kata Prabowo kepada wartawan, Kamis (22/3).
Namun, rupanya hanya sekitar 3 minggu sejak Prabowo menyampaikan kekhawatirannya soal koalisi itu, Gerindra menggelar Rakonas bagi Prabowo untuk menyatakan kesiapan sebagai capres.
Prabowo Subianto di Rakornas Gerindra (Foto: Dok. Gerindra)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo Subianto di Rakornas Gerindra (Foto: Dok. Gerindra)
Direktur Saiful Mujani Research Consulting (SMRC), Sirojudin Abbas, menilai PKS sedang menerka-nerka manuver Gerindra yang mendeklarasikan Prabowo. PKS --seperti disampaikan Hidayat Nur Wahid, menduga Prabowo bisa saja menyerahkan mandat itu kepada orang lain.
"Saya kira PKS cukup sensitif membaca manuver Gerindra belakangan ini, dan kelihatannya PKS mulai menangkap intensi sebenarnya Pak Prabowo itu bukan untuk mendeklarasikan diri maju sebagai calon presiden, tapi mungkin hal lain," ucap Sirojudin kepada kumparan (kumparan.com), Selasa (17/4)
ADVERTISEMENT
Menurut Sirojudin, deklarasi Prabowo di Rakornas sebetulnya hanya konsolidasi internal untuk menghindari perpecahan di dalam internal kader Gerindra. Ada kader yang ingin Prabowo maju lagi di Pilpres, tapi ada juga yang menghendaki bergabung dengan Jokowi.
"Nah, mereka menghadapi dilema serius, kalau Prabowo gabung Jokowi, maka risiko terhadap Gerindra besar akan kehilangan dukungan karena selama ini dimobilisasi oleh persamaan sikap oposan terhadap pemerintah. Suara ini akan bubar jika Prabowo mendeklarasikan diri maju dengan Jokowi jadi wakil," paparnya.
Sementara jika Prabowo maju sebagai capres, perhitungan untuk menangnya sangat berat. Namun keputusan itu bisa menyelamatkan Gerindra di Pemilu Legislatif sekaligus mengkonsolidasikan internal.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Sirojudin menilai deklarasi Prabowo itu sebetulnya hanya testing the water saja untuk mengukur seberapa besar arus sungai yang mendorongnya menjadi capres.
"Jika responsnya positif, maka akan terus maju. Jika negatif, Pak Prabowo tidak akan maju dan mungkin memberi kesempatan kepada orang lain. Nah, ketidakpastian ini membuat PKS semakin ragu untuk mendialogkan atau menegosiasikan kerja sama koalisi ini, karena PKS butuh kepastian," pungkasnya.
PKS umumkan Cagub dan Cawagub Koalisi  (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
PKS umumkan Cagub dan Cawagub Koalisi (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
PKS akan memutuskan sikapnya di Pilpres 2019 itu dalam musyawarah Majelis Syuro akhir bulan ini. Rencananya, Prabowo akan turut hadir dalam forum beranggotakan 66 pengurus PKS yang dipimpin Salim Segaf Aljufri itu.
Akankah PKS memberikan tiket untuk Prabowo Subianto?