Tari Jaranan Buto Sebagai Eksplorasi Kreativitas Peserta Didik di Banyuwangi

Putri Nurlia Rosydi
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang
Konten dari Pengguna
22 Mei 2024 9:55 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Putri Nurlia Rosydi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seni adalah ekspresi kreatif manusia yang melibatkan penggunaan imajinasi, keterampilan, dan estetika untuk menyampaikan ide, emosi, atau pengalaman. Seni dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, termasuk lukisan, patung, musik, sastra, tari, teater, arsitektur, dan banyak lagi. Melalui seni, manusia dapat mengekspresikan dan menyampaikan gagasan, nilai-nilai, dan perasaan yang mendasarinya, serta menciptakan pengalaman yang mendalam bagi mereka yang terlibat dalam apresiasi karya seni tersebut. Seni juga memiliki peran penting dalam budaya dan sejarah manusia, memperkaya kehidupan individual dan kolektif serta mempromosikan pemahaman lintas budaya dan refleksi terhadap dunia di sekitar kita.
ADVERTISEMENT
Menurut Herbert Read, seni adalah realisasi imajinasi manusia dalam bentuk visual atau audio yang bisa dilihat, disentuh, didengar, atau dihayati. Leo Tolstoy mengatakan seni adalah ekspresi emosi manusia melalui bentuk-bentuk yang berbeda, seperti musik, lukisan, atau tulisan. John Dewey juga mengatakan bahwa seni adalah proses dinamis yang melibatkan interaksi antara pengamat, karya seni, dan konteksnya, yang membawa pengalaman estetis yang berarti. Sedangkan menurut Arthur Danto, seni adalah apapun yang dianggap sebagai seni oleh komunitas seni pada suatu waktu tertentu.
Ki Hajar Dewantoro, atau lebih dikenal dengan nama pendidikan “Taman Siswa”, memiliki pandangan yang unik tentang seni. Baginya, seni memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan dan pembentukan karakter individu. Menurutnya, seni bukan hanya sekedar kegiatan hiburan atau pencapaian estetis semata, tetapi juga memiliki nilai-nilai moral dan pendidikan yang sangat besar. Ki Hajar Dewantoro meyakini bahwa seni memiliki kekuatan untuk mengembangkan sikap kreatif, kepribadian,, dan kepekaan sosial seseorang.
ADVERTISEMENT
Melalui seni, seseorang dapat belajar menghargai keindahan, mengembangkan imajinasi, serta memahami nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan. Dalam konteks pendidikan, Ki Hajar Dewantoro mendorong integrasi seni ke dalam kurikulum sebagai cara untuk memperkaya pengalaman belajar peserta didik dan membantu mereka berkembang secara holistik. Baginya, seni bukan hanya mata pelajaran tambahan, tetapi merupakan bagian integral dari proses pembelajaran yang dapat membantu menciptakan individu yang lebih berbudaya, kreatif, dan peduli terhadap lingkungan sosialnya.
Tari merupakan bentuk seni pertunjukan yang melibatkan gerakan tubuh yang diatur secara estetis dan disusun secara ritmis. Ini adalah ekspresi budaya yang sangat kaya dan bervariasi di seluruh dunia, memanifestasikan tradisi, kepercayaan, dan cerita dari berbagai komunitas manusia. Tari sebagai seni pertunjukan memiliki beberapa elemen utama yang mencakup gerakan tubuh, ritme, ekspresi, musik, kostum, serta properti. Gerakan tubuh merupakan inti dari tari, di mana penari menggunakan tubuhnya untuk mengekspresikan berbagai emosi, cerita, atau pesan kepada penonton.
ADVERTISEMENT
Selain gerakan tubuh, ekspresi juga menjdi elemen penting dalam tari. Penari menggunakan wajah dan tubuhnya untuk menyampaikan berbagai emosi, mulai dari kegembiraan hingga kesedihan, untuk mengkomunikasikan cerita atau makna yang ingin disampaikan dalam pertunjukan. Musik juga sering menjadi bagian tak terpisahkan dari tarian. Musik yang mengiringi tarian bisa berupa alat musik langsung maupun rekaman, dan sering kali memiliki peran penting dalam menciptakan suasana pertunjukan yang tepat.
Tari Jaranan Buto Khas Banyuwangi. Sumber: Facebook, Rian Ari Ramadhan
Tari jaranan buto adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Jawa Timur, khususnya daerah Banyuwangi. Tarian ini memiliki unsur-unsur yang khas termasuk gerakan-gerakan yang dinamis, musik tradisional Jawa, serta kostum dan tata rias yang mencolok.secara historis, tari jaranan buto memiliki kaitan dengan upacara-upacara tradisional, termasuk dalam konteks upacara adat atau sebagai bagian dari perayaan ritual. Dalam pertunjukan tari ini, biasanya terdapat cerita atau pertunjukan teatrikal yang menggambarkan pertarungan antara tokoh-tokoh heroik melawan makhluk-makhluk gaib atau kekuatan jahat.
ADVERTISEMENT
Tari jaranan buto dapat menjadi salah satu materi yang menarik untuk diperkenalkan kepada peserta didik di sekolah dasar. Berikut beberapa cara dimana tarian ini bisa diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah dasar:
1. Pendidikan Seni Budaya: tari jaranan buto dapat diajarkan sebagai bagian dari mata pelajaran seni budaya di sekolah dasar. Peserta didik dapat mempelajari aspek-aspek dasar dari tarian ini, termasuk gerkan, musik, kostum, dan makna-makna budaya yang terkandung di dalamnya.
2. Pembelajaran Multidisiplin: guru dapat mengintegrasikan tari jaranan buto ke dalam berbagai mata pelajaran lainnya seperti sejarah, bahasa indoneia, dan bahasa jawa. Ini memungkinkan peserta didik untuk mempelajari konteks budaya dan sejarah di balik tarian ini, serta mengembangkan pemahaman tentang seni dan budaya tradisional.
ADVERTISEMENT
3. Kegiatan Ekstrakurikuler: sekolah dapat menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler berupa klub atau kelompok tari jaranan buto bagi peserta didik yang tertarik untuk lebih mendalami seni pertunjukan tradisional. Ini memberi kesempatan bagi peserta didik untuk berlatih, berkreativitas, dan tampil di depan publik.
4. Pertunjukan Sekolah: peserta didik dapat mempersiapkan pertunjukan tari jaranan buto sebagai bagian dari acara seni sekolah, seperti perayaan hari besar atau acara akhir tahun. Ini memberi mereka kesempatan untuk menunjukkan apa yang telah mereka pelajari kepada rekan sekelas, guru, dan orang tua.
5. Kolaborasi dengan Komunitas Lokal: sekolah dapat menjalin kerjasama dengan komunitas lokal yang menguasai tari jranan buto untuk memberikan pelatihan dan dukungan dalam pengajaran tarian ini. Hal ini tidak hanya memperkaya pengalaman belajar peserta didik, tetapi juga memperkuat hubungan antara sekolah an komunitas.
ADVERTISEMENT
Tarian jaranan buto dapat menjadi medium yang sangat potensial untuk menggali dan mengembangkan kreativitas peserta didik di daerah Banyuwangi. Berikut ini beberapa cara di mana tarian ini dapat digunakan sebagai eksplorasi kreativitas:
1. Penelusuran sejarah dan makna: peserta didik dapat belajar tentang sejarah dan makna dari tari jaranan buto. Ini melibatkan memahami asal-usul tarian, cerita-cerita yang terkait dengannya, serta nilai-nilai budaya yang disampaikannya. Dengan memahami latar belakang dan makna tarian, peserta didik dapat mengeksplorasi kreativitas mereka dengan menginterpretasikan elemen-elemen tersebut dalam karya-karya baru.
2. Inovasi gerakan dan ekspresi: meskipun tari jaranan memiliki gerakan dan ekspresi yang sudah ditetapkan, peserta didik dapat diundang untuk berinovasi dan mengekspresikan diri mereka sendiri melalui gerakan-gerakan baruu dan ekspresi yang lebih personal. Mereka dapat diajak untuk menciptakan variasi gerakan, memperluas ekspresi, atau menambahkan sentuhan-sentuhan kreatif lainnya yang memperkaya penampilan tarian.
ADVERTISEMENT
3. Kostum dan tata rias: bagian integral dari tari jaranan buto adalah kostum dan tata rias yang mencolok. Peserta didik dapat mengembangkan kreativitas mereka dengan mendesain kostum-kostum baru atau menambahkan elemen-elemen kreatif ke dalam tata rias yang ada. Ini tidak hanya melibatkan keterampilan desain dan seni rupa, tetapi juga memungkinkan peserta didik untuk menyampaikan pesan atau tema tertentu melalui penampilan visual mereka.
4. Kolaborasi seni lain: selain sebagai tarian, tari jaranan buto juga melibatkan aspek-aspek lain seperti musik, nyanyian, dan kadang-kadang teater. Peserta didik dapat didorong untuk berkolaborasi dengan seniman-seniman lain dalam komunitas, seperti musisi lokal atau pembuat latar belakang, untuk menciptakan pengalaman seni yang lebih holistik.
5. Pertunjukan dan penyampaian kreatif: melalui latihan dan pertunjukan reguler, peserta didik dapat mengasah keterampilan mereka dalam menyampaikan kreativitas mereka secara publik. Mereka dapat belajar tentang elemen-elemen penting seperti ritme, koordinasi, dan penyampaian emosi yang efektif. Ini juga memberi mereka kesempatan untuk menemukan gaya penampilan mereka sendiri dan mengembangkan kepercayaan diri dalam berkomunikasi melalui seni.
ADVERTISEMENT
Dengan menggunakan tari jaranan buto sebagai titik pijak, peserta didik di Banyuwangi dapat mengeksplorasi berbagai aspek kreativitas mereka dalam konsteks budaya lokal yang kaya dan beragam. Ini tidak hanya mengembangkan keterampilan seni mereka, tetapi juga memperkuat rasa identitas dan kebanggaan akan warisan budaya mereka sendiri.
Tari Jaranan Buto Khas Banyuwangi. Sumber: Facebook, Rian Ari Ramadhan
Penulis: Rizky Okta Wardani dan Putri Nurlia Rosydi
Universitas Muhammadiyah Malang
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar